Agar Kinerja Bisnis Positif, Perbankan Berlomba-lomba Go Digital

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Agar Kinerja Bisnis Positif, Perbankan Berlomba-lomba Go Digital


JawaPos.com – Transformasi digital memperluas akses layanan perbankan tanpa batas kepada masyarakat. Berbagai produk layanan keuangan yang praktis, cepat, dan efisien ditawarkan. Langkah tersebut sebagai upaya keberlanjutan bisnis ke depan. Bahkan, bisa membuat suku bunga kredit semakin murah.

PT Bank CIMB Niaga Tbk menangkap peluang itu. Head of consumer products, preference, and Personalization Bank CIMB Niaga Noviady Wahyudi menuturkan, health awareness nasabah meningkat drastis di masa pandemi Covid-19. Mengurangi kegiatan di luar rumah, memilih transaksi contactless services dan pembayaran non-tunai (cashless payment), serta membutuhkan layanan yang cepat dan responsif.

“Artinya, nasabah melihat transaksi digital bukan lagi sebagai komplementer, namun sebagai kebutuhan utama,” kata Noviady secara virtual, kemarin (23/9).

Dia juga menyadari, setiap konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda. Tapi, hasil dari observasi CIMB menunjukkan bahwa terdapat kesamaan aktivitas finansial yang dilakukan sehari-hari. Meliputi, top up e-wallet, tarik tunai, dan transfer uang.

Melalui tabungan digital OCTO Savers, nasabah bisa melakukan tiga transaksi tersebut. Noviady menargetkan akuisisi nasabah baru mencapai 50 ribu per bulan. CIMB Niaga membebaskan biaya 60 kali setiap bulan untuk produk tersebut. Rinciannya, bebas biaya 20 kali untuk top up e-wallet, gratis biaya 20 kali tarik tunai di ATM apa saja, dan bebas biaya 20 kali transfer antar bank.

“Juga bebas biaya administrasi bulanan dengan minimum saldo Rp 2 juta pada bulan sebelumnya. Bagi nasabah yang memiliki payroll di CIMB Niaga, tidak disyaratkan saldo minimum,” jelasnya.

Meski tidak akan mendapatkan pendapatan berbasis komisi (fee based income), kata Noviady, pihaknya melihat nasabah akan meningkatkan kepemilikan berbagai produk bank lainnya. Ketika nasabah menggunakan CIMB Niaga sebagai rekening utama, biasanya produk yang akan dibeli akan meningkat. Sehingga fee based income tetap bisa diperoleh dari produk lainnya.

Nasabah bisa membuka tabungan digital OCTO Savers baik konvensional maupun Syariah melalui aplikasi OCTO Mobile. “Praktis, langsung dari ponsel di genggaman tangan, tanpa perlu datang ke kantor cabang,” ujarnya.

Transformasi digital juga dilakukan oleh bank pembangunan daerah (BPD). Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menperkirakan, digitalisasi bisa menurunkan suku bunga kredit perbankan. Seiring meningkatnya pelaku pasar menggunakan platform digital untuk bertransaksi.

“Meski demikian, yang menjadi perhatian utama nasabah bukan hanya suku bunga kredit, tapi kecepatan, akurasi, dan kenyamanan. Ini menjadi tantangan kami di BPD. Bunga kredit semakin rendah iya, tapi soal keamanan, kenyamanan, dan kecepatan akan menjadi preferensi utama dalam masyarakat digital,” beber Supriyatno.

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) Agus Syabarrudin mengamini hal tersebut. Menurut dia, ada potensi penurunan suku bunga kredit. Namun, tergantung pada permintaan dan suplai yang ada.

Saat ini menurutnya BPD tengah mempersiapkan diri melakukan transformasi digital. Sehingga cost of fund bisa menjadi lebih rendah. “Bank Banten tidak akan mau masuk ke full bank digital, tapi hybrid dari sisi proses layanan kami digitalisasi, dan proses layanan yang human touch juga harus dijaga,” jelasnya.

Konsep tersebut nantinya akan dikembangkan. Menggandeng pihak ketiga tanpa harus ada biaya operasional tinggi dan mempengaruhi suku bunga kredit akan menjadi tantangan ke depan.


Agar Kinerja Bisnis Positif, Perbankan Berlomba-lomba Go Digital