Harga Telur Anjlok, Pelaku Usaha Sebar Ratusan Kilogram Telur ke Warga

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Harga Telur Anjlok, Pelaku Usaha Sebar Ratusan Kilogram Telur ke Warga


JawaPos.com – Harga telur ayam, beberapa hari belakangan ini merosot tajam. Anjlok hingga menyentuh Rp 14 ribu per kilogram. Padahal, harga keekonomian telur sekitar Rp 20 ribu per kilogram. Tak ayal, ribuan peternak ayam petelur pun kelimpungan. Tidak terkecuali di Gresik.

Beberapa di antara mereka pun mengobral komoditas pangan yang kaya protein tersebut. Bahkan, memilih membagi-bagikannya kepada warga terdampak PPKM. Salah seorang di antaranya Evi Rendra, pelaku usaha peternak ayam petelur asal Gresik Kota Baru (GKB).

Minggu pagi (5/9), Evi bersama keluarganya membawa ratusan kilogram telur ayam itu untuk dibagikan ke warga. Mereka berkeliling mencari para pekerja di jalanan yang pagi sudah sibuk mencari nafkah. Mulai petugas kebersihan hingga tukang becak. Setiap dari mereka mendapat sekantong telur dengan 1 kilogram plus uang Rp 50 ribu.

Senyum para warga terdampak PPKM itu pun mengembang. Mereka berucap syukur. ‘’Sebetulnya ketika harga telur naik, kami juga berbagi. Tapi, ketika harga anjlok seperti sekarang, berbaginya semakin banyak. Biar semakin berkah dan manfaat,’’ kata Evi.

Dia mengungkapkan, aksi bagi-bagi tersebut untuk membantu para pekerja di jalanan. Mereka tentu juga terdampak PPKM. Selain itu, sekaligus sebagai edukasi dan kampanye untuk gemar mengkonsumsi telur ayam. Terlebih, masa pandemi yang entah kapan akan berakhir. Sebab, telur kaya akan protein sehingga dapat menjaga kesehatan tubuh.

Menurut Evi, harga telur anjlok terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Bisa jadi lantaran dampak PPKM. Selama kebijakan tersebut aktivitas masyarakat menjadi sangat terbatas. Tempat-tempat usaha tidak berjalan normal. Mulai kuliner, wisata hingga hajatan. Imbasnya, hukum ekonomi supply and demand berlaku. Artinya, karena permintaan sepi, stok barang tinggi, maka harga menjadi turun. ‘’Daya beli masyarakat juga menurun,’’ paparnya.

Dia menjelaskan, para pelaku usaha ayam petelur pasti menjerit dengan kondisi seperti sekarang. Betapa tidak, harga telur sedang berada di titik terendah. Yakni, berkisar Rp 14 ribu – Rp 15 ribu per kilogramnya. Padahal, kalau dikalkulasi, harga pokok produksi sekitar Rp 20.000 – Rp 20.500 per kilogram. ‘’Ya pasti menjerit. Harga telur anjlok, sementara harga pakan melambung sejak awal tahun,’’ ucap dia.

Harga pakan tersebut mulai jagung, bekatul, hingga konsentrat. Jika dirata-rata normalnya antara Rp 4.500-Rp 5.000 per kilogram. Tapi, kini naik sampai Rp 6.500.

Evi dan para pelaku usaha ayam petelur lain tentu berharap kondisi seperti sekarang mendapat atensi dari pemerintah. Mereka harus hadir untuk dapat membantu salah satu sektor usaha ketahanan pangan tersebut. Bisa dengan pemberian subsidi untuk kebutuhan pakan, bantuan modal, hingga intervensi kebijakan lain. Misalnya, ikut gencar mengampanyekan satu hari satu telur sehingga permintaan akan telur meningkat.

‘’Jangan sampai karena kondisi seperti sekarang, banyak pelaku usaha ayam petelur ramai-ramai banting setir karena merasa sudah tidak prospek. Lalu, pemerintah jadi impor telur,’’ ungkapnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Gresik Agus Budiono mengatakan, memang belakangan harga komoditas telur beberapa hari anjlok. Kondisi itu salah satunya dipengaruhi jumlah permintaan konsumen.

Dia pun heran kenapa daya beli masyarakat terhadap telur malah turun di tengah pandemi. “Ini kan salah satu sumber protein yang tergolong murah dibandingkan yang lain. Kami akan pelajari dulu apa penyebabnya,” ujarnya.


Harga Telur Anjlok, Pelaku Usaha Sebar Ratusan Kilogram Telur ke Warga