Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung Diawasi Ketat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung Diawasi Ketat


JawaPos.com–Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memastikan akan melakukan pengawasan ketat di kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Kota Bandung serta sejumlah titik yang terindikasi ada kerumunan akibat euforia warga. Sebab, kerumunan tersebut berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.

”Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Kota Bandung menjadi fokus pengawasan dengan melibatkan TNI, Polri, serta Satpol PP,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Bandung.

Ridwan Kamil menyebut terindikasi ada euforia terpantau di dua kawasan tersebut. yakni Puncak Bogor dan Dipatiukur, Kota Bandung. Untuk Puncak Bogor, Polda Jabar mulai Jumat (3/9), sudah memberlakukan penerapan ganjil-genap selama tiga hari ke depan. Ganjil genap juga diberlakukan di Kota Bandung, tepatnya di semua pintu masuk tol kepada kendaraan di luar pelat D, yakni nomor kendaraan di kawasan Bandung.

”Sebagai antisipasi kita akan berlakukan ganjil-genap oleh Polda Jabar sampai Minggu (5/9), kemudian di Bandung Raya untuk tamu-tamu yang pelatnya bukan D itu dilakukan juga ganjil-genap,” terang Ridwan Kamil.

Petugas juga akan melakukan razia restoran maupun kafe di kawasan Dipatiukur. Dari laporan yang diterima, banyak restoran yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas pengunjung dan terjadi kapasitas penuh.

”Akan dilakukan razia-razia untuk restoran-restoran dan kafe yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas sehingga menimbulkan full capacity,” tutur Ridwan Kamil.

Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung sebelumnya sempat menjadi perhatian publik karena ada kerumunan warga di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Warga dianggap euforia karena merasa pandemi sudah terkendali karena banyak kabupaten/kota level PPKM-nya turun menjadi lebih baik dan keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit yang saat ini ada posisi belasan persen.

Padahal, kata Gubernur, angka kematian nasional akibat Covid-19 masih di atas angka global bahkan bertahan sejak setahun lalu. Gubernur berkali-kali meminta warga tetap waspada menjalankan protokol kesehatan. Aparat keamanan di kabupaten/kota pun diminta menggelar operasi prokes di titik-titik rawan.

”Euforia tentu tidak kita harapkan karena kita sedang berproses,” papar Ridwan Kamil.

Gubernur melaporkan, per 3 September tingkat keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit atau BOR Jabar ada di posisi 15,38 persen. Kasus aktif kini mencapai 16.724 orang atau kedua tertinggi setelah Jawa Tengah.

”Kemudian risiko tinggi sudah tidak ada, mayoritas risiko rendah yaitu kuning,” tutur Ridwan Kamil.

Dari sisi PPKM, terdapat enam daerah yang berada di level 2, yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Sukabumi, Majalengka, Indramayu, Cianjur, dan Garut. Sementara 21 daerah lainnya ada di level 3.

Sementara itu, Polres Cianjur, Jawa Barat, melakukan uji coba sistem ganjil-genap di Jalur Puncak–Cianjur. Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan mengatakan, telah berkoordinasi dengan Polres Bogor sebelum menerapkan gajil-genap.

”Pemeriksaan pelat nomor kendaraan sistem ganjil-genap dilakukan dari Bundaran Tugu Lampu Gentur, By Pass, Cianjur hingga Kawasan Puncak Pass dan berlaku untuk kendaraan nopol luar kota disesuaikan dengan tanggal,” kata Doni.

Untuk kendaraan nopol Cianjur baik genap ataupun ganjil tetap dapat melintas di jalur tersebut. Pengendara nopol luar kota yang berdomisili di sepanjang jalur tersebut dapat menunjukkan KTP.

Pihaknya tetap melakukan rekayasa arus ketika terjadi kepadatan di sepanjang Jalur Puncak–Cianjur seiring tingginya volume kendaraan yang melintas karena tempat wisata sudah mulai buka kembali.

Puluhan petugas disiagakan di kedua titik untuk penerapan ganjil-genap. Sejumlah jalur protokol Cianjur, sempat terlihat antrean kendaraan dengan laju tersendat.


Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung Diawasi Ketat