Terdampak Pandemi, MUI Ungkap Ada Da’i Sampai Kesulitan Gas dan Minyak

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Terdampak Pandemi, MUI Ungkap Ada Da’i Sampai Kesulitan Gas dan Minyak


JawaPos.com – Dampak Pandemi Covid-19, khususnya aspek ekonomi, juga dirasakan para da’i atau penceramah. Kondisi ini disampaikan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis. Dia mengatakan umat Islam atau dermawan harus peka. Jangan sampai pada da’i itu sampai meminta-minta bantuan.

Dengan kondisi tersebut, Nafis menyambut baik gerakan nasional sejahterakan dai Indonesia oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT). Melalui gerakan itu mereka menyalurkan bantuan dana operasional Rp 1 juta/bulan untuk para dai, penceramah, dan sejenisnya. Total akan ada seribu orang penerima.

Nafis menyampaikan gerakan tersebut merupakan kolaborasi antara ACT dengan MUI. ACT bertugas sebagai lembaga pengelola dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) serta wakaf dari masyarakat. Sedangkan MUI nantinya menyiapkan data dai di bawah naungan mereka yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk tahap awal bantuan dana operasional itu diberikan kepada seribu dai.

’’Bukan MUI yang meminta bantuan. Tetapi kami memikirkan para dai,’’ katanya di kantor MUI pusat Rabu (15/9). Nafis mengatakan dirinya menyaksikan langsung bagaimana para dai, penceramah, guru ngaji, serta penjaga masjid atau marbot terdampak pandemi Covid-19.

Mulai dari kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dapur sampai keperluan lainnya. “Tidak punya gas untuk masak. Tidak punya minyak,” jelasnya. Nafis mengatakan para dai tersebut tentu tidak akan sampai meminta-minta bantuan di tengah kesulitan akibat pandemi. Begitupun ketika tampil di hadapan umat, para dai yang sejatinya kesulitan itu tetap tampil meyakinkan untuk menjaga kehormatan sebagai dai. ’’Tetapi kitanya yang harus peka,’’ jelasnya.

Dia berharap program serupa juga bisa dilakukan oleh lembaga lain atau bahkan pemerintah. Sehingga pemerintah tidak hanya memperhatikan para pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19. Tetapi juga memikirkan keseharian para dai, penceramah, marbot masjid, guru ngaji, dan lainnya. Sehingga mereka tetap bisa hidup sejahtera di tengah pandemi Covid-19.

Pendiri ACT Ahyudin mengatakan, peran para dai sangat penting. Yaitu untuk mencerahkan umat. Dia mengatakan bantuan operasional yang mereka beraikan adalah Rp 1 juta per bulan untuk 1.000 orang dai. Selain itu para dai yang menerima bantuan itu juga diberi paket beras wakaf dan air minum wakaf.

’’Jangan sampai dai menjadi tangan di bawah,’’ katanya. Dia mengatakan bantuan tersebut baru awalan. Nantinya akan semakin banyak dai yang mereka bantu. Ke depan juga akan disiapkan bantuan lain kepada para dai. Seperti bantuan alat transportasi berupa motor dan lainnya.


Terdampak Pandemi, MUI Ungkap Ada Da’i Sampai Kesulitan Gas dan Minyak