Karsa, Wadah Nongkrong Lintas Komunitas Anak Muda Surabaya

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Karsa, Wadah Nongkrong Lintas Komunitas Anak Muda Surabaya


Kumpulan anak muda tidak selalu identik dengan hura-hura. Itu dibuktikan oleh komunitas Kita Arek Surabaya alias Karsa. Komunitas yang beranggota generasi milenial itu rutin menggelar aksi amal dengan membagikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan.

UMAR WIRAHADI, Surabaya

GERIMIS masih turun ketika beberapa orang berjalan menyusuri Jalan Kapasan Minggu dini hari (20/12) pukul 01.00. Suasana cukup lengang. Tidak banyak kendaraan yang melintas. Di pojok jalan itu berjejer beberapa becak.

Mereka kemudian menghampiri deretan becak itu. Dengan langkah pelan, anak-anak muda tersebut lalu menyodorkan sesuatu kepada para tukang becak yang sebagian sudah terlelap. Namun, ada juga yang masih terjaga. ”Maaf mengganggu, Pak. Ini ada nasi kotak. Monggo di-dahar,” kata salah seorang pemuda dengan suara pelan.

Kedatangan anak-anak muda yang tak disangka-sangka itu membuat para tukang becak semringah. Mereka lalu menyantap makanan tersebut dengan lahap. Selain di Jalan Kapasan, mereka juga menyisir sejumlah lokasi lain. Selain tukang becak, mereka menemukan sejumlah ”manusia kardus” di pinggir jalan yang tidur di dalam gerobak bawaannya. ”Sasaran kami memang orang-orang yang butuh. Kami niatkan untuk berbagi,” kata Wildan Fariz, salah seorang anggota Karsa, kepada Jawa Pos kemarin (23/12).

Malam itu mereka membagikan 800 nasi kotak. Itu adalah sumbangan dari 74 anggota Karsa. Sebagai komunitas, anggotanya rata-rata anak muda yang masih kuliah. Tapi, ada juga yang sudah bekerja dengan membuka usaha mandiri. Misalnya, usaha sablon, jasa printing, hingga tukang cukur. ”Kita galang dengan swadaya. Ini untuk asah kepedulian saja,” tutur pemuda 25 tahun itu.

Bagi-bagi makanan kepada orang yang membutuhkan menjadi salah satu kegiatan amal yang rutin digelar anggota Karsa. Sebagai komunitas anak muda, mereka tentu juga kerap mengadakan kegiatan khas milenial. Misalnya, bermain musik, nobar film, turnamen game, lomba stand-up comedy, hingga pameran UMKM anak muda. Sekretariat mereka di Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 23 dijadikan sebagai pusat kegiatan.

Ketua Karsa Arderio Hukom menceritakan, komunitas tersebut terbentuk pada 2015. Ide awal terbentuknya Karsa ingin menjadi wadah kreatif bagi anak muda Surabaya. Juga menjadi penghubung komunikasi antarkomunitas anak muda yang lain. ”Di Surabaya kan banyak komunitas anak muda. Nah, kita ingin Karsa sebagai penghubung supaya tidak eksklusif. Agar ada kolaborasi di kalangan anak muda,” tutur Arderio Hukom.

Baca Juga: Jokowi Sedang Menyiapkan Pemimpin Masa Depan dari Kalangan Teknokrat

Para anggota Karsa juga berupaya untuk melek politik. Dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota (pilwali) Surabaya pada 9 Desember lalu, kumpulan anak muda tersebut mendeklarasikan gerakan sliding politik uang. Gerakan itu, tutur Arderio, merupakan sikap generasi milenial Surabaya yang menolak money politics untuk memenangkan kontestasi. ”Melalui gerakan ini, anak-anak muda Surabaya tidak dapat dibeli dalam memilih pemimpinnya,” kata Arderio.

Dia bilang, anak-anak muda harus berdaulat dalam bersikap. Termasuk mementukan sikap politik dalam memilih pemimpin. Sehingga saat pilwali lalu, meski bukan bagian penyelenggara, Karsa tetap terlibat dalam melakukan pengawasan. Mulai proses distribusi surat suara hingga proses pencoblosan di TPS. Terutama mengedukasi masyarakat untuk berani menolak politik uang.

”Kalau anak mudanya saja bisa dibeli, bagaimana nasib dan masa depan rakyat? Anak muda harus jadi corong,” tegas alumnus Fakultas Hukum (FH) Unair itu. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Karsa, Wadah Nongkrong Lintas Komunitas Anak Muda Surabaya