Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Sidoarjo Masih Penuh

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Sidoarjo Masih Penuh


JawaPos.com – Hari libur tidak banyak berpengaruh terhadap kapasitas ruang isolasi. Hingga Senin (28/12), rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 penuh. Bahkan, beberapa pasien masih stagnan di ruang isolasi instalasi gawat darurat (IGD).

Di RSUD Sidoarjo, ada 37 pasien yang masih stagnan di ruang isolasi IGD lantai 1. Hingga siang hari, mereka belum mendapat kamar. Ruang isolasi khusus pasien Covid-19 di Gedung Mawar Merah Putih (MMP) masih penuh. Termasuk di ruang isolasi biasa. Belum ada tempat tidur yang kosong. Di rumah sakit rujukan lain, kondisi ruang isolasi tidak jauh berbeda dengan RSUD.

Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah, Tulangan, Tjatur Prijambodo menyatakan, pada Minggu (27/12), ruang isolasi bagi pasien Covid-19 di rumah sakitnya sudah penuh. Padahal, tempat tidur telah ditambah dari 12 bed menjadi 13 bed sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Semuanya telah terisi.

Kemarin siang jumlah pasien berkurang. Ada pasien yang keluar rumah sakit. ”Terisi delapan tempat tidur. Rencananya, ada pasien (Covid-19) yang mau masuk,” ungkap Tjatur.

Dengan begitu, rumah sakit rujukan itu tidak dapat menerima pasien Covid-19 dalam jumlah banyak lagi. Tersisa empat bed jika pasien baru tiba dan mengisi salah satu tempat tidur yang kosong. Padahal, menurut Tjatur, saat ini kasus positif terus naik. Tren belum menunjukkan penurunan. Puncaknya belum terjadi karena jumlah kasus bertambah terus. ”Tanda-tanda grafik melandai pun belum terlihat,” katanya.

Kepala Ruang Humas RS Siti Hajar Tri Restu Juwita menegaskan, ruang isolasi di rumah sakitnya juga sudah terisi pasien Covid-19 semua. ”Ada juga dua pasien di rawat inap biasa. Hasil swab positif sore ini (kemarin) dan baru dapat ruang isolasi khusus (RIK),” kata dia.

Bahkan, masih ada pasien yang stagnan di IGD. Mereka menunggu kamar isolasi. Ada sekitar 90 tempat tidur isolasi yang tersedia, tetapi sudah terisi penuh saat ini. Sementara pasien yang datang ke IGD masih terus mengalir. ”Kami merujuk ke RS rujukan juga penuh,” ungkapnya. Kadang pasien di IGD baru mendapat kamar jika ada yang keluar rumah sakit (KRS) dari ruang isolasi.

Kepala Humas RS Anwar Medika Nia Arizona menuturkan, kondisi serupa terjadi di rumah sakitnya. Ruang isolasi yang tersedia sudah terisi pasien yang terkonfirmasi positif korona. Sebanyak 71 orang berada di ruang rawat inap. ”Ada delapan pasien yang stagnan di ruang IGD,” ungkapnya.

Penuhnya RS rujukan Covid-19 itu membuat dewan bereaksi. Mereka meminta pemerintah segera melakukan evaluasi guna menjawab permasalahan kasus yang terus naik. ”Sekarang tindakan pencegahan Covid-19 tidak seperti dulu lagi. Mulai agak kendur,” ujar Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori.

Baca Juga: Covid-19, Proyek Macet, Tagihan Mandek, Aset-Aset Perusahaan Dilelang

Masyarakat juga sering abai terhadap penerapan protokol kesehatan. Misalnya, berkumpul di tempat keramaian tanpa menjaga jarak. Bahkan, banyak di antara mereka yang tidak memakai masker. Termasuk saat acara keluarga seperti pernikahan. Itulah salah penyebab munculnya klaster Covid-19 keluarga. Setelah acara, ada yang sekeluarga positif korona dan dirawat di rumah sakit. ”Penerapan prokes di acara yang menghadirkan banyak orang harus benar-benar ketat,” tegasnya.

Upaya itu dilakukan agar masyarakat yang sakit segera mendapat pertolongan. Termasuk mereka yang tidak bergejala. Sebab, ruang isolasi di hotel yang disediakan pemerintah sudah penuh. ”Ruang isolasi di Mal Pelayanan Publik (MPP) dapat kembali dibuka,” katanya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Sidoarjo Masih Penuh