Kawan Netra Bantu Pulihkan Perekonomian Penyandang Tunanetra

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kawan Netra Bantu Pulihkan Perekonomian Penyandang Tunanetra


Sejak wabah korona meluas, penyandang tunanetra jatuh bangun. Hari-hari menjadi semakin getir karena tidak ada pemasukan untuk menopang kehidupan keluarga. Dari situ lantas muncul gerakan bernama Kawan Netra dari Yayasan Urunan Kebaikan.

NURUL KOMARIYAH, Surabaya

SEBUAH kampanye sosial bertajuk Ayo Pijat ke Tunanetra digelar di kawasan Jalan Darmo awal November lalu. Itu merupakan ajakan kepada masyarakat untuk tidak takut memijatkan badan kepada tunanetra. Sebab, mereka sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) berupa masker dan face shield. Juga dipastikan dalam kondisi sehat.

Siapa pun bisa datang dalam kampanye tersebut. Setelah dipijat, pengunjung bisa memberikan upah seikhlasnya. Aksi sosial itu digagas siswa-siswa program Homesantren binaan Yayasan Urunan Kebaikan. Usianya masih muda-muda, kisaran SMA.

”Awalnya, kami mengadakan outbound untuk siswa-siswa Homesantren. Nah, salah satu tugas yang diberikan ke mereka adalah membuat proyek sosial. Karena kami ingin mereka selalu punya jiwa kerelawanan, apa pun nanti profesinya,” terang founder Yayasan Urunan Kebaikan Gusti Hamdan kepada Jawa Pos kemarin (15/12).

Dia mengatakan, perekonomian kaum tunanetra terpuruk akibat pandemi. Mereka kesulitan untuk bangkit. Sementara itu, banyak di antara mereka yang merupakan kepala rumah tangga. Bahkan pada Mei-Juni, ada yang pemasukannya nol rupiah. Alias tidak ada penghasilan sama sekali yang masuk untuk menopang penghidupan.

Karena itu, mereka berupaya untuk bisa bertahan dengan uang tabungan yang akhirnya juga habis.

”Kebutuhan utama mereka saat ini memang pekerjaan. Sejak pandemi, akses pekerjaan buat mereka semakin sulit. Jangankan tunanetra, orang normal saja juga berjuang mati-matian untuk bangkit,” imbuhnya.

Proyek sosial Ayo Pijat ke Tunanetra pun masih berlanjut sampai saat ini. Diadakan bergiliran di kawasan Surabaya bagian selatan, timur, utara, dan barat.

Dengan begitu, bisa menyasar pelanggan yang lebih luas. Gusti menyebutkan, dengan membantu memberikan akses kedekatan antara pelanggan dan pemijat tunanetra seperti itu, perekonomian mereka perlahan bangkit. ”Kami juga berharap melalui kegiatan itu, mereka tidak lagi menjadi golongan tangan di bawah. Tetapi, justru sebagai subjek kebaikan, bukan objek kebaikan,” imbuh alumnus Magister Manajemen Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Sampai saat ini, ada 202 tunanetra yang didampingi Kawan Netra di Yayasan Urunan Kebaikan. Kegiatannya semakin beragam. Sebut saja outbound, pelatihan organisasi, hingga yang terbaru berupa kelas pembelajaran manajemen.

Gusti mengatakan, pendampingan terhadap tunanetra sejatinya mulai dilakukan pada 2015. Kala itu, Urunan Kebaikan masih dalam bentuk komunitas yang bergerak membantu sesama. ”Pada saat itu, saya membentuk Kelompok Belajar Aulia. Tempat les gratis buat anak-anak tidak mampu,” kenang lelaki 37 tahun itu.

Baca Juga: Pariwisata Singapura setelah Berbulan-bulan Pandemi (1)

Program sosial itu pulalah yang akhirnya mengantarkan Gusti meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Inspiratif ITS 2010. Juga penghargaan berbasis komunitas dari Thailand.

Komunitas Urunan Kebaikan pun bertransformasi menjadi yayasan pada 2016. Salah satu programnya adalah Homesantren. Konsepnya merupakan gabungan homeschooling dan pesantren. Sebuah layanan pendidikan gratis. Dikhususkan untuk anak-anak yatim, tidak mampu, dan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang putus sekolah di jenjang SMA.

Siswa-siswa Homesantren dibekali pendidikan akademik, vokasi atau keterampilan, dan agama. Merekalah kemudian yang menjalankan program Kawan Netra.

Saksikan video menarik berikut ini:


Kawan Netra Bantu Pulihkan Perekonomian Penyandang Tunanetra