Peneliti Gunakan Tes Darah Ukur Peluang Hidup Matinya Pasien Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Peneliti Gunakan Tes Darah Ukur Peluang Hidup Matinya Pasien Covid-19


JawaPos.com – Tak semua pasien Covid-19 mengalami kondisi berat hingga berujung kematian. Mereka yang mengalami kondisi demikian umumnya memiliki penyakit komorbid sebelumnya, obesitas, atau lansia. Meski begitu, kini sebuah penelitian sedang menguji penggunaan tes darah untuk menentukan kemungkinan kematian pasien Covid-19.

Ketika pasien Covid-19 tiba di ruang gawat darurat, para profesional kesehatan memiliki sedikit cara untuk memprediksi siapa yang  membutuhkan perawatan intensif karena gejala yang parah dan siapa yang dapat memulihkan diri. Apalagi jika kapasitas rumah sakit sedang overload sehingga beban nakes begitu tinggi.

Dilansir dari Science Times, Minggu (28/2), para peneliti dari Universitas Yale menerbitkan sebuah penelitian yang dapat membantu dokter mengidentifikasi petunjuk awal pasien yang kritis. Dalam studi tersebut, para peneliti melaporkan biomarker yang terkait dengan aktivasi sel darah putih dan obesitas yang dapat memprediksi hasil yang parah untuk pasien dengan Covid-19.

Baca Juga: 5 Urutan Gejala yang Biasa Muncul Saat Seseorang Terinfeksi Covid-19

Aktivasi Neutrofil dan Biomarker sebagai Deteksi Dini

Peneliti dari Yale University mempublikasikan studi mereka dalam jurnal Blood Advances yang berjudul, A Neutrophil Activation Signature Predicts Critical Illness and Mortality in COVID-19.
Penulis utama dan profesor di Program Penyakit Vaskular Paru Yale dr. Hyung Chun, menjelaskan bahwa pasien dengan tingkat biomarker yang tinggi lebih cenderung memerlukan perawatan intensif, ventilasi, atau meninggal karena Covid-19.

Sebelumnya, beberapa penelitian laboratorium mengidentifikasi kemungkinan indikasi biologis Covid-19 parah termasuk ukuran koagulasi darah, kadar protein sitokin, kadar D-dimer, dan respons inflamasi. Untuk memahami biomarker mana yang akan membantu dokter memprediksi tingkat keparahan Covid-19 pada pasien, para peneliti dari Yale menyaring banyak protein di dalam darah dalam proses yang disebut proteomic profiling.

Tim menganalisis sampel darah dari pasien masuk hari pertama. Selain itu, para peneliti memeriksa data klinis lebih dari 3.000 pasien positif Covid-19 dalam Sistem Rumah Sakit Yale-New Have.

Para peneliti yang menggunakan algoritme pembelajaran mesin mengidentifikasi tanda-tanda aktif dari aktivasi neutrofil, sejenis sel darah putih yang meningkat pada pasien positif Covid-19 yang menjadi sakit kritis di kemudian hari. Dalam lima protein termasuk faktor pertumbuhan hepatosit, lipocalin-2, faktor perangsang koloni granulosit, dan interleukin-8. Banyak dari protein tersebut sangat terkait dengan obesitas tetapi tidak pernah dengan penyakit virus atau Covid-19.

Seorang profesor, dan direktur di Yale Medical Oncology-Hematology Fellowship Program Alfred Lee, menjelaskan bahwa penelitian ini adalah demonstrasi pertama pengaturan biomarker dalam darah pasien Covid-19 yang akan memprediksi penerimaan ICU dan kematian pasien. Chun menjelaskan bahwa jika tes diagnostik untuk biomarker dapat dilakukan lebih awal, itu akan memberi dokter pemahaman tentang pasien mana yang berisiko kritis dan yang berpeluang lebih baik dari obat-obatan yang memengaruhi sistem kekebalan.

Saksikan video menarik berikut ini:


Peneliti Gunakan Tes Darah Ukur Peluang Hidup Matinya Pasien Covid-19