Mengenal Efektivitas Imunoterapi untuk Pengobatan Pasien Kanker Paru

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mengenal Efektivitas Imunoterapi untuk Pengobatan Pasien Kanker Paru


JawaPos.com–Pejuang kanker paru harus terus mengikuti berbagai pengobatan agar kualitas hidupnya makin baik. Pengobatan kanker paru telah tersedia di Indonesia dengan mengikuti panduan tata laksana Kanker Paru dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sesuai dengan pedoman internasional. Termasuk pembedahan, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.

Saat ini, JKN hanya menjamin pengobatan personalisasi bagi penyintas kanker paru dengan mutasi EGFR positif.  Namun, hampir 60 persen dari penyintas kanker paru memiliki mutasi EGFR negatif dan masih diobati dengan kemoterapi. Meskipun begitu, di Indonesia sudah ada temuan terapi yang lain, seperti imunoterapi.

Terobosan dalam penanganan kanker paru terus berkembang dan tersedia di Indonesia dapat meningkatkan harapan dan kualitas hidup penderita kanker paru di Indonesia. Bagaimana efektivitas pengobatan tersebut, misalnya imunoterapi?

Pokja Onkologi Toraks Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Sita Laksmi Andarini mengatakan, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh.

Dengan begitu, sistem kekebalan penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut. Imunoterapi diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyintas dan dapat menekan laju pertumbuhan angka beban kanker paru.

”Peningkatan kualitas hidup penyintas kanker paru tidak terlepas dari kemudahan mendapatkan akses dari tahap diagnosis, terapi dan tata laksana paliatifnya,” kata Sita dalam keterangan tertulis, Jumat (26/2).

Ketua Pokja Kanker Paru PDPI Elisna Syahruddin mengungkapkan, memperingati hari kanker sedunia, masyarakat diingatkan kematian akibat kanker paru baik di Indonesia maupun di dunia menempati urutan pertama di antara semua jenis kanker. Banyak gejala yang mengarah kanker paru tetapi sayangnya gejala yang muncul adakalanya terabaikan. Sehingga, penyintas kanker paru terdiagnosis pada stadium lanjut.

”Kematian akibat kanker paru baik di Indonesia maupun di dunia menempati urutan pertama di antara semua jenis kanker berdasar data Globocan 2020. Kematian karena kanker paru di Indonesia meningkat 18 persen menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus. Situasi pelik ini secara mutlak menempatkan kanker paru sebagai kanker paling mematikan di Indonesia,” ujar Elisna.

Menyikapi kondisi tersebut, para penyintas kanker paru Cancer Information & Support Centre (CISC) bersama Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) menyampaikan rekomendasi penting terkait penanganan kanker paru di Indonesia. Yakni, penyintas kanker paru berharap agar kanker yang paling mematikan menjadi prioritas nasional. Sebab, kesehatan adalah hak asasi manusia dan penyintas kanker paru berhak mendapatkan pengobatan yang paling sesuai tipe kanker paru yang dialami penyintas.

Di samping itu, dibutuhkan juga peningkatan SDM khususnya di layanan primer terkait protokol deteksi dini dan membuka akses penyintas terhadap skrining tumor pada paru. Selain itu, penting untuk menggencarkan edukasi yang berkesinambungan tentang gejala dan pengendalian faktor risiko.

Rekomendasi selanjutnya adalah akses penyintas kanker paru terhadap pengobatan yang berkualitas perlu ditingkatkan agar penyintas mendapatkan hak melalui JKN secara penuh sesuai pedoman penatalaksanaan kanker paru. Rekomendasi ketiga, saat ini masih dibutuhkan gerakan nasional yang kolektif dan kolaboratif seluruh kelompok kepentingan untuk penanggulangan kanker paru di Indonesia.

”Dengan itu, perlu adanya penguatan kolaborasi antar semua pemangku kepentingan dalam upaya promotif, preventif, diagnosis, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif untuk penanggulangan kanker paru secara nasional. Karena kanker paru adalah kanker yang memiliki tingkat kematian tertinggi di Indonesia, sangat penting untuk menjadikan kanker paru sebagai urgensi nasional,” tutur Elisna.

Saksikan video menarik berikut ini:


Mengenal Efektivitas Imunoterapi untuk Pengobatan Pasien Kanker Paru