Pokja Genetik UGM Periksa Dugaan Muncul Varian Baru di Jogjakarta

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pokja Genetik UGM Periksa Dugaan Muncul Varian Baru di Jogjakarta


JawaPos.com–Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) segera melakukan surveilans genom untuk melacak kemungkinan munculnya virus varian baru di Daerah Istimewa Jogjakarta.

”Pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) mungkin baru bisa pekan depan untuk DIY,” kata Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta.

Pokja Genetik UGM, kata Gunadi, telah mendapatkan laporan dari sejumlah otoritas kesehatan, termasuk Dinkes Jogjakarta mengenai temuan kasus Covid-19 yang memenuhi kriteria untuk diprioritaskan dilakukan WGS. Ada enam kriteria yang ditentukan Kemenkes, antara lain kasus penularan Covid-19 terjadi secara cepat, orang terinfeksi meski sudah divaksinasi, penularan pada kelompok tidak rentan seperti anak-anak.

Selain itu, orang yang baru mendarat dari luar negeri, munculnya kasus reinfeksi, serta kasus kematian Covid-19 dengan komorbid penyakit menular lain seperti HIV. ”Sudah ada kriteria WHO yang diadopsi Kemenkes yang menjadi prioritas untuk di-surveilans genomik guna menangkap kemungkinan Jogjakarta ada varian baru,” terang Gunadi.

Kendati demikian, menurut dia, saat ini Pokja Genetik UGM masih fokus membantu Balitbangkes Kemenkes melakukan pemeriksaan genomik terhadap sampel tenaga kesehatan di RSUD Cilacap, Jawa Tengah, yang tertular Covid-19 dari ABK Filipina. Dari 12 sampel yang ditangani Pokja UGM, diperkirakan hasilnya baru muncul sepekan kemudian.

”Kami bantu Balitbangkes karena kalau semua ke Jakarta, kejauhan, oleh Kemenkes dibagi supaya lebih cepat hasilnya,” terang Gunadi.

Dengan demikian, dia memastikan bahwa hingga saat ini belum terdeteksi virus SARS-CoV-2 varian baru di Jogjakarta karena belum ada pemeriksaan genomik. ”Salah satu pejabat di Sleman mengatakan mungkin sudah ada (varian baru) tapi beliau mengatakan belum tahu karena belum dilakukan genom squencing artinya beliau masih berhipotesis karena kan langsung banyak kematian,” ucap Gunadi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menduga virus korona varian baru sudah masuk Sleman. Salah satu indikasinya adalah lonjakan kasus kematian akibat Covid-19 di Sleman.

Gunadi menyebut dari 1.171 sampel virus korona hasil WGS yang dikirimkan Indonesia kepada platform data virus influenza internasional (GISAID) hingga 25 Mei, sebanyak 45 sampel mengandung varian baru yang terdiri atas 16 varian Inggris, 27 varian India, dan 2 varian Afrika Selatan.

Dia menegaskan, dari 45 sampel itu, tidak ada yang dari Jogjakarta. ”Belum terdeteksi bukan berarti tidak ada karena belum dilakukan whole genom sequencing,” ujar Gunadi.


Pokja Genetik UGM Periksa Dugaan Muncul Varian Baru di Jogjakarta