Tommy Priyo Pratomo Kenalkan Udeng untuk Milenial hingga ke Prancis

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tommy Priyo Pratomo Kenalkan Udeng untuk Milenial hingga ke Prancis


Mencintai budaya sejak kecil membuat Tommy Priyo Pratomo terus mengembangkan kreasinya dalam membuat udeng agar bisa diterima di era sekarang. Khususnya bagi kaum milenial. Mengkreasikan udeng berbahan flanel dan denim yang digabungkan dengan batik pun menjadi salah satu caranya.

MARIYAMA DINA, Surabaya

HAMPIR dua tahun udeng Surya Anagata karya warga Surabaya Tommy Priyo Pratomo diproduksi. Udeng yang dikreasikan dengan filosofi dalam setiap ikatannya itu kini dibuat semakin praktis. Tidak perlu manual mengikat sendiri. Tapi, sudah dijahit dengan ukuran yang pasti pas di kepala.

Yang berbeda lagi, saat awal diluncurkan pada Agustus 2019, udeng kreasinya itu full dengan bahan batik. Nah, kini udeng yang diluncurkan pada acara Surabaya Smart City di Dinoyo dibuatnya menjadi lebih tidak formal. Yakni, memadukannya dengan kain yang lebih kasual. Mulai flanel hingga denim.

Ide tersebut dijelaskan Tommy karena banyaknya masukan dari orang-orang yang telah memakai udengnya dan orang-orang di sekitarnya. ”Masukannya lebih kayak kalau full batik, agak kurang match saat dipakai sehari-hari,” ceritanya saat ditemui Selasa (11/5).

Dia akhirnya memilih-milih bahan yang sekiranya masih cocok untuk dikreasikan menjadi udeng.

”Setelah mencari, yang memungkinkan sampai saat ini masih bahan denim dan flanel kotak-kotak,” terangnya.

Pria alumnus arsitektur ITATS itu kemudian mengeksekusinya dengan desain seperti sebelumnya. Desainnya sama. Filosofi yang dibawa juga sama seperti desain pertamanya. Tapi, dengan bahan yang lebih fresh, dia berharap udengnya bisa lebih diterima semua kalangan. Khususnya anak-anak milenial.

Tommy bercerita bahwa mimpinya adalah melihat anak-anak milenial bangga menggunakan produk yang Indonesia banget saat nongkrong maupun sekadar jalan-jalan. ”Udeng kreasi ini mungkin hanya salah satunya,” ujarnya.

Dia sangat iri saat melihat kebudayaan Jepang berupa kreasi kimono dan ikat kepala khas Jepang yang dikenakan dengan bangga oleh anak-anak muda di sana ketika jalan-jalan.

Terinspirasi dari situ, pria kelahiran 3 Mei 1973 tersebut ingin membuat kreasi udeng yang juga bisa dipakai sehari-hari dengan gaya kasual. ”Meski udeng ini memang bukan murni khas dari Surabaya. Tapi, setidaknya ini menjadi kreasi udeng kontemporer dari Surabaya,” sambungnya.

Dengan begitu, dia berharap udeng kreasinya bisa menjadi simbol budaya yang tidak kaku. Kreasinya dalam menggunakan kain denim dan flanel yang digabungkan dengan batik itu dikenalkan kepada Pusat Kebudayaan Prancis. ”Dan ternyata disambut positif oleh mereka. Sekarang kita masih menyusun tanggal untuk mengenalkannya secara resmi lewat diskusi virtual bulan ini,” jelasnya.

Prancis menjadi salah satu negara yang ditujunya untuk mengenalkan kreasi udeng tersebut. Alasannya, Prancis adalah negara mode. Selain itu, Prancis, lanjut dia, sangat perhatian pada pelestarian budaya. ”Mereka punya cara yang menarik untuk mengenalkan budaya dengan cara yang enggak kuno,” ujarnya.

Bukan hanya bidang fashion. Tommy juga beberapa kali melihat Pusat Kebudayaan Prancis mengenalkan karya interior dan arsitektur dengan cara yang menarik dan kekinian. ”Dari situ, saya pengin udeng ini juga bisa dikenal lebih luas lagi dengan cara yang kekinian,” lanjutnya.

Baca Juga: Ditipu Tetangga, Pasangan Suami-Istri Kehilangan Rumah dan Tanah

Meski pengenalannya nanti berat, Tommy tetap berpikir positif dan tidak menyerah untuk terus mengenalkannya kepada masyarakat. Pagi itu, saat ditemui Jawa Pos di Jalan Tunjungan, Surabaya, Tommy juga membawa temannya, Arya Denata, untuk jalan-jalan mengenakan udeng terbarunya.


Tommy Priyo Pratomo Kenalkan Udeng untuk Milenial hingga ke Prancis