Acik Yuli Triasasi, Bagikan Ilmu lewat Pelatihan Gratis

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Acik Yuli Triasasi, Bagikan Ilmu lewat Pelatihan Gratis


Asam garam menjalani usaha sudah dilalui Acik Yuli Triasasi. Tidak mau pengalamannya itu nganggur, dia sering kali membuka kelas pelatihan gratis untuk pelaku usaha kecil lain. Niatnya hanya ingin maju bersama-sama agar produk UMKM memiliki daya saing lebih.

GALIH ADI PRASETYO, Surabaya

TAHUN 2011 menjadi titik perubahan bagi seorang Acik Yuli Triasasi. Dia memberanikan diri terjun ke dunia usaha kecil dan menengah (UKM). Perempuan kelahiran Malang itu nekat menjual produk buatan sendiri.

Awalnya, Acik hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Dia memiliki usaha kecil-kecilan berupa toko kelontong. Namun, kondisinya pasang surut. Hingga akhirnya, ada kelas pelatihan yang menggoda. Pelatihan tersebut diadakan Pengajian Wanita Surabaya (Pengawas). ”Ada kelas selama empat bulan. Jadi, kita digembleng di sana soal entrepreneur. Nah, pelatihannya berlangsung sampai kita menelurkan produk,” ungkapnya.

Produk pertama yang dibuat Acik adalah sebuah bros yang disusun dari manik-manik dan batu-batuan indah. Meski bahannya terlihat sederhana, Acik berhasil membawa produk itu naik kelas.

”Bareng teman-teman makin rajin membuka stan di pameran produk UKM. Alhamdulillah, hasilnya luar biasa. Ternyata produk saya diminati banyak orang,” terang perempuan kelahiran 11 Juli 1978 tersebut.

Acik semakin tekun, berkreasi, dan terus menelurkan produk-produk baru. Hingga tiga tahun kemudian, dia berani mengukuhkan usahanya hingga memiliki legalitas. Brand Amaopi menjadi sebuah nama yang melekat dengan Acik hingga sekarang.

Perjalanan Acik membangun usaha memang tidak mudah. Banyak jatuh bangun yang dirasakan. Namun, ilmu itulah yang justru membuat Acik makin mahir mengarungi ladang rezeki tersebut.

Hingga akhirnya, Acik berpikir untuk membagikan apa yang dimilikinya kepada pelaku usaha lain yang saat memulai usaha senasib dengannya. Bukan modal atau produk, Acik membagikan ilmu dan pengalamannya ke UKM yang lain. ”Mulai 2014, saya sharing ke teman-teman,” katanya.

Banyak pelatihan yang dia selenggarakan. Mulai membangun usaha hingga yang teknis. Salah satunya, memotret produk. Menurut dia, ini merupakan bagian penting dalam pemasaran produk. Orang harus tahu melalui foto bahwa produk yang ditawarkan itu bagus. Kalau makanan, ya terlihat enak dan higienis. Kalau aksesori, ya terlihat cantik dan indah. Jangan sampai produk bagus, tetapi foto asal-asalan sehingga menjatuhkan produk UKM itu sendiri.

Dengan alat sederhana, pemotretan produk sangat mungkin dilakukan. Apalagi, pada masa sekarang, pemasaran digital seperti hal wajib. Saat pandemi, aktivitas pembelian lebih banyak dilakukan melalui internet.

”Kami ajari mereka, mulai teknik dasar hingga editing. Semua modalnya hanya menggunakan HP dan aksesori yang mereka miliki di rumah,” jelas pelatih workshop tersebut.

Acik menyatakan, apa yang dilakukannya ini merupakan getok tular kepada pelaku usaha yang lain. Ternyata apa yang dilakukan Acik ini banyak membantu usaha kecil lainnya. Bahkan, dia pernah diboyong ke Papua untuk berbagai ilmu di sana. ”Saya ingin berbagi ilmu dengan yang lain. Kalau ingin sukses, ya ayo sukses bersama,” tutur pemiliki UKM kerajinan batu alam tersebut.


Acik Yuli Triasasi, Bagikan Ilmu lewat Pelatihan Gratis