Dispendik Surabaya Rancang Aplikasi yang Mudahkan Pembelajaran Luring

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Dispendik Surabaya Rancang Aplikasi yang Mudahkan Pembelajaran Luring


Dengan STMJ, pemantauan kesiapan sekolah tatap muka jauh lebih mudah. Seluruh data yang dibutuhkan tersaji pada aplikasi tersebut. Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya tak perlu lagi memelototi satu per satu kebutuhan. Petugas tinggal melakukan pengecekan akhir.

ARISKI PRASETYO, Surabaya

DUA minggu terakhir, kesibukan Supomo semakin bertambah. Setiap hari kepala dinas pendidikan (dispendik) itu harus keluar masuk sekolah. Dia memelototi lembaga pendidikan tersebut.

Langkah itu wajib dilakukan Supomo. Sebab, minggu depan menjadi momen yang menentukan bagi Kota Pahlawan. Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dihelat. Seiring kondisi metropolis yang semakin baik.

Jumlah siswa tidak banyak. Namun, melihat virus korona yang belum juga hilang, kewaspadaan harus selalu dijaga.

Di sekolah, ada sejumlah kebutuhan PTM terbatas yang harus ditelaah. Contohnya, sarana dan prasarana (sarpras). Mulai wastafel, bilik sterilisasi, hingga ketersediaan hand sanitizer. Seluruhnya harus dipastikan berfungsi. Sekolah yang sarprasnya belum lengkap wajib mencukupinya.

Pengaturan di dalam kelas juga perlu perhatian. Misalnya, ventilasi. Satu ruang kelas minimal memiliki 10 persen ventilasi. Tujuannya, aliran udara terjaga. Jarak antarbangku diatur minimal 1,5 meter.

Belum lagi syarat lain. Dispendik harus mengecek guru yang sudah mendapatkan vaksin. Sebab, salah satu syarat PTM terbatas ialah seluruh tenaga kependidikan telah divaksin. Dua kali imunisasi.

Tentu, langkah pengecekan itu bisa membuang waktu. Tenaga terbuang. Sebab, dispendik harus memantau satu per satu sekolah. Menjelang pembukaan kembali sekolah, percepatan pelayanan dibutuhkan. OPD yang membidangi pendidikan itu merancang solusi. Terobosan baru dibutuhkan.

Caranya dengan membuat aplikasi. Layanan online tersebut bernama STMJ. ’’Singkatan dari Siap Tatap Muka Jaga Surabaya,’’ paparnya.

Seminggu lalu, aplikasi itu rampung. Tahapan selanjutnya berjalan. Dispendik melakukan sosialisasi agar layanan tersebut bisa diakses seluruh sekolah.

Aplikasi STMJ itu bertujuan memudahkan pemkot serta sekolah. Lembaga pendidikan yang hendak menggelar PTM terbatas bisa membuka laman online tersebut untuk mengunggah persyaratan yang dibutuhkan.

Menurut Supomo, sekolah bisa melengkapi persyaratan PTM terbatas. Di antaranya, kelengkapan sarpras, surat izin orang tua, serta vaksinasi guru. ’’Tinggal upload saja. Sangat mudah,’’ jelasnya.

Misalnya, kelengkapan sarpras. Di dalam STMJ, ada sejumlah item yang harus dipenuhi. Di antaranya, wastafel. Sekolah harus mengunggah gambar serta memastikan kondisi sarana tersebut. ’’Yang alatnya tidak lengkap tidak mendapatkan persetujuan,’’ paparnya.

Sama halnya dengan vaksinasi. Pemerintah sudah menetapkan aturan PTM terbatas. Pengajar yang menyampaikan pelajaran di dalam kelas harus sudah divaksin. Termasuk kepala sekolah, pegawai, hingga penjaga sekolah. Ketika persyaratan belum terpenuhi, sistem pada aplikasi itu tidak memberikan rekomendasi.

Bayangkan jika tidak ada STMJ. Dispendik harus turun menyambangi satu per satu sekolah untuk mendapatkan kelengkapan tersebut.

Dari data itu, dispendik melakukan evaluasi. Menentukan sekolah mana yang sudah melengkapi persyaratan. Kemudian, data tersebut diteruskan ke Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya.

Warga Wiyung itu mengatakan, dispendik tidak bisa memutuskan sekolah layak menggelar PTM terbatas atau tidak. Kewenangan tersebut ada pada satgas. ’’Dengan melihat STMJ, satgas bisa mengetahui sekolah mana yang siap sehingga tidak perlu memantau satu per satu,’’ paparnya.

Keuntungan lain STMJ ada pada evaluasi akhir. Satgas turun ke sekolah yang sudah melengkapi persyaratan. Memastikan seluruh keperluan berfungsi. Serta, kelengkapan lain.

Menurut Supomo, STMJ hanya mencatat administrasi. Untuk pengecekan, satgas tetap harus turun. Namun, adanya aplikasi tersebut bisa mengurangi kerja satgas. ’’Tinggal cek saja,’’ ujarnya.

Di dalam STMJ, dispendik juga bisa melihat upaya sekolah memastikan keamanan dan keselamatan siswa. Misalnya, apakah sekolah menyediakan ruang istirahat bagi anak yang suhu tubuhnya tinggi. Serta, menyediakan obat-obatan dan satgas mandiri.

Fitur lain juga tersedia. Yaitu, pelibatan masyarakat. Menurut Supomo, sebelum PTM terbatas berjalan, sekolah harus menyampaikan kepada warga sekitar. Terutama pedagang dan toko. Tujuannya, warga ikut membantu memberikan informasi ketika pelajar berkerumun. ’’Kalau selepas PTM terbatas siswa tidak pulang, warga ikut membantu memberikan edukasi,’’ ucapnya. 


Dispendik Surabaya Rancang Aplikasi yang Mudahkan Pembelajaran Luring