Kegiatan Keluarga Mikrotia Indonesia Tak Hanya soal Penyembuhan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kegiatan Keluarga Mikrotia Indonesia Tak Hanya soal Penyembuhan


Anak yang lahir dengan mikrotia punya banyak tantangan. Bukan hanya anak, melainkan juga orang tua. Hal tersebut membuat Keluarga Mikrotia Indonesia dihadirkan untuk menjadi support system. Mulai sekadar teman curhat sampai teman menemani tahap operasi.

RETNO DYAH AGUSTINA, Surabaya

SEHARI-HARI Prieska Kusumawardhany sudah terbiasa menerima pesan dari orang tak dikenal. Nomor ponselnya memang disebar dari mulut ke mulut oleh orang tua yang memiliki anak dengan mikrotia. ”Ada yang usia anaknya baru beberapa hari, sudah dapat kontak saya. Ada juga yang sudah dewasa, jadi dia sendiri yang punya mikrotia,” ucap relawan Keluarga Mikrotia Indonesia tersebut.

Kondisi mikrotia dialami anak sejak lahir. Secara umum, bagian telinga luar tidak terbentuk dengan sempurna. Kecil, seperti kacang yang menempel pada kulit. Sedangkan kondisi telinga bagian dalam beragam. Ada yang memiliki saluran hingga gendang telinga. Ada juga yang tak memiliki saluran.

”Anak lahir dengan kondisi seperti itu, orang tua pasti kaget, sedih, dan bingung,” ucap Setiano Rubay, salah seorang yang memiliki anak dengan mikrotia. Hal itulah yang membuat komunitas menjadi support system penting.

Tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga tempat mencurahkan perasaan gundah gulana.

Komunitas tersebut dibentuk pada 2017. Anggotanya kini sudah mencapai 250-an dari Aceh hingga Papua. Pertemuan secara berkala juga dilakukan. ”Isinya ya pasti edukasi tentang fungsi telinga sampai penanganannya gimana. Dan, tidak lupa cerita kondisi masing-masing,” ucap Prieska.

Orang tua pasti punya tantangan sendiri. Di forum itulah, mereka bisa saling membantu dan menguatkan. Mereka berbagi perkembangan anak, rasa khawatir, hingga rasa bahagia jika sudah melalui masa operasi.

Bukan hanya itu, Prieska dan rekan sesama relawan Wiwien Widayati juga membantu mengurus operasi sesama anggota. ”Terutama mereka yang dari luar kota. Mereka datang ke Surabaya, kota yang mereka awam, pasti bingung,” tutur perempuan asli Surabaya itu. Belum lagi soal administrasi menjelang operasi.

”Yang mau pakai BPJS, kan harus diurus pindah faskes, kemudian alur di dalam RS-nya seperti apa,” imbuhnya. Prieska dan Bu Dhe –sapaan Wiwien– sudah hafal di luar kepala urusan remeh-remeh yang bikin kepala mau meledak itu.

Berapa anggota yang sudah dioperasi? ”Waduh berapa ya, ha ha ha… Lebih sih kalau 50 orang begitu,” ujar Prieska. Waiting list operasi penanganan mikrotia kini sudah mencapai 2.022 orang.

Operasi mikrotia memerlukan dua tahapan. Pertama, pengambilan tulang iga sebagai bahan pembuatan telinga. Kedua, pembuatan telinga itu sendiri. ”Dan jedanya lama lho. Bisa enam bulan bahkan satu tahun. Selama itu kita sebagai orang tua atau support system harus siap menemani,” tegas Prieska.

Menurut dia, kadang ada juga orang tua yang belum siap ’’menemani’’ si anak operasi. Seusai operasi, banyak kondisi yang harus dijaga. ”Salah satunya, kita itu harus melekan menjaga supaya anak tidak tidur miring ke sisi di mana telinga dioperasi,” tutur perempuan yang berdomisili di Mulyosari tersebut.

Karena itu, edukasi dan curhat sangat penting supaya mengurangi beban stres orang tua dan anak. Prieska mengatakan, komunitas tersebut dibantu dr Indri Lakhsmi Putri SpBP-RE sebagai dokter yang menangani operasi, dr Rosa Valeria SpTHT-KL yang membantu pengetahuan umum soal telinga dan penggunaan alat bantu dengar, serta dr Izzatul Fitriyah SpKJ untuk isu terkait kondisi jiwa anak maupun orang tua.

”Meski sudah ada psikiater di dalam komunitas, kami akui banyak juga yang belum mau bercerita karena merasa baik-baik saja gitu,” ucap Prieska. Padahal, sudah terlihat kondisi ketidaksepahaman antara anak dan orang tua. Kadang keinginan keduanya berbeda, tetapi tak disampaikan dengan gamblang. Ada juga kasus anak memendam perasaannya sendiri saat dirundung teman-temannya.


Kegiatan Keluarga Mikrotia Indonesia Tak Hanya soal Penyembuhan