Luhut Ungkap Strategi Transisi Hidup Bersama Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Luhut Ungkap Strategi Transisi Hidup Bersama Covid-19


JawaPos.com – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, sebagai salah satu proses transisi untuk hidup bersama Covid-19 telah diputuskan dalam memasukkan indikator cakupan vaksinasi dalam evaluasi penurunan level PPKM. Terutama untuk landasan turun dari level 3 ke level 2, dan level 2 ke level 1 di Jawa Bali.

Luhut memaparkan, hal tersebut diantaranya, cakupan vaksinasi dosis 1 harus mencapai 50 persen dan cakupan vaksinasi lansia harus mencapai 40 persen, sebagai syarat tambahan untuk bisa turun dari level 3 ke level 2. Sedangkan cakupan vaksinasi dosis 1 harus mencapai 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia harus mencapai 60 persen sebagai syarat tambahan untuk bisa turun dari level 2 ke level 1.

“Untuk kota-kota yang saat ini berada pada level 2, akan diberikan waktu selama 2 minggu untuk dapat mengejar target tersebut. Jika tidak bisa dicapai maka akan dinaikkan statusnya ke level 3,” ujar Luhut dalam konferensi pers secara virtual, Senin (13/9).

Pencapaian target cakupan vaksinasi tersebut, menurutnya, sangat penting mengingat vaksin sudah terbukti melindungi kita dari sakit parah yang membutuhkan perawatan Rumah Sakit atau kematian terutama untuk para lansia.

“Oleh karena itu, target vaksinasi yang tinggi sebagaimana disebutkan diatas, adalah salah satu kunci utama dalam fase Hidup Bersama Covid-19,” tuturnya.

Luhut melanjutkan, seperti yang Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sampaikan bahwa tujuan dan arah kebijakan tetap dipegang secara konsisten, tetapi strategi dan manajemen lapangan harus dinamis menyesuaikan permasalahan dan tantangan.

“Pengetatan dan pelonggaran mobilitas masyarakat, misalnya, harus dilakukan paling lama setiap minggu, dengan merujuk kepada data-data terkini,” ungkapnya.

Luhut mengakui, hal ini sering dibaca sebagai kebijakan yang berubah-ubah, atau sering dibaca sebagai kebijakan yang tidak konsisten. Justru itulah yang harus dilakukan pemerintah untuk menemukan kombinasi terbaik antara kepentingan kesehatan dan kepentingan perekonomian masyarakat.

“Karena virusnya yang selalu berubah dan bermutasi, maka penanganannya pun harus berubah sesuai dengan tantangan yang dihadapi,” sebutnya.

Detail lebih lanjut mengenai implementasi PPKM di Jawa Bali dapat dilihat dalam aturan Inmendagri yang akan diterbitkan. Selain itu pemerintah juga tidak pernah bosan dan ragu mengajak agar kita semua terus memanjatkan doa sekaligus berupaya untuk tidak lengah dalam penerapan protokol kesehatan.

“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan kesehatan, kekuatan dan Meridai serta memberikan kemudahan kita semua agar kita semua dapat keluar dari pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya.

Luhut juga menuturkan, pada kota-kota level 3 dan level 2 bioskop mulai kembali dibuka dengan kapasitas maksimal 50 persen. Namun dengan kewajiban penggunaan aplikasi Peduli Lindungi serta penerapan Protokol Kesehatan yang ketat.

“Hanya yang kategori hijaulah yang dapat memasuki area bioskop,” tegasnya.

Selanjutnya, mendorong peningkatan kepatuhan terhadap penerapan penggunaan Peduli Lindungi pada lokasi-lokasi industri yang belum menggunakan secara maksimal. Penambahan lokasi tempat wisata di level yang akan dibuka dengan prokes ketat dan implementasi peduli lindungi pada kota-kota level 3.

Kemudian, ganjil-genap juga akan kembali diberlakukan pada daerah-daerah tempat wisata mulai jumat pukul 12.00 sampai dengan minggu pukul 18.00.

Luhut menambahkan, seperti yang Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sampaikan bahwa tujuan dan arah kebijakan tetap dipegang secara konsisten, tetapi strategi dan manajemen lapangan harus dinamis menyesuaikan permasalahan dan tantangan.

“Pengetatan dan pelonggaran mobilitas masyarakat, misalnya, harus dilakukan paling lama setiap minggu, dengan merujuk kepada data-data terkini,” pungkasnya.


Luhut Ungkap Strategi Transisi Hidup Bersama Covid-19