Menjelajahi Islam Historis dalam Kesarjanaan Kontemporer

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Menjelajahi Islam Historis dalam Kesarjanaan Kontemporer


Mun’im meramu dengan baik dan terstruktur tentang diskursus Islam historis yang perlu didudukkan dengan seimbang. Tanpa bertendensi pada mazhab ataupun paham keagamaan tertentu.

KONTROVERSI Islam Awal: Antara Mazhab Tradisionalis dan Revisionis dan Islam Revisionis: Kontestasi Agama Zaman Radikal. Dua buku karya Mun’im Sirry itu menjadi literatur penting untuk mengetahui dan memahami secara detail dan komprehensif mengenai diskursus Islam awal dan Islam dalam pandangan sarjana revisionis.

Adapun buku Rekonstruksi Islam Historis: Pergumulan Kesarjanaan Mutakhir yang saya ulas ini memuat sepuluh masalah penting seputar Islam historis seperti tercantum di judul. Di bagian awal, Mun’im berupaya melacak dan mendiskusikan tentang Islam historis yang berjudul ”Melacak Islam Historis: Identifikasi Masalah”.

Topik ini menjadi asal muasal bahwa diskursus Islam historis perlu diketahui dengan detail dan proporsional, dengan melibatkan berbagai literatur klasik maupun kontemporer, baik dari sarjana Barat maupun muslim.

Mun’im meramu dengan baik dan terstruktur tentang diskursus Islam historis yang perlu didudukkan dengan seimbang. Tanpa bertendensi pada mazhab ataupun paham keagamaan tertentu.

Hal yang menarik dari buku ini adalah Mun’im berupaya menelusuri jejak Islam historis dari berbagai literatur dan sarjana-sarjana di bidang Alquran maupun studi Islam yang memiliki otoritas keilmuan yang mumpuni. Serta dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan klaim akademik mereka.

Lebih lanjut, Mun’im juga mengulas tentang ”Al-Qur’an sebagai Sumber Sejarah: Pendekatan dan Tantangan”. Dalam bagian ini, penulis menelusuri mengenai Alquran sebagai sumber sejarah. Artinya, historisitas Alquran dapat dilacak. Tetapi, perdebatan antara kaum tradisionalis dan revisionis tentang pengumpulan Alquran juga menjadi polemik yang terus diperdebatkan.

Sementara itu, bagian ketiga buku ini membahas tentang ”Ortografi Al-Qur’an dan Studi Manuskrip: Dari Scriptio Defectiva Menjadi Scriptio Plena”. Tulisan ini berusaha menjelajahi tentang deskripsi kerja penghimpunan Alquran.

Misalnya, para sarjana muslim modern mempersoalkan tentang deskripsi kerja Alquran pada masa Abu Bakar dan bentuk penulisan wahyu pada zaman nabi, serta sebagian menganggap bahwa kodeks Utsmani bermasalah. Sementara, dalam pandangan para sarjana nonmuslim di Barat, kanonisasi sebuah teks menjadi kitab suci umumnya terjadi secara bertahap. Artinya, perdebatan antara kaum sarjana muslim dan nonmuslim mengalami ketegangan dalam melihat dan menilai topik tersebut.

Pembahasan lainnya adalah ”Konteks Historis Al-Qur’an dan Narasi Alkitab: Menelaah Bukti Internal”. Di bagian ini, Mun’im berusaha menjelaskan mengenai fokus pada apa yang dikatakan Alquran dan Alkitab sendiri tentang dirinya sekaligus konteks kelahirannya.

Melalui proses hermeneutika dan dialog yang intens dengan tradisi yang mengitarinya, yakni teks-teks dari zaman antik akhir. Hal ini dilakukan dalam upaya mengafirmasi keberadaan teks-teks itu dan merevisinya agar sesuai dengan audiens dan konteksnya sendiri.

Buku ini sangat direkomendasikan, terutama kepada mereka yang fokus pada kajian Alquran dan studi Islam. Bisa menjadi literatur dan bacaan alternatif untuk mengetahui dan melacak bagaimana Islam historis bermula dan berkembang hingga saat ini.

Rekonstruksi Islam Historis merupakan karya monumental yang mendiskusikan dengan baik dan mendalam mengenai berbagai pertanyaan yang muncul sejak lama. Tapi, justru diabaikan. (*)

  • Judul: Rekonstruksi Islam Historis: Pergumulan Kesarjanaan Mutakhir
  • Penulis : Mun’im Sirry
  • Penerbit: Suka Press
  • Tahun: Juli 2021
  • Ukuran Buku: 15,5 x 23 cm
  • Tebal: 412 halaman
  • ISBN: 978-623-7816-36-2

*) Firmanda Taufiq, Mahasiswa S-3 Kajian Timur Tengah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dan Pengamat Politik Timur Tengah


Menjelajahi Islam Historis dalam Kesarjanaan Kontemporer