Sudah Divaksin Sinovac, Peneliti Hongkong Sebut Antibodi Tetap Drop

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sudah Divaksin Sinovac, Peneliti Hongkong Sebut Antibodi Tetap Drop


JawaPos.com – Peneliti Hongkong sedang menguji apakah seseorang memerlukan booster atau vaksin penguat dari vaksin Barat jika disuntik vaksin Sinovac. Pasalnya, peneliti melihat antibodi seseorang lama-lama semakin memudar walau disuntik Sinovac.

Pertanyaan tentang keefektifan suntikan Sinovac pertama kali diluncurkan di Hongkong mulai Februari. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa perlindungan dari semua imunisasi yang tersedia makin surut seiring waktu.

Pejabat Hongkong memutuskan untuk mempelajari pentingnya booster mana yang digunakan. Uji coba melibatkan 84 orang yang diberi dua dosis suntikan Sinovac yang tidak menghasilkan respons antibodi yang memadai. Mereka akan diberikan dosis dari vaksin lain, kemudian dibandingkan.

“Imunisasi selesai minggu ini, dan hasilnya akan tersedia dalam sebulan,” kata seorang profesor di Universitas China Hongkong David Hui, yang memimpin komite ahli yang memberi nasihat kepada pemerintah seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (19/9).

“Kami akan melihat mana yang memiliki efek lebih baik dari booster,” kata Hui.

“Data ini akan kami berikan kepada pemerintah sehingga mereka dapat memeriksa apakah akan mengubah platform vaksin bagi mereka yang telah menggunakan Sinovac ketika mereka melakukan booster,” tambahnya.

Semakin banyak negara yang mengandalkan vaksin Sinovac sudah mulai mengincar booster, mengingat munculnya varian Delta yang lebih menular. Lebih dari 1,4 miliar dosis suntikan telah diberikan, dengan 350 juta diberikan di lebih dari 50 negara dan wilayah di luar Tiongkok.

Studi telah menemukan kesenjangan substansial dalam tingkat antibodi yang dihasilkan setelah imunisasi dengan vaksin mRNA, seperti yang dibuat oleh BioNTech dan mitranya, Pfizer Inc..

“Tingkat antibodi hampir tidak terdeteksi setelah enam hingga delapan bulan karena keterbatasan platform vaksin yang tidak aktif,” kata Hui.

“Tingkat antibodi (Sinovac) terlalu rendah, dan tidak dapat melindungi mereka dari infeksi,” ujarnya.

Tak hanya Sinovac, Pfizer baru-baru ini mengirimkan data ke regulator AS yang menunjukkan bahwa vaksinnya juga kehilangan potensi seiring waktu.

Tidak jelas seberapa efektif suntikan Sinovac sebagai booster di dunia nyata, meskipun penelitian di Tiongkok menyarankan dosis ketiga meningkatkan produksi antibodi dan menstabilkannya pada tingkat yang lebih tinggi. “Mereka yang telah menggunakan Sinovac membutuhkan vaksin booster,” kata Hui.


Sudah Divaksin Sinovac, Peneliti Hongkong Sebut Antibodi Tetap Drop