Mencontoh Singapura, Pasien Covid-19 di ICU Hanya 0,3 Persen

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mencontoh Singapura, Pasien Covid-19 di ICU Hanya 0,3 Persen


JawaPos.com – Singapura mampu menekan angka kematian akibat Covid-19 serendah-rendahnya. Sejauh ini Singapura mencatat 27 jiwa meninggal dunia karena terpapar virus Korona. Bahkan pasien dengan kondisi parah yang dirawat di ICU jumlahnya sangat sedikit.

Walaupun kasus Covid-19 di Singapura telah melonjak melebihi 50 ribu orang, namun kematian dan pasien kondisi berat bisa ditekan sangat minimal. Hanya sebagian kecil dari mereka yang jatuh sakit lalu dirawat di ICU. Data menunjukkan hanya 128 orang atau 0,3 persen pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Baca juga: Sempat Transit di Bandara Changi Singapura, Wisatawan Positif Covid-19

Dilansir dari AsiaOne, Sabtu (1/8), para ahli mengatakan Singapura punya strategi bertahun-tahun yang dipikirkan dan dijalankan dengan baik untuk menjaga angka infeksi tetap rendah. Bahkan, Singapura mengklaim memiliki pasien dengan perawatan ICU terendah di dunia, termasuk angka kematiannya.

Dalam dua minggu terakhir, tidak ada pasien masuk ke ICU, dengan pasien terakhir dipulangkan pada 14 Juli.
Dari mereka yang berada di ICU, lebih dari tiga perempat, atau 98 orang telah sepenuhnya pulih. Lalu 8 lainnya pulih di bangsal umum rumah sakit.

Kematian akibat Covid-19 di Singapura tercatat 27 jiwa dan membuat tingkat fatalitas di negara tersebut kurang dari 0,1 persen. Persentase yang sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.

Menurut Universitas John Hopkins, Inggris berada di peringkat tertinggi dalam hal tingkat kematian. Indikasinya seberapa besar kemungkinan pasien Covid-19 akan meninggal di negara itu sebesar 15,2 persen. Meksiko berada di peringkat kedua dengan 11,1 persen dan Iran berada di posisi ketiga dengan 5,5 persen.

Apa Rahasia Singapura?

Seorang peneliti senior di Institute of Policy Studies di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, Dr. Phua Kai Hong, menilai tingkat fatalitas kasus yang sangat rendah seperti di Singapura merupakan cerminan dari layanan kesehatan berkualitas tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa dokter dan spesialis ICU terlatih dan siap untuk merawat pasien yang sakit kritis sehingga mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk bertahan hidup

Situasi ini juga mencerminkan bagaimana peralatan medis ICU yang lengkap sehingga pasien dapat ditangani secara tepat waktu dan tepat saat dibutuhkan. Menurutnya, jika kualitas perawatan dijaga, tingkat kematian kasus di Singapura akan lebih baik.

“Singapura lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara lain,” katanya.

Pada konferensi pers virtual 7 Juli, Menteri Kesehatan Gan Kim Yong yang bersama-sama mengetuai gugus tugas penanggulangan wabah Covid-19, juga mengatakan bahwa sebagian besar pasien selama beberapa bulan terakhir masih muda dan dapat pulih sendiri. Ini juga berkontribusi pada kemampuan Singapura untuk menjaga kapasitas kesehatannya agar tidak kewalahan.

“Harus selalu berhati-hati dan harus selalu melakukan yang terbaik untuk meminimalkan penularan,” jelas Gan Kim Yong.


Mencontoh Singapura, Pasien Covid-19 di ICU Hanya 0,3 Persen