Tulungagung Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tulungagung Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah


JawaPos.com–Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai merancang skenario pembelajaran tatap muka langsung di sekolah. Hal itu seiring perubahan status daerah tersebut dari zona merah ke kuning yang berarti persebaran wabah Covid-19 di Tulungagung saat ini telah terkendali.

”Sejumlah peraturan ketat akan diberlakukan bagi sekolah yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tatap muka ini,” kata Kabag Humas Pemkab Tulungagung Galih Nusantoro seperti dilansir dari Antara di Tulungagung.

Dia mengatakan, proses transisi pembelajaran akan diujicobakan ke beberapa sekolah yang dinilai telah siap menjalankan protokol kesehatan ketat. Untuk memastikan kesiapan, simulasi pembelajaran tatap muka telah dirancang dan dipersiapkan. Ada lima sekolah yang sudah mengajukan diri, khususnya untuk jenjang SMA/SMK. Sedangkan untuk tingkat SD dan SMP, akan dibahas setelah simulasi selesai dilakukan.

Menurut Galih, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pihak sekolah sebelum menggelar KBM tatap muka. Di antaranya mendapat izin dari komite sekolah serta wali murid. Sekolah menyebarkan angket pertanyaan kepada wali murid apakah mereka setuju dengan penyelenggaraan KBM tatap muka. ”Jika ada wali murid yang tidak setuju, sekolah tidak boleh memaksakan. Siswa boleh tidak hadir dalam KBM tatap muka,” ujar Galih.

Sementara itu, hampir separo wilayah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, masuk area blank spot atau tanpa akses internet akibat kondisi wilayah yang bergunung serta persebaran penduduk yang tidak merata. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung Tranggono mengatakan, kawasan blank spot tersebar setidaknya di tujuh dari total 19 kecamatan.

”Ada daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan telekomunikasi sama sekali. Hal itu artinya, akses internet juga tidak ada. Kondisi ini berdampak terhadap kebutuhan warga (work from home) dan kalangan pelajar yang ingin menerapkan pola belajar dari rumah  ataupun home schooling,” kata Tranggono.

Menurut Tranggono, pemerintah daerah sudah berupaya mendorong operator-operator seluler membangun jaringan pemancar sinyal di pelosok-pelosok desa. Namun, sejauh ini belum ada yang berminat karena berisiko merugi. Tujuh kecamatan yang terdapat kawasan blank spot , Yakni Kecamatan Pagerwojo, Sendang, Gondang, Besuki, Bandung, Tanggunggunung, dan Pucanglaban.
”Melalui Surat Edaran Sekda telah menginstruksikan kepada seluruh OPD/kantor desa maupun fasilitas umum lain agar memberikan akses wifi gratis tanpa password sehingga para pelajar sekitar tetap bisa mengikuti program pembelajaran daring berbasis telepon pintar atau android dan sejenisnya,” ujar Trenggono.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 


Tulungagung Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah