Abdi Karya, Inovasi ITS Kurangi Limbah Air Laundri

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Abdi Karya, Inovasi ITS Kurangi Limbah Air Laundri


JawaPos.com–Usaha laundri yang sedang menjamur tanpa disadari memberikan limbah berbahaya yang mencemari lingkungan. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim Abdi Karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk laundri berbasis reuse, recycle, dan recovery (3R).

Ketua tim Abdi Karya Cindy Synthia Putri mengatakan, banyak usaha laundri yang tidak memiliki IPAL. Limbah air yang mengandung zat berbahaya langsung dibuang tanpa diolah. ”Kandungan ini berasal dari campuran deterjen dan kotoran pada pakaian,” ungkap Cindy.

Kandungan yang dimaksud antara lain adalah biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total suspended solid (TSS), dan fosfat.

Cindy menjelaskan, nilai BOD dan COD yang tinggi dapat menyebabkan defisit oksigen yang larut di air. Sementara itu, TSS mengeruhkan air dan menghalangi cahaya matahari masuk. ”Sedangkan, fosfat dapat mendegradasi kehidupan biota air dan meningkatkan unsur hara,” jelas Cindy, mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan ini.

Menurut dia, usaha laundri membutuhkan IPAL yang bersifat portabel. Sehingga ukuran dapat disesuaikan dengan kesediaan ruangan laundri skala kecil. ”Jadi tidak akan memakan banyak tempat,” terang Cindy.

Cara kerjanya, limbah dikumpulkan di bak pengumpul. Selanjutnya, limbah akan disaring menggunakan pasir kali melalui proses filter biosand. Lalu, air olahan akan melalui dua kali proses adsorpsi karbon aktif menggunakan adsorben tempurung kelapa. ”Terakhir, limbah yang telah diolah ini akan menjadi bersih dan dapat dikumpulkan ke dalam tandon air,” tutur Cindy.

Cindy, mahasiswa angkatan 2016 itu mengatakan, IPAL menerapkan prinsip 3R. Prinsip recycle terlihat pada air olahan yang dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman hidroponik, mencuci kendaraan, serta dapat dialirkan ulang ke unit pengolahan lagi. Selain itu, pasir kali yang mulai kotor akibat proses filter dapat digunakan kembali (reuse) setelah dicuci dengan air bersih. ”Sedangkan adsorben jenuh yang dihasilkan dapat dimanfaatkan (recovery) sebagai pupuk,” sebut Cindy yang dibimbing Arseto Yekti Bagastyo, Welly Herumurti, dan Ervin Nurhayati.

Karya mereka meraih berbagai juara. Sebut saja juara utama kategori USK Laundri dan Batik dalam lomba Desain Inovasi IPAL 2020 pada 18 September. Pada kompetisi yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Abdi Karya berhasil mengungguli 68 tim lain dari perguruan tinggi nasional dan luar negeri.

Saksikan video menarik berikut ini:


Abdi Karya, Inovasi ITS Kurangi Limbah Air Laundri