Dispendik Surabaya Rancang Talent Academy

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Dispendik Surabaya Rancang Talent Academy


Tugas sekolah sejatinya tidak sekadar membimbing siswa untuk belajar. Lembaga pendidikan itu turut berperan sebagai wadah pengembangan bakat pelajar. Dinas pendidikan (dispendik) membuat inovasi untuk menampung minat murid tersebut dengan menggelar talent academy.

ARISKI PRASETYO, Surabaya

LANTUNAN salam menjadi kalimat mukadimah yang disampaikan Nafisa A. Pua Geno. Siswi SMP Al Hikmah itu bergegas memperkenalkan diri. Kemudian, dia membuka acara. ’’Selamat datang pada gelar kreativitas siswa Al Hikmah dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional,’’ ucapnya.

Nafisa terlihat sangat tenang. Tidak tampak raut gugup. Seolah panggung itu miliknya. Pembawa acara tersebut mampu menguasai kondisi.

Acara berlanjut. Nafisa menyampaikan rangkaian kegiatan. Setelah pembukaan, disusul beberapa sambutan. Disambung acara inti, yaitu pameran karya pelajar.

Ada dua inovasi yang ditampilkan. Nafisa menjelaskan satu per satu. Pertama, karya siswa videografi. Mereka membuat film tentang bahaya narkoba. ’’Pesan yang disampaikan mak jleb,’’ ucap Nafisa. Terobosan kedua dirancang OSIS SMP Al Hikmah. Yaitu, alat pendeteksi gempa.

Nafilah menjelaskan, temuan itu mendapatkan banyak apresiasi. ’’SMP Al Hikmah mendapatkan penghargaan,’’ paparnya.

Pada akhir acara, Nafisa tidak lupa memberikan pesan. Kalimat penyemangat bagi seluruh siswa. Yaitu, pandemi bukan alasan untuk kita berhenti. Saatnya berdamai dengan kenyataan. Saatnya kita berkreasi dan terus berprestasi pada masa pandemi.

Di SMPN 1, Aulia Utami Devi membuka acara akbar. Yaitu, Spensa Art Festival. Kegiatan itu merupakan puncak kreativitas seluruh pelajar di sekolah tersebut.

Aulia tampak percaya diri. Selepas menyampaikan salam, siswi kelas 7H itu menyapa pelajar lain. ’’Halo selamat pagi semua. Aduh kayaknya kok lemes semua ya. Kurang kenceng suaranya,’’ paparnya.

Nafisa dan Aulia tengah bersaing ketat menjadi yang terbaik dalam lomba MC yang dihelat dinas pendidikan (dispendik).

Ya, penampilan dua siswa itu merupakan contoh lomba MC. Nafisa dan Aulia harus bersaing dengan MC dari sekolah lain yang tak kalah hebat.

Lomba pembawa acara itu merupakan salah satu bagian program besar yang digagas dispendik. Namanya talent academy. Pada akademi bakat itu, dispendik akan menampung minat dan bakat siswa. Potensi tersebut dikembangkan.

Kepala Dispendik Supomo menjelaskan, talent academy bermula dari telaah pemkot. Banyak siswa yang memiliki bakat. Namun, talenta itu belum bisa dioptimalkan.

Supomo memiliki gagasan. Dia bermimpi membuat sekolah anyar. Yaitu, sekolah otak kanan. ’’Sehingga bakat dan minat siswa tidak padam. Bisa terus dioptimalkan,’’ jelasnya.

Dengan sekolah otak kanan itu, perkembangan siswa bisa berimbang. Pelajar tidak hanya memiliki kemampuan akademis, tapi juga unggul dari sisi nonakademis.

Yang tidak kalah penting, mengubah mindset warga. Selama ini kemampuan akademis yang paling penting. Keunggulan bakat menjadi nomor dua. ’’Padahal, anak memiliki talenta masing-masing,’’ jelasnya.

Ide Supomo itu lantas dituangkan. Dispendik menggelar pertemuan. Hasilnya, terobosan baru muncul. Yaitu, talent academy.

Sesuai namanya, talent academy adalah wadah bagi siswa mengembangkan bakatnya. Dispendik memberikan fasilitas lewat lomba serta pelatihan.

Ada beragam bakat yang ditampung. Di antaranya, MC atau pembawa acara, olahraga, band, serta melukis. Siswa yang tertarik bisa mengikuti kegiatan itu.

Supomo mengatakan, di dalam akademi bakat, pelajar diberi bekal. Seminggu sekali mereka mendapatkan pelatihan. Tutor yang melatih pun tidak asal.

Misalnya, siswa yang ikut melukis. Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari pelukis ternama Kota Pahlawan. ’’Kami tidak ingin setengah-setengah dalam pembinaan,’’ paparnya.

Kabid Usia Dini, Pendidikan Masyarakat, Kesenian, dan Olahraga Dispendik Thussy Apriliyandari mengungkapkan, siswa yang ingin mendapatkan bimbingan melewati sejumlah tahapan. Pertama, pendaftaran. Berlanjut sosialisasi.

Siswa yang mendaftar selanjutnya dites. Tujuannya, memastikan mereka mumpuni dalam bakat itu. Tidak sekadar ikut-ikutan. ’’Yang lolos ikut coaching clinic. Ada 10–20 anak,’’ paparnya.

Setiap Minggu, siswa mendapatkan pelatihan. Mereka ditempa sesuai dengan bakat dan minat. Tahapan akhir adalah lomba. ’’Kami akan memilih peringkat I–III yang terbaik,’’ ucapnya.

Animo siswa mengikuti talent academy terbilang tinggi. Contohnya, siswa yang mengikuti MC. Jumlah pendaftar mencapai 350 siswa.

Baca Juga: Anggota Polres Gresik Aiptu Bambang, Sudah 25 Tahun Tidak Pernah Mudik

Ke depan, perlombaan terus ditambah. Disesuaikan dengan perkembangan zaman serta minat siswa.

Thussy mengatakan, yang saat ini tengah hit adalah modern dance. Peminatnya sangat banyak. Selain itu, bahasa Inggris. ’’Nanti siswa jadi guide bagi wisatawan asing,’’ paparnya.


Dispendik Surabaya Rancang Talent Academy