Suntikan Modal Rp 25 Miliar Belum Jelas, Kini Minta Lagi Rp 113 Miliar

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Suntikan Modal Rp 25 Miliar Belum Jelas, Kini Minta Lagi Rp 113 Miliar


JawaPos.com– Layanan merah PDAM yang kini telah berubah menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta, terus berlanjut. Di banyak area distribusi, sudah berhari-hari ini air bersih kembali tidak mengalir ke para pelanggan. Bahkan, ada yang sudah berbulan-bulan.

Tak pelak, nama salah satu BUMD Pemkab Gresik itupun menjadi trending topic di media sosial lokal. Di banyak fanpage, akun pribadi ataupun akun grup, banyak sekali keluhan soal layanan air tersebut. Tidak jarang, komentar-komentar itu bernada hujatan hingga tuntutan pergantian manajemen.

Berdasar pantauan Jawa Pos, memang sejauh ini layanan air dari Perumda Giri Tirta belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Alih-alih kembali meningkatkan kualitas air dan kuantintas jangkauan, malah kondisi terbilang sudah darurat. Keluhan suplai air mampet, terjadi banyak kecamatan. Mulai Gresik Kota, Manyar, Driyorejo, Menganti, Kedamean, Cerme, Duduksampeyan, hingga Kebomas.

Kondisi tersebut membuat, perekonomian warga makin terbebani di tengah masa pandemi Covid-19. ‘’Ekonomi sudah sulit. Tapi, masih ditambah lagi dengan tambahan membeli air. Paling tidak, setiap 2-3 hari membali air tangkian,’’ ujar Yudianto, salah seorang warga Pondok Permata Suci (PPS), Manyar.

Harga setiap tangki sekitar Rp 40 ribu. Karena itu, sebulan praktis beban uang keluarga ketambahan Rp 500 ribuan. ‘’Bagi mereka yang ekonominya mapan, mungkin tidak masalah. Tapi, bagi orang kecil dengan penghasilan sangat pas-pasan, tentu memberatkan. Air merupakan kebutuhan primer. Apalagi, kalau ada bayi,’’ tuturnya.

Sementara itu, Jumat (17/9) kemarin Bupati Fandi Akhmad Yani mendatangi kantor Perumda Giri Tirta di kompleks Perumahan Bunder Asri, Kebomas. Dia juga mengajak Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Nuri Mardiana, Kepala Inspektorat Eddy Hadisiswoyo, dan Kabag Hukum Mohammad Rum Pramudya.

Kedatangan bupati dan jajaran itu langsung disambut Dirut Perumda Giri Tirta Siti Aminatus Zariyah. Mereka kemudian mengadakan pertemuan tertutup. Kepada para awak media seusai pertemuan, bupati menyatakan, pihaknya meminta dilakukan diaudit menyeluruh terhadap BUMD tersebut. Baik audit keuangan maupun teknis. Termasuk alokasi anggaran penyertaan modal.

Pada APBD 2019, memang Perumda Giri Tirta mendapatkan suntikan modal mencapai Rp 25 miliar. Salah satu harapannya adalah peningkatan kualitas maupun kuantitas pelayanan. Namun, ternyata harapan itu masih jauh panggang dari api. “Dari segi pelayanan, hampir setiap hari ada pengaduan air tidak keluar. Karena itu, kami duduk bersama mengevaluasi kinerja Perumda Giri Tirta,’’ ujar bupati alumnus Ekonomi Unair itu.

Yani berharap, dari audit nanti diketahui apa yang membuat kinerja Perumda Giri Tirta tidak sesuai target perencanaan atau harapan para pelanggan. Selanjutnya, pihaknya segera mengambil kebijakan lebih jauh. ‘’Kita lakukan audit baik teknik dan keuangan dalam rangka untuk mitigasi kerugian,’’ ungkapnya.

Menanggapi itu, Siti Aminatus Zariyah mengklaim, anggaran penyertaan modal Rp 25 miliar itu sudah dipergunakan sesuai perencanaan. Namun, belum semua terserap. Masih ada pekerjaan yang belum selesai, Di antaranya, pekerjaan dari Desa Balongpanggang ke Desa Kedungrukem, Balongpanggang. Lalu, pemasangan booster Giri 1 dan proses lelang Giri sampai Jalan Mayjen Sungkono.

“Sebenarnya kita sesuai perencanaan, tapi belum semua kita laksanakan. Yang bisa tercover di tahun 2020 yang sudah kita operasionalkan, seperti di Balongpanggang sampai ke Kedungrukem. Yang lain, masih proses akad lelang,” jelas Risa, panggilan akrabnya, kepada wartawan.

Dia menegaskan, suntikan modal itu akan diserap pada tahun anggaran 2021 ini. ‘’Insya Allah kita habiskan sesuai dengan LO atau rekomendasi dari BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan),” ujarnya.

Sebelumnya, dari kalangan DPRD Gresik juga tengah ’’dikejutkan’’ dengan pengajuan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Perubaham Modal Dasar, dan Penambahan Penyertaan Modal Daerah. Dalam dokumen itu, Perumda Giri Tirta kembali mengajukan anggaran penyertaan modal sebesar Rp 113 miliar.

‘’Nanti ada pansus (pansus) yang membahas itu. Tentu, kami tidak akan langsung menyetujui. Harus ada penjelasan detil dan benderang, untuk apa saja. Terutama manfaatnya untuk masyarakat. Sebab, saat ini Perumda Giri Tirta dalam sorotan luas masyarakat. Kami juga ingin menyelamatkan kondisi ini,’’ ungkap Ketua DPRD Gresik M. Abdul Qodir.


Suntikan Modal Rp 25 Miliar Belum Jelas, Kini Minta Lagi Rp 113 Miliar