Sajak Faris Al Faisal 

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sajak Faris Al Faisal 


KEMIRINGAN TANGGA

Ke arah mana kemiringan tangga menuju &

kelelahan menekuri anak tangga yang hilang/percuma.

Beberapa koefisien menghitung sendiri rumus,

kita akan terus naik –menyentuh pegangan tangan

& bahasa adalah isyarat yang mengantar komunikasi,

bagi larik-larik air kata & lirik-lirik air mata.

Sementara telah menunggu bola matahari di jendela,

kamar yang masih gelap, sejuta tanya mengapa?

& gagang pintu kita putar, membuka dunia.

Ke arah mana cahaya,

kegelapan yang manis,

merangkul tanpa cacat,

gurindam mengalir

saat sebuah slot kita tarik,

daun jendela terbuka,

di bawah sana,

sejuta lampu memberi arti.

Indramayu, 2021

PELANGI BESAR KITA

Setelah hilang tetes terkecil dari hujan & air mata,

mari melihat pelangi besar kita, sebab permusuhan

tidak kekal/abadi, hanya diskursus sambil menyela

kopi & roti, wangi vanili & keju, lalu memproyeksikan

rencana raksasa –tak perlu banyak, tapi kita masih bisa/

tanpa dibatasi garis pemisah/bersebelahan & potongan

adalah serpih dari luka & kita telah merdeka dari itu,

7 warna keindahan

lapis-lapis & tidak bercampur

mata menyukainya

di dalam legenda bangsa

lengkung setengah dunia

bidadari warna mencoret sisi langit

khazanah

tua-muda mabuk

bergabung nyanyikan

hari yang manis

& tiada gerimis

& tiada tangis.

Indramayu, 2021

UTANG

Hai, sejumlah catatan telah mengisi kolom & baris-baris

bukan berapa lembar rupiah atau jumlah nominalnya –

tapi kebaikan yang fantastis & di sisi hati melambungkan

hiu di dada lautku yang kering/susut & surut mengikut

rerumput di karang putihmu & tali-tali digantungkan

menjemur handuk setelah menyeka butir dahi keringat,

aku telah berutang hidup; setengah nyawa; separuh jiwa,

& banyak hal lainnya, maka kuhitung & tak terhitung.

Begitu banyak sudah,

pepasir berkilau, demikian

itu yang tak terbalas,

hanya secarik kertas menulis

sajak terima kasih,

& tangan menjabat & tampak erat.

Indramayu, 2021

FARIS AL FAISAL

Lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI), dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Buku puisi keduanya ’’Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian’’ penerbit Rumah Pustaka (2018).


Sajak Faris Al Faisal