Duka Keluarga Mahendra, Korban Kecelakaan Kereta Api di Taman Sidoarjo

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Duka Keluarga Mahendra, Korban Kecelakaan Kereta Api di Taman Sidoarjo


Kecelakaan antara kereta api dan sebuah mobil di perlintasan Gilang, Taman, Sidoarjo, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan para sahabat. Mendiang Mahendra Wicaksono yang dikenal supel dan baik benar-benar membuat semua kehilangan. Apalagi peristiwa itu berlangsung cepat.

GALIH ADI PRASETYO, Surabaya

Air mata Suyatno tak terbendung saat mengenang dua cucunya yang begitu lekat dengannya. Bermain, tidur, hingga makan selalu jadi momen keseharian yang mereka lakukan bersama. Namun, hal itu kini hanya menjadi sebuah kenangan setelah musibah menimpa keluarganya.

Peristiwa tragis menimpa sebuah keluarga pada Senin siang (17/8). Sebuah minibus Isuzu Panther L 1197 KA dihantam Kereta Api (KA) Sri Tanjung dari arah selatan. Mobil terseret hingga lebih dari 25 meter. Empat di antara lima penumpangnya meninggal.

Mereka terdiri atas satu keluarga. Yakni, Mahendra Wicaksono (ayah), Nina Pramudianasari (ibu), Azam (putra ke-2), dan Abizal (putra ke-3). Kemudian, Ardian, putra pertama pasangan itu, kini masih menjalani perawatan di RS Khadijah.

Kejadian itu berawal saat keluarga tersebut hendak menuju ke rumah saudara Mahendra. Jarak antara rel kereta dan rumah kerabat mendiang sebetulnya dekat, hanya 100 meter. Namun karena mengendarai mobil, mereka harus memutar melalui jalan besar.

Kristina Damayanti, saudara mendiang Mahendra, mengatakan, tujuan mereka adalah rumahnya. Sebelum kejadian pada pukul 10.20, mendiang Mahendra menelepon Kristina.

Kristina hendak dijemput untuk pulang ke rumah orang tuanya di Jalan Jojoran 3A Blok 2, Kelurahan Mojo, Gubeng. ”Namun, saat itu saya bilang tidak usah. Saya bilang akan ke sana sendiri setelah suami saya pulang kerja. Ternyata, Mas berangkat ke sini,” paparnya.

Saat hendak melintasi rel, palang pintu tidak tertutup. Mobil korban langsung melewati rel. Tetapi, kereta jurusan Jogjakarta−Jakarta saat itu melintas. Tabrakan pun tidak terhindarkan. ”Setelah dicari tahu, ternyata penjaga pintunya saat itu sedang kencing,” ujarnya.

Saat kejadian, Ardian didapati warga masih sadar. Bocah 8 tahun itu diboncengkan motor oleh warga. Diminta menunjukkan rumah Kristina. Saat Ardian diantar warga, Kristina tidak menyadari bahwa itu keponakannya. ”Saya syok waktu dia manggil tante. Langsung saya minta dia diantar ke RS Khadijah,” katanya.

”Waktu datang ke lokasi, saya sudah ditarik warga agar tidak melihat kondisi mobilnya. Tidak boleh lihat. Yang ada di pikiran waktu itu hanya nasib anak-anak,” jelas Kristina dengan mata yang masih sembap.

Kini hanya kenangan indah yang masih mereka rasakan. Kristina mengatakan, hampir tiap hari hubungan keduanya tidak pernah terputus. Telepon atau video call pasti dilakukan. Minimal pesan singkat via WhatsApp.

Hal yang sama diungkapkan Suyatno. Azam dan Abizal adalah dua anak yang paling lekat dengannya. ”Istilahnya, di masa tua ini waktu saya hanya untuk mereka. Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi mereka,” katanya.

Tidak ada firasat apa pun saat mendiang hendak pergi. Hanya, Suyatno merasa sepekan sebelumnya kedua cucunya tidak begitu nggelibet. ”Yang biasanya ndusel terus, itu enggak. Setelah ambil HP saya, langsung dibawa ke atas, ke ayahnya,” paparnya.

Kesan yang melekat juga diungkapkan teman kerjanya. Mahendra merupakan salah satu staf bidang promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Bangkalan. Dia biasa wira-wiri keluar kota atau keliling ke puskesmas di Bangkalan.

”Mahendra itu orangnya paling disiplin. Berkendara itu tidak pernah sama sekali mau melanggar. Saya juga sempat kaget dengan kejadian yang menimpanya. Disiplin banget orangnya,” ujar Zuhdi, salah satu koleganya.

Hingga kemarin pelayat yang datang tidak pernah sepi. Lantunan doa terus terdengar silih berganti dari orang-orang yang datang.

Mendiang Mahendra, istri, dan kedua anaknya dimakamkan pada Senin malam di TPU Keputih. Ratusan pelayat datang. Memecah keheningan di Jalan Jojoran 3A waktu itu.

Sementara itu, Ardian kini menunjukkan perkembangan yang positif. Lengan kanan yang retak sudah dioperasi. Begitu pula untuk luka di wajah bagian kanan sudah dilakukan penindakan. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Duka Keluarga Mahendra, Korban Kecelakaan Kereta Api di Taman Sidoarjo