Pemkab Sidoarjo Imbau Pengibaran Bendera Setengah Tiang

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pemkab Sidoarjo Imbau Pengibaran Bendera Setengah Tiang


JawaPos.com–Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengimbau masyarakat supaya mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati kematian Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin.

Kabid Pengelolaan Informasi dan Komunikasi, Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Sidoarjo Kusdianto seperti dilansir dari Antara di Sidoarjo mengatakan, pengibaran bendera dilaksanakan selama satu hari. ”Pengibaran bendera setengah tiang atas meninggalnya Plt Bupati Sidoarjo, adalah selama 1 hari yakni Minggu (23/8),” kata Kusdianto.

Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin meninggal dunia sekitar pukul 15.30 WIB setelah sebelumnya sempat dirawat di RSUD Kabupaten Sidoarjo. Jenazah sempat disalatkan di kamar mayat RSUD Sidoarjo, kemudian juga dilakukan salat jenazah di Pendapa Kabupaten Sidoarjo dan selanjutnya disalatkan di halaman masjid Nurul Huda di Desa Janti Sidoarjo. Jenazah dimakamkan di pemakaman Islam Desa Janti, Sidoarjo.

Almarhum yang akrab dipanggil Cak Nur itu resmi menduduki menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sidoarjo pada 14 Januari, setelah dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pelantikan dilaksanakan di gedung Negara Grahadi Surabaya. Cak Nur menjadi Plt Bupati Sidoarjo setelah bupati sebelumnya Saiful Ilah, terjerat kasus korupsi.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sidoarjo Atok Irawan menjelaskan, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin meninggal diduga positif terpapar virus korona atau Covid-19. ”Setelah melihat gejala dan juga keluhannya, diduga terpapar Covid-19,” kata Atok Irawan.

Dia menjelaskan, pada Rabu (19/8) sekitar pukul 14.00 WIB almarhum sempat meminta untuk difoto torak karena mengeluh batuk, panas, dan sesak napas. ”Kemudian dari hasil foto torak tersebut ada pneumonia di sebelah kiri. Selanjutnya saya sarankan untuk rawat inap masuk rumah sakit,” terang Atok Irawan.

Tetapi, kata dia, Plt bupati menyatakan ada rapat paripurna dengan DPRD dan meminta supaya rawat jalan dan diberikan obat. ”Kemudian saya sebagai spesialis paru mengasih obat antibiotik double juga obat batuk,” kata Atok Irawan.

Kemudian, pada Kamis dan Jumat libur, dia WhatsApp ke almarhum untuk menanyakan kondisi. Namun almarhum tidak menjawab. ”Baru Sabtu (22/8) sekitar pukul 08.30 WIB saya dihubungi kalau Plt bupati mau opname di rumah sakit. Akhirnya pukul 09.00 WIB kami jemput di rumah dinas menuju ke rumah sakit,” tutur Atok Irawan.

Dari situ, kata dia, diduga Plt bupari terindikasi positif terpapar virus korona. ”Kemudian dokter anastesi, paru, dan jantung melakukan tindakan karena selama dua hari sudah tidak mau makan. Beliau sempat turun ambil wudu untuk salat duhur dan sore Sabtu (22/8) meninggalkan kita semua,” ucap Atok Irawan.

Saksikan video menarik berikut ini:


Pemkab Sidoarjo Imbau Pengibaran Bendera Setengah Tiang