Risiko Penularan Lewat Aerosol, WHO Peringatkan Tunda ke Dokter Gigi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Risiko Penularan Lewat Aerosol, WHO Peringatkan Tunda ke Dokter Gigi


JawaPos.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar orang-orang menunda pergi ke dokter gigi jika tidak darurat. Penundaan dianjurkan sampai tingkat penularan Covid-19 turun secara signifikan.

WHO juga memperingatkan publik tentang risiko prosedur perawatan gigi yang mungkin menghasilkan semprotan aerosol dari mulut pasien. Menurut WHO, pembersihan gigi dan perawatan preventif bisa ditunda. Mereka sudah merilis pedoman bagi dokter gigi tentang cara meminimalkan risiko penularan selama pandemi.

Selain itu, WHO mengatakan bahwa ada beberapa prosedur dalam sistem perawatan kesehatan mulut yang dapat dilakukan dengan cara meminimalkan aerosol atau tetesan mikro yang menggantung di udara.

Dilansir dari Science Times, Kamis (13/8), pedoman yang dikeluarkan oleh WHO menyatakan bahwa perawatan kesehatan mulut non-esensial rutin termasuk pemeriksaan kesehatan mulut, pembersihan gigi, dan perawatan pencegahan harus ditunda hingga tingkat penularan Covid-19 turun secara signifikan. Lebih lanjut, pedoman yang sama harus diterapkan untuk perawatan gigi estetika. Namun, dokter gigi tetap diizinkan untuk melakukan operasi dalam situasi di mana perawatan segera diperlukan untuk menjaga fungsi mulut, mengatasi rasa sakit yang parah, dan menjamin kualitas hidup.

Mereka juga menyebutkan bahwa akan lebih baik jika pasien dapat diskrining dari jarak jauh sebelum janji temu dengan dokter. Sebab, dokter gigi paling depan berhadap-hadapan langsung dengan mulut pasien.

Perawatan gigi melibatkan komunikasi tatap muka yang erat dan paparan air liur pasien, darah, cairan tubuh lain, dan instrumen tajam yang sering mereka gunakan selama prosedur. Akibatnya, dokter gigi berisiko tinggi tertular atau menularkan infeksi kepada pasien mereka.

Misalnya, prosedur yang menimbulkan aerosol seperti pembersihan gigi menggunakan scaler ultrasonik dan pemolesan yang bekerja dengan potongan tangan berkecepatan tinggi atau rendah. Pencabutan gigi dengan operasi, dan penempatan implan. Situasi ini meningkatkan kemungkinan penularan jika salah satu pasien atau dokter sudah terinfeksi.

WHO telah mencantumkan cara-cara dalam panduan bagi para dokter gigi dalam menangani gigi palsu dan peralatan ortodontik yang rusak dan juga karies atau karang gigi. Sehingga bisa meminimalisir aerosol.

Kepala Kedokteran Gigi WHO, Benoit Varenne, mengatakan kesehatan mulut merupakan bagian dari sektor kesehatan yang terabaikan di banyak negara. “Di tingkat global, perkiraan terakhir yang tersedia menunjukkan bahwa 3,5 miliar orang terkena penyakit mulut,” kata Varenne.

Kondisi kesehatan mulut yang paling umum pada manusia adalah karies gigi yang tidak terawat pada gigi permanen. Menurut Varenne, sebuah survei menunjukkan bahwa 75 persen dari negara anggota WHO mengatakan bahwa layanan gigi di negaranya telah terganggu selama pandemi virus Korona.

“Belum lagi kurangnya alat pelindung diri bagi para dokter gigi yang bekerja selama pandemi,” kata Varenne.


Risiko Penularan Lewat Aerosol, WHO Peringatkan Tunda ke Dokter Gigi