Mudik di Tengah Pandemi, 174 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mudik di Tengah Pandemi, 174 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta


JawaPos.com – Pengetatan mobilitas membuat arus kendaraan yang keluar Jakarta menurun drastis. Pada hari pertama liburan Natal dan tahun baru (Nataru) kemarin, tercatat 174.678 kendaraan meninggalkan ibu kota.

Jumlah tersebut dilaporkan oleh Jasa Marga pada periode H-2 libur Natal atau mulai 23 Desember 2020. Jika dibandingkan saat lalu lintas normal, angka itu naik 34,5 persen. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah daripada periode yang sama 2019. Catatan Jasa Marga pada 24 Desember 2019, kendaraan yang keluar Jakarta 521.739 unit.

Sementara itu, PT Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) bersama Polres Bogor, Satpol PP Jawa Barat, serta satgas Covid daerah menggelar operasi gabungan sekaligus pemeriksaan pelaksanaan protokol Covid-19 di beberapa rest area.

Baca juga: Tangani Covid-19, Pemprov DKI Tutup Tempat Wisata Selama Nataru

Menurut Marketing and Communication Department Head PT JMT Irra Susiyanti, pihaknya memberikan dukungan dengan menyediakan lokasi random check rapid antigen di sejumlah titik rest area yang dibutuhkan pemerintah serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

Pemeriksaan (random checking) dilakukan di tempat istirahat dan pelayanan (TIP) Km 35 A ruas Jagorawi kemarin, pukul 08.00–10.00 WIB. Dalam operasi yang diadakan bersama Polres Bogor tersebut, dilakukan rapid test kepada 40 pengunjung TIP. ”Operasi gabungan yang dilakukan meliputi random check terhadap pemeriksaan protokol Covid pada tempat usaha atau keramaian,” kata Irra.

Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Istiono menuturkan, polisi melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19. Salah satunya melaksanakan tes rapid antigen secara acak. Sebanyak 20 ribu alat rapid antigen disiapkan. ”Tes dilakukan di rest area dan pos tertentu ya,” paparnya.

Korlantas bersama Polda Metro Jaya mengadakan rapid test antigen di rest area Km 19 tol Cikampek. Rapid test itu digelar secara drive-thru. ”Untuk yang negatif bisa jalan, yang positif dilarang melanjutkan perjalanan,” urainya dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Jasa Marga: Volume Kendaraan Tinggalkan Jakarta Meningkat 34,5 Persen

Ada juga pembatasan kapasitas rest area. Setiap rest area hanya diperbolehkan diisi 50 persen. Setelah kapasitas 50 persen terpenuhi, pintu masuk rest area ditutup. Petugas akan mengarahkan pengemudi menuju lokasi rest area selanjutnya.

KEPADATAN calon penumpang pesawat di Terminal 1 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo kemarin (24/12). (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

Selain jalan tol, Korlantas juga mengawasi kendaraan umum. Kendati sopir bus telah dites oleh perusahaan, tetap dilakukan pengecekan. ”Tinggal memperlihatkan suratnya. Tapi kalau belum di-rapid test antigen, kami juga siapkan,” terangnya.

Bus-bus juga harus menerapkan protokol kesehatan. Bus harus disemprot disinfektan, sopir harus sering mencuci tangan dan memakai masker. ”Kapasitas tiap bus juga dicek petugas,” terangnya.

Istiono mengatakan bahwa sopir kendaraan umum juga dites urine di setiap terminal. Hal itu dilakukan untuk keselamatan penumpang.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemarin memantau mobilitas kendaraan pada masa Nataru. Dia mengunjungi Terminal Kampung Rambutan dan tol keluar Jakarta.

Di Terminal Kampung Rambutan, Budi meninjau dan mengecek penerapan protokol kesehatan sekaligus random check rapid antigen & GeNose. Dia mengatakan, random check itu merupakan pesan bahwa pada masa pandemi ini, kita harus berhati-hati.

Baca juga: Performa Angkutan Umum Berpotensi Terdampak Pemangkasan Cuti

Random check rapid test akan terus dilakukan. ”Yang pasti, kita akan lakukan di terminal bus, rest area, dan tempat-tempat yang ditetapkan oleh dishub dan tempatnya dirahasiakan. Saya minta ini tidak hanya dilakukan di Jakarta,” katanya.

Mantan Dirut PT Angkasa Pura II juga berpesan agar operator bus secara kontinu dan konsisten terus menerapkan protokol kesehatan. ”Tadi saya naik ke atas bus, ada 3 tempat duduk, cuma 2 yang diisi. Ini harus konsisten,” tutur Budi.

Setelah dari Terminal Kampung Rambutan, Budi mengamati arus lalu lintas di tol Jakarta−Cikampek dan jalur ke Puncak. Pemantauan dilakukan lewat helikopter. Di jalur tol tidak ada kepadatan lalu lintas.

Lancarnya arus lalu lintas sangat mungkin disebabkan banyaknya warga yang memilih liburan di rumah.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 


Mudik di Tengah Pandemi, 174 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta