Kalah di Final, No 1 Dunia dari Indonesia: Saya Sudah Tak Punya Energi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kalah di Final, No 1 Dunia dari Indonesia: Saya Sudah Tak Punya Energi


JawaPos.com-Tunggal putri para-badminton nomor satu dunia Leani Ratri Oktila gagal meraih medali emas keduanya pada Paralimpiade Tokyo 2020. Pada final tunggal putri kelas SL4 hari ini (5/9), Ratri dikalahkan tunggal Tiongkok Cheng Hefang.

Bertarung di Yoyogi National Gymnasium, Tokyo, Ratri kalah dalam rubber game dengan skor 19-21, 21-17, dan 16-21. Pertandingan melelahkan ini berlangsung dalam tempo 50 menit.

Pada game pertama, Ratri sejatinya bermain baik. Dia unggul 15-13 lalu 19-15. Namun, Cheng berhasil bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 19-19. Pada akhirnya, tunggal nomor dua dunia itu memenangkan game pertama dengan skor 21-19.

Kekalahan tersebut sangat tidak menguntungkan bagi Ratri. Di game kedua, pemain berusia 30 tahun tersebut memang bisa bangkit, menjaga jarak keunggulan, dan menang 21-17.

Sayang, pada game ketiga, Ratri melemah. Terlihat kondisi fisiknya sudah sangat menurun karena dia bermain dalam empat partai kemarin. Ratri tertinggal 9-14, 12-17, 16-19, dan akhirnya kandas dengan skor 16-21.

“Tadi malam, tes dopingnya berlangsung lama sekali. Saya kelelahan ketika selesai. Saya sudah tidak memiliki energi,” kata Ratri dikutip dari situs resmi BWF.

“Tetapi mungkin saya juga tidak terlampau fokus pada pertandingan ini karena saya masih memiliki pertandingan ganda setelah ini,” imbuhnya.

Walau begitu, Ratri cukup puas dengan pencapaian satu emas di ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah dan perak di tunggal putri.

“Saya harus mengakui bahwa lawan lebih baik ketimbang saya. Sayangnya, saya tidak bisa memanfaatkan keunggulan pada game pertama dengan baik. Saya melepaskan kesempatan itu,” kata Ratri.

Sementara itu, Cheng mengaku sangat bahagia bisa meraih emas. Pada game ketiga, saat tertinggal 6-8 dia mampu bangkit, mencetak tujuh angka beruntun, mendominasi permainan, dan akhirnya memenangkan pertandingan.

“Kuncinya adalah percaya pada diri sendiri. Dalam sejarah pertemuan kami, saya menang lebih banyak ketimbang kalah. Jadi, walaupun saya tertinggal saya tetap mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya bisa melakukannya,” kata Cheng.

“Saya bekerja sangat keras satu poin demi satu poin. Tadi malam saya kalah, jadi saya ingin mendengarkan lagu kebangsaan saya hari ini,” imbuhnya.

Ratri masih harus menuntaskan satu pertandingan lagi. Yakni laga ganda campuran bersama Hary Susanto. Di final, Hary/Ratri akan berhadapan dengan ganda campuran nomor dua dunia asal Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel.


Kalah di Final, No 1 Dunia dari Indonesia: Saya Sudah Tak Punya Energi