Risma: Aku Sik Arek Suroboyo, Rek!

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Risma: Aku Sik Arek Suroboyo, Rek!


JawaPos.com – ”Terima kasih untuk semua warga Surabaya. Ini pekerjaan berat, Rek. Karena menangani wong susah kan,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melalui sambungan video call kemarin (22/12). Dia menyampaikan pernyataan tersebut untuk menanggapi penunjukan dirinya sebagai menteri sosial (Mensos).

Ya, Risma resmi bergabung dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju Jilid II. Dia ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Juliari Batubara yang ditahan KPK karena tersandung kasus korupsi.

Risma menjelaskan, meski kemarin presiden memperkenalkan enam menteri baru, baru hari ini (23/12) dirinya resmi bekerja. ”Baru pelantikan besok (hari ini, Red),” ujarnya.

Meski begitu, perempuan 59 tahun itu tidak ingin bersantai. Dia sudah merancang sejumlah program kerja. Pertama, pembenahan data penerima bantuan. Warga yang benar-benar membutuhkan bantuan harus mendapatkan penanganan.

Selain itu, bantuan nanti diberikan dalam bentuk cashless. Tidak lagi berupa uang tunai. ”Pak Presiden meminta langsung transfer ke penerima bantuan,” jelasnya.

Tri Rismaharini. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

Risma juga memastikan akan membawa program-program yang berhasil diterapkan di Surabaya. Misalnya, pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Dia pun mencontohkan sejumlah program. Di antaranya, peningkatan kesejahteraan nelayan dan perempuan, serta penanganan anak jalanan lewat pembentukan kampung anak negeri. ”Tentu saya bakal menggandeng kementerian lain,” paparnya.

Peningkatan ekonomi warga juga menjadi perhatian Risma. Seluruh warga harus sejahtera. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui program pahlawan ekonomi. Program itu juga telah diterapkan di Surabaya. ”Kami akan menggandeng akademisi dan universitas untuk mewujudkannya,” terangnya.

Berdasar data Kementerian Keuangan, anggaran Rp 408,8 triliun disiapkan untuk melanjutkan bantuan sosial (bansos), reformasi secara bertahap, dan penyempurnaan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Pagu anggaran Kemensos pada 2021 ditetapkan Rp 98,817 triliun. Dari angka tersebut, sekitar Rp 91 triliun merupakan anggaran untuk bansos.

Program bansos yang dilakukan Kemensos, antara lain, program keluarga harapan (PKH) dan program sembako/bantuan pangan nontunai (BPNT).

Dalam kesempatan tersebut, Risma juga menyampaikan terima kasih. Sebab, selama 10 tahun memimpin Surabaya, dia memperoleh banyak bantuan dari seluruh kalangan. Terutama warga Surabaya. Risma menyatakan bahwa peran warga sangat besar dalam pengembangan wilayah. ”Surabaya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga diakui dunia,” tegasnya.

Meski sudah ditunjuk sebagai Mensos, Risma tidak ingin melupakan kenangan. Dia merasa masih menjadi bagian dari warga Surabaya. ”Aku sik arek Suroboyo, Rek. Mensos sik kos di Jakarta,” tandasnya.

Hari Ini 6 Menteri Baru Dilantik

Kemarin (22/12) Presiden Jokowi memperkenalkan enam menteri barunya. Mereka dilantik di Istana Negara hari ini (23/12). Satu nama yang cukup mengejutkan meski sempat diprediksi adalah Sandiaga Salahuddin Uno. ”Saat ini beliau akan kita berikan tanggung jawab untuk memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” jelas Jokowi saat memperkenalkan Sandiaga di beranda belakang Istana Merdeka kemarin. Artinya, Wishnutama tersisih dari kabinet.

Nama mengejutkan lainnya adalah Budi Gunadi Sadikin yang diplot sebagai menteri kesehatan (Menkes) untuk menggantikan Terawan Agus Putranto. Untuk kali pertama, sejak era reformasi, posisi Menkes dijabat sosok yang tidak pernah menempuh studi di fakultas kedokteran.

Terpilihnya sejumlah nama sebagai menteri baru di Kabinet Indonesia Maju Jilid II telah diprediksi para pengamat politik. Salah satunya datang dari Indo Barometer. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyatakan bahwa nama-nama yang dipilih saat ini merupakan komposisi terbaik untuk kelanjutan kabinet. Dengan Mensos dan menteri KKP terkena kartu merah dari KPK, Qodari menilai bahwa citra kabinet Jokowi ikut terpengaruh. Jadi, pemerintah butuh sosok yang lebih mumpuni secara teknokrat dan dapat diterima secara politis.

Nama yang cukup disorot adalah Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno. Risma dianggap tepat untuk menggantikan Juliari karena tiga faktor. Pertama, kepemimpinannya di Surabaya dinilai berhasil. Kedua, Risma tergolong pekerja keras. Sifat tersebut dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas Kemensos mendistribusikan bantuan selama pandemi. Ketiga, Risma merupakan orang dekat Megawati Soekarnoputri dan disenangi Jokowi.

Baca juga: Jabat Menparekraf, Ini Tugas Sandiaga Uno dari Presiden-Wapres

Hal serupa ada pada sosok Sandiaga Uno. Meski tidak lama, Sandi pernah menjabat wakil gubernur DKI Jakarta dan terbukti mumpuni malang melintang di dunia politik. Berangkat dari latar belakang pengusaha, Qodari menilai bahwa Sandi punya kelebihan yang diharapkan bisa memenuhi ekspektasi untuk tidak korupsi.

Baca juga: Menuju Jabatan Menkes, Kekayaan Budi Gunadi Sadikin Rp 161 Miliar

Yang menjadi tanda tanya besar adalah terpilihnya Budi Gunadi Sadikin. Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) itu berlatar belakang banker. ”Jokowi sebenarnya oke-oke saja dengan Pak Terawan. Tapi, dengan adanya vaksin, dipilih orang dengan kemampuan manajerial dan paham sistem asuransi kesehatan,” jelas Qodari kemarin.

Kemudian, untuk menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf), dia tidak begitu mendalami isu-isu kepariwisataan secara menyeluruh. Namun, Qodari memperkirakan pencopotan Wishnutama berkaitan dengan kondisi pandemi yang menghantam sektor pariwisata sangat parah. ”Mungkin, dalam konteks pandemi, diperlukan inisiatif dan ide-ide yang lebih beragam,” paparnya.

Baca juga: Jokowi Reshuffle Kabinet: Risma Jadi Mensos, Sandiaga Uno Menparekraf

Sementara itu, Sandiaga memaparkan beberapa strategi yang akan diterapkan. ”Strategi inovasi dengan menggunakan teknologi, pendekatan-pendekatan big data, pendekatan kekinian,” paparnya. Tujuannya adalah memetakan potensi maupun penguatan serta memastikan para pelaku sektor parekraf tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi pemenang.

Kemudian, strategi adaptasi untuk memastikan protokol kesehatan dan keselamatan diberlakukan di setiap destinasi wisata dan lini ekonomi kreatif. Lalu, strategi kolaborasi dengan banyak pihak. Mulai pemerintah, akademisi, masyarakat, hingga dunia usaha.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Risma: Aku Sik Arek Suroboyo, Rek!