70 Persen Gagal Ginjal Kronis karena Hipertensi-Diabetes

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

70 Persen Gagal Ginjal Kronis karena Hipertensi-Diabetes


JawaPos.com – Hari Ginjal Sedunia tahun ini diperingati hari ini (11/3). Kasus gagal ginjal kronis (GGK) pun kian tinggi. Termasuk di Surabaya. Lebih dari 70 persen disebabkan hipertensi dan diabetes.

Dokter Pranawa SpPD K-GH FINASIM menjelaskan, jika penderita hipertensi dan diabetes sampai memiliki keluhan di ginjal, berarti ada kebocoran protein di kencing. ”Ini bisa diperiksa di laboratorium.”

Mantan kepala Instalasi Hemodialisis RSUD dr Soetomo itu menambahkan, bila kebocoran protein mencapai 5 derajat, pasien tersebut membutuhkan cuci darah. ”Namun, kondisi itu dapat dicegah dengan mengobati diabetes dan hipertensinya agar tidak sampai terjadi penyakit gagal ginjal kronis,” ujarnya.

Pranawa menyatakan, GGK tidak bisa disembuhkan lagi, tetapi dapat dihambat. Jika kondisi gagal ginjal sudah sampai stadium lima, dibutuhkan terapi ginjal atau cangkok ginjal. ”Untuk cuci darah, ada dua. Hemodialisis menggunakan mesin dan CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) lewat perut,” jelasnya.

Menurut dia, semua orang harus menjaga tekanan darah di bawah 140/90 ml atau 130/80 ml. Gula darah tidak boleh lebih dari 7 persen. ”Harapannya, masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan ginjal. Lebih baik mencegah daripada sudah sampai ginjal kronis,” tuturnya.

Pranawa mengungkapkan, peringatan Hari Ginjal Sedunia tahun ini bertema Living Well with Kidney Disease. Karena itulah, masyarakat harus memahami bahwa gagal ginjal kronis dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Jika sebelumnya ada masalah hipertensi dan diabetes, yang terpenting adalah menyembuhkan dua penyakit tersebut.

”Dari tahun ke tahun, penyebab utamanya adalah hipertensi dan diabetes,” ungkapnya.

Pranawa mengakui, biaya cuci darah tidak murah. Seseorang yang sudah terkena gagal ginjal kronis setidaknya harus menjalani cuci darah 2–3 kali dalam seminggu. Berdasar data 2018, BPJS Kesehatan harus mengeluarkan dana Rp 2,3 triliun untuk cuci darah.

”Padahal, cuci darah bagi penderita gagal ginjal kronis adalah suatu keharusan. Di Indonesia, orang yang membutuhkan cuci darah sekitar 0,08 persen dari jumlah penduduk,” terangnya.

Baca Juga: Selamatkan Arsip Lawas Rhoma Irama, RRI Surabaya Restorasi Aset Audio

Ada delapan upaya pencegahan agar tidak terjadi gagal ginjal kronis. Di antaranya, menjaga kesehatan, tetap aktif, serta mengontrol gula darah dan tekanan darah. Lalu, mengonsumsi makanan sehat, menjaga berat badan, tidak merokok, memenuhi asupan cairan tubuh, dan mengecek fungsi ginjal bagi yang berisiko.

Saksikan video menarik berikut ini:


70 Persen Gagal Ginjal Kronis karena Hipertensi-Diabetes