Perangi Misinformasi Para Guru dan Dosen Lewat Platform Digital

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Perangi Misinformasi Para Guru dan Dosen Lewat Platform Digital


JawaPos.com – Melalui dukungan Google.org, MAARIF Institute bersama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Love Frankie menginisiasi program Tular Nalar. Sejak tengah 2020 lalu, program ini akan melatih puluhan ribu guru, dosen, dan guru honorer di 23 kota di Indonesia tentang cara mengidentifikasi dan memerangi misinformasi, selain membekali mereka dengan keterampilan literasi media yang relevan.

Untuk menjangkau publik yang lebih luas, Konsorsium Tular Nalar kini meluncurkan laman tularnalar.id untuk memberikan akses kepada dosen, guru, siswa dan publik yang lebih luas untuk bersama-sama belajar melawan misinformasi. Inisiatif ini digagas sebagai respon dari kenyataan bahwa penetrasi internet dan konsumsi media sosial meningkat di Indonesia, sementara tingkat literasi media di kalangan masyarakat masih relatif rendah.

Seiring penggunaan internet yang terus berkembang, sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki keterampilan yang tepat guna memahami apa yang mereka konsumsi secara daring, entah itu artikel berita, atau permintaan informasi pribadi mereka. Terlebih di masa pandemi ini, dunia digital juga dipenuhi dengan misinformasi dan disinformasi yang berkaitan dengan dunia kesehatan, pandemi, bahkan pandangan-pandangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan cenderung menyesatkan.

Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan apresiasi positif dengan kehadiran laman tularnalar.id ini. Pria yang karib disapa Semmy itu menambahkan, sebagaimana data yang ada, sejak januari tahun 2020 hingga januari 2021 ada sekitar 1500 hoaks tentang Covid-19, terbayang berapa kerugian dan kekacauan yang terjadi di masyarakat yang mungkin termakan oleh hoaks.

“Oleh karena itu, kami mendukung dengan adanya platform tularnalar.id yang diprakarsai oleh MAARIF Institute, Mafindo, Love Frankie dan didukung oleh Google.org. Semoga platform pembelajaran yang bertujuan sebagai sarana edukasi dalam pembekalan keterampilan berfikir kritis ini dapat menciptakan masyarakat yang tahu, tanggap dan tangguh terhadap hoaks,” ungkap Semmy.

Dalam kesempatan yang sama yakni peluncuran laman tularnalar.id secara daring belum lama ini, Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs Southeast Asia, Google menambahkan, hibah Google.org yang diberikan untuk MAARIF Institute bekerjasama dengan Mafindo adalah upaya berkelanjutan kami untuk mendukung organisasi-organisasi yang membantu masyarakat Indonesia dalam melawan misinformasi dan disinformasi khususnya terkait vaksin Covid-19.

Memerangi misinformasi dan disinformasi daring terus menjadi tantangan penting dan prioritas utama bagi Google. Pihaknya berharap peluncuran situs Tular Nalar ini dapat membantu mengasah cara berpikir kritis masyarakat agar terhindar dari misinformasi dan disinformasi terutama terkait Covid-19 melalui kolaborasi bersama.

Khelmy K Pribadi, Direktur Program MAARIF Institute menyebut, kehadiran situs tularnalar.id adalah bentuk komitmen seluruh konsorsium untuk memperluas akses publik pada sumber pembelajaran daring yang dapat meningkatkan keterampilan praktis dosen, guru, siswa dan siapapun untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas literasi digital untuk melawan misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian.

“Laman tularnalar.id menyediakan materi pembelajaran yang kreatif dan interaktif, termasuk didalamnya adalah modul, video, dan kuis- kuis menarik dengan sumber rujukan yang jelas,” sebut Khelmy.

Hal serupa juga disampaikan oleh Juli Binu dari Love Frankie, dirinya menyampaikan, dalam proses penyusunan website tularnalar.id pihaknya juga melakukan riset kepada para pakar di bidang literasi media untuk dapat memahami tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pengajar dalam mengajarkan literasi media kepada siswanya.

“Dan kami juga menguji berbagai model kursus online untuk menghasilkan situs yang ramah bagi penggunanya termasuk teman teman disabilitas,” sebutnya.

Sementara itu, Yulita Priyoningsih Sub Koordinator Pembelajaran Khusus, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan, 0rogram Tular Nalar yang digagas oleh MAARIF Institute merupakan contoh baik implementasi kolaborasi antara Kemdikbud dan masyarakat dalam rangka meningkatkan literasi media, khususnya media digital.

Hal ini dikatakannya penting untuk mendorong kesadaran akan pentingnya pencegahan penyebarluasan berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Penguatan literasi media bagi dosen-dosen, mahasiswa dan masyarakat luas menjadi salah satu perwujudan tridharma perguruan tinggi.

Materi-materi yang disajikan pada laman tularnalar.id sendiri diklaim sangat baik dalam memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas tentang literasi media, komposisi dan fitur-fitur materi menarik yang akan mendorong masyakat untuk lebih memahami makna dari literasi media.

Selanjutnya, diharapkan cakupan penerima manfaat dari kolaborasi antara Kemendikbud dan MAARIF Institute dapat dapat diperluas dari sisi jenjang akademik. Digitalisasi materi-materi yang telah disusun oleh tim Tular Nalar, kedepan diharapkan akan dapat memperkaya repositori materi terbuka pada laman spada.kemdikbud.go.id dengan demikian penerima manfaat inisatif baik ini akan lebih luas.

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Perangi Misinformasi Para Guru dan Dosen Lewat Platform Digital