Temukan Warga Ogah Difoto karena Takut Dipalsukan buat Pinjol

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Temukan Warga Ogah Difoto karena Takut Dipalsukan buat Pinjol


Kecamatan Tambaksari punya duta Klampid untuk menyosialisasikan dan membantu pengurusan administrasi kependudukan (adminduk) warga. Saban RT ada satu duta. Banyak yang merasa terbantu, terutama mereka yang tidak ngeh dengan teknologi.

GALIH ADI PRASETYO, Surabaya

MARFUATIN heran dengan kartu keluarga (KK) miliknya. Di kolom pendidikan tertulis suaminya menyelesaikan strata II. Padahal, kenyataannya tak begitu. ’’Suami saya hanya lulusan SMP. Saya juga tidak memperhatikan. Pas butuh KK, saya lihat lha kok S-2. Lulus S-2 maksudnya SD dan SMP. Itu betul. Bukan S-2 kuliah,’’ ujarnya, lantas tertawa.

KK itu dicetak sejak 2011. Selama ini digunakan untuk mengurus berbagai hal tanpa ada keluhan apa pun. Meski begitu, Atin –sapaan Marfuatin– berusaha mengubah status pendidikan suaminya agar tidak ada masalah di kemudian hari.

Beruntung, dia tidak perlu wira-wiri ke kelurahan atau mal pelayanan publik. Ada aplikasi Klampid yang bisa digunakan untuk mengurus adminduk secara online. Sayangnya, Atin kurang paham dengan penggunaan aplikasi mobile. ’’Dibantu duta Klampid Mbak Minah untuk ngurus ubah data. Cuma lewat HP sama foto,’’ ucapnya.

Ya, di Kecamatan Tambaksari kini sudah ada duta Klampid di setiap RT.

Mereka membantu mengedukasi dan melakukan sosialisasi soal Klampid kepada warga yang merasa kesulitan. Salah satunya adalah Aminah. Warga RT 5, RW 7, Kelurahan Kapas Madya Baru, itu aktif membantu warga tentang Klampid.

Aminah didapuk sebagai duta Klampid sejak April lalu. Saat itu dia mendapat penugasan dari kelurahan. Satu RW mengirimkan perwakilan untuk belajar tentang Klampid.

’’Dijelaskan semua, mulai membuka akun, info layanan apa saja di aplikasi itu. Lengkap dengan praktik langsung hari itu juga,’’ ujarnya.

Setelah dilatih dan mahir menggunakan Klampid, Minah mulai mengajarkan kepada warga. Yang paling dekat adalah tetangga di RT-nya, Jalan Kapas Gading 2. Setelah dua bulan, dilakukan evaluasi. Duta Klampid dianggap berhasil. Diputuskan untuk menunjuk duta di level RT. Satu RT satu perwakilan. Hingga sekarang ada 320 duta di seluruh Kecamatan Tambaksari.

’’Semua diberi pelatihan. Kemudian, mendapat sertifikat sebagai bukti bahwa sudah lulus menggunakan Klampid. Tinggal sekarang bantu warga yang belum paham aplikasi itu,’’ katanya.

Bukan perkara mudah menjadi seorang duta Klampid. Ada saja suka dukanya. Mulai masyarakat yang terlalu protektif terhadap datanya hingga rewel. Pembuatan akun Klampid membutuhkan verifikasi berupa pemilik akun yang memegang KTP. Kemudian, di-upload untuk pengecekan dan verifikasi akun. ’’Lha dimintai foto malah mereka takut, dikiranya mau didaftarin pinjaman online (pinjol),’’ katanya.

Warga pun ogah-ogahan. Namun, Minah meyakinkan bahwa akun itu milik Pemkot Surabaya. Yang bisa login pun hanya mereka karena sesuai nama dan password yang dipunya.

Minah mengatakan, faktanya banyak warga yang belum melek betul tentang adminduk. Warga baru mengurus saat butuh. Mulai akta kematian hingga akta kelahiran. ’’Waktu surat yang dipakai persyaratan sudah hilang baru ngurus. Kalau seperti itu, Klampid sudah tidak ngatasi. Harus langsung ke kelurahan, saya bantu sampai ngurus di sana,’’ papar ibu satu anak itu.

Memang apa yang dilakukan Minah berdasar pengalamannya dulu. Dia pernah merasakan bagaimana sulitnya mengurus adminduk. Dilempar-lempar, wira-wiri, tetapi belum juga beres. ’’Itu yang membuat saya tergerak membantu warga. Apalagi banyak yang sudah sepuh kesulitan menggunakan HP. Baca tulis juga begitu,’’ ujar perempuan yang punya usaha laundry itu.

Kini warga sudah tahu siapa Minah. Warga sering langsung meminta bantuannya. Atau warga yang mengurus adminduk ke ketua RT pasti diarahkan ke Minah untuk dibantu mengurus melalui Klampid.

Camat Tambaksari Ridwan Mubarun mengatakan, pihaknya berharap layanan online bisa membantu warga dalam pelayanan mandiri. Tidak perlu ke kelurahan karena dari rumah pun bisa. ’’Sekaligus masa pandemi ini layanan tatap muka dikurangi,’’ terangnya.

Baca Juga: Direktur Selewengkan Voucher Hartono Elektronik Rp 4,4 Miliar

Dia sering menemukan masih banyak warga yang seharusnya bisa online, namun tetap datang ke kantor layanan karena tidak tahu. Di kantor kelurahan dan kecamatan pun mereka bakal diedukasi soal aplikasi Klampid.

”Terakhir, goal yang kami harapkan, semua warga Surabaya bisa memakai aplikasi Klampid ini. Sehingga urusan administrasi kependudukan tidak lagi sulit. Poin penting lain sambil nyantai di rumah pun bisa mengakes layanan ini,’’ katanya.


Temukan Warga Ogah Difoto karena Takut Dipalsukan buat Pinjol