Perubahan Perilaku Hidup Bersih Belum Bisa Dilakukan secara Total

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Perubahan Perilaku Hidup Bersih Belum Bisa Dilakukan secara Total


JawaPos.com-Pengembangan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat belum bisa dilakukan oleh masyarakat secara total. Terbukti, lebih dari delapan ribu warga Surabaya masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS).

Memang, ada perbedaan istilah antara BABS di desa dan wilayah perkotaan. Khususnya, di Surabaya. Istilah BABS di desa mengacu bahwa warga melakukan BAB dengan cara langsung jongkok ke sungai, parit, dan menggali di tegalan. Dan ini berbeda yang dilakukan warga kota, khususnya Surabaya.

Inilah penelitian yang membawa Koen Irianto Uripan meraih gelar doktor. Hasil desertasinya itu dinilai sangat baik, hingga mendapatkan predikat lulusan terbaik pada sekolah Pascasarjana Program Doktor Universitas Airlangga dengan IPK 4,0.

Judul desertari Koen adalah “Konstruksi Sosial Pengembangan Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Jamban Sehat pada Warga Kota Surabaya.”

Masa lalu DR Koen tidak dilalui dengan mudah. Lahir di Malang, dia menjalani masa sekolah di SD dan SMP di Dusun Sumbergede, Baureno, Bojonegoro. Selama lima tahun, Koen harus berjalan kaki sepanjang tujuh kilometer setiap hari. Aktivitasnya diisi dengan bertani bersama orang tuanya yang merupakan pensiunan TNI AD.

Namun, Koen tidak putus asa dengan keadaan tersebut. Dia tetap bersekolah. Untuk melanjutkan studinya di STM Negeri 1 Malang, Koen remaja dititipkan kepada rekan sesama pensiunan hingga lulus STM.

Saat ini, Koen merupakan seorang advokat dan motivator perubahan perilaku pada berbagai lembaga dan kampus. Selain itu, Koen adalah pegiat sanitasi. Juga menjadi direktur pada yaysan SDM bernama Sociopreneur.

Promotor Koen, Prof. DR Subagyo Adam mengatakan bahwa sejak menjadi mahasiswa bimbingannya, Koen sangat rajin dan bersemangat. Tugas selalu diselesaikan tepat waktu dan membanggakan. “Meskipun saat lulus, usia Koen saat lulus adalah 59 tahun,” kata Subagyo dalam siaran pers yang diterima JawaPos.com.

Co-Promotor, Assco. Prof. Dr. Falih Suaedi menambahkan bahwa judul penelitian Koen sangat relevan sesuai dengan kondisi yang ada. “Hasil temuan disertasinya ini sangat berguna bagi bangsa dan negara,” kata Falih.

“Selain itu mahasiswanya sendiri memiliki kompetensi dan menguasai biadang tersebut. Kami sebagai pembimbing sangat mendukung. Di antaranya adalah soal akselerasi tentang perubahan perilaku masyarakat untuk tidak lagi BAB sembarangan,” tambahnya.

Koen menempuh sekolah Pascasarjana Unair selama tiga tahun dan dua bulan. Sepanjang itu, dia telah mempublikasikan penelitian di jurnal internasional kategori Scopus 2 dan Scopus 3.


Perubahan Perilaku Hidup Bersih Belum Bisa Dilakukan secara Total