Apa Yang Anda Pikirkan? Ini Hanya Sepak Bola

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Apa Yang Anda Pikirkan? Ini Hanya Sepak Bola


JawaPos.com-Pencinta sepak bola Indonesia kembali disuguhi aksi tak terpuji dari lapangan hijau. Kali ini peristiwa yang mencederai sportivitas terjadi di Liga 3 Grup D Jawa Tengah yang mempertemukan PPSM Sakti Magelang melawan Persak Kebumen di Stadion Moch. Soebroto pada Senin (1/11).

Pemain PPSM Odsantino Berti mendapatkan pelanggaran keras di menit ke-82. Di mana, area sekitar dada di bawah leher ’’diinjak’’ oleh pemain Persak Tri Hartanto.

Kejadian itu membuat Berti terkapar dan meringis kesakitan dengan memegangi lehernya hingga harus diangkut ambulans dan dilarikan ke rumah sakit.

Untung, berdasar hasil rontgen, kondisinya cukup baik. ’’Sudah kembali ke mes tim pada pukul 15.00 ini (kemarin, Red). Alhamdulillah, kondisi sudah mendingan. Di bagian sekitar dada, masih agak sakit,’’ katanya dalam live Instagram story tadi malam.

Terkait dengan kronologi, dia menyebutkan bahwa saat kejadian, dirinya hendak meng-clearence bola liar yang menjadi perebutan. Namun, lawan memasang kaki di bagian dada bagian atas yang hampir mengenai kepalanya. ’’Apa yang Anda pikirkan. Ini hanya sepak bola,’’ cetus Berti untuk pemain lawan yang mengasarinya.

Berti belum tahu berapa lama recovery yang dibutuhkan. ’’Semoga bisa cepat gabung dengan tim dan bisa memberikan hasil yang terbaik nantinya. Mungkin baru bisa main di match ketiga,’’ katanya.

Yang bikin geram dari kejadian tersebut, wasit yang memimpin pertandingan hanya memberikan kartu kuning. Padahal, berdasar video yang tersebar, posisi wasit berada di dekat kejadian. Seharusnya, wasit memberikan hukuman yang lebih berat.

Sementara itu, PSSI lamban dalam merespons sederet kejadian wasit yang tidak tepat dalam membuat keputusan saat memimpin pertandingan. Bahkan, kejadian beberapa wasit salah dalam bikin keputusan di pekan pertama Liga 1 hingga kini memasuki pekan ke-10 belum ada keputusan apa-apa dari PSSI.

Terkait dengan insiden horor yang terjadi dalam laga PPSM Magelang kontra Perseka, Ketua Komite Wasit PSSI Ahmad Riyadh menuturkan bahwa pertandingan tersebut diselenggarakan Asprov PSSI Jawa Tengah.

’’Jadi, bukan ranahnya PSSI (Pusat). Ini evaluasinya di tingkat Asprov. Kalau masuk putaran nasional, baru masuk ranahnya PSSI Pusat,’’ ujarnya ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam.

Kendati demikian, sambung dia, itu tetap menjadi perhatian PSSI. Pihaknya di Komite Wasit sudah meminta laporan dari Asprov PSSI Jateng mengenai kejadian tersebut. Riyadh melanjutkan, berdasar pengamatan di video, wasit yang memimpin memang salah dalam mengambil keputusan.

’’Harusnya kartu merah karena membahayakan sekali. Kelihatan. Itu keragu-raguan dari wasit,’’ katanya.

Mengenai tindakan tegas, menurut Riyadh, pihaknya terus mengumpulkan berbagai kejadian dan keputusan wasit yang tidak tepat untuk meminta laporan evaluasi total selama musim kompetisi ini.

’’Ada sanksinya masing-masing. Kami tidak main-main terkait perwasitan ini. Saya evaluasi, di antara 100 lebih pertandingan, ada 10 kejadian yang menonjol dan ada protes,’’ katanya.

Dari kejadian itu, nanti dievaluasi total yang dilihat dari level kesalahan wasit. Mulai yang memengaruhi hasil pertandingan hingga kesalahan yang tidak memengaruhi hasil pertandingan.

’’Kesalahan berat itu yang memengaruhi hasil pertandingan. Dari yang (harusnya) 0-0 jadi 1-0. Asalnya 2-2 jadi 2-3. Tapi, yang asalnya 4-1 jadi 4-2, berarti levelnya tidak berat. Itu ada sanksinya yang diistirahatkan empat minggu, delapan minggu. Ada yang diparkir kalau tidak mampu lagi,’’ bebernya.

Riyadh melanjutkan, hukuman bagi wasit tersebut sudah mulai berjalan.

’’Nanti insya Allah, dalam minggu ini atau minggu depan, Exco bidang perwasitan rapat untuk mengevaluasi hukumannya nanti,’’ katanya.

Kejadian yang seolah-olah hendak melukai sesama pemain itu kerap berulang di persepakbolaan tanah air. General Manager APPI M. Hardika Aji menyayangkan kejadian tersebut.

’’Tanpa lelah, APPI meminta para pesepak bola untuk menjunjung sportivitas serta bersikap profesional dan solidaritas antar sesama pesepak bola,’’ ujarnya kemarin.

Pria yang akrab disapa Aji itu melanjutkan, jika masih terjadi hal negatif terkait dengan perilaku tidak sportif, dampaknya akan sangat luas dan panjang.

Dari APPI, dia menyebutkan, ada teguran keras dan pemain senior ikut turun tangan. ’’Ada treatment tersendiri bagi mereka yang nantinya ke APPI meminta pendampingan hukum saat terkena hukuman komdis akibat dari perilakunya di lapangan,’’ ujarnya.

Kejadian itu seperti yang baru saja terjadi. Di mana bek PSG Pati Syaiful Indra Cahya sebelumnya dikenai sanksi larangan bermain empat laga dan denda Rp 10 juta. Namun, setelah APPI mendampingi banding dengan berbagai bukti-bukti, hukuman dicabut.


Apa Yang Anda Pikirkan? Ini Hanya Sepak Bola