Gowes sambil Promosi Kampung Kemasan dan UMKM Gresik

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Gowes sambil Promosi Kampung Kemasan dan UMKM Gresik


JawaPos.com- Partai Gerindra dan Perempuan Indonesia Raya (Pira) Gresik memiliki cara tersendiri untuk mengampanyekan wisata heritage (cagar budaya). Minggu (21/11) pagi mereka mengajak para kadernya bersepeda atau gowes bareng ke Kampung Kemasan. Yakni, kawasan heritage di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem.

‘’Selain berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh, juga mengenalkan bahwa di Gresik juga ada banyak wisata cagar budaya. Di antaranya Kampung Kemasan,’’ kata Ketua DPC Gerindra Gresik Asluchul Alif.

Menikmati wisata cagar budaya memang memiliki sensasi tersendiri. Tidak kalah dengan wisata alam. Warga juga bisa mendapat pengetahuan tentang sejarah yang melatarinya. Selain mengedukasi, Alif juga mengajak para kadernya untuk turut mempromosikan local wisdom itu. Misalnya, melalui akun media sosial masing-masing.

Dengan demikian, akan semakin banyak yang ingin berkunjung. Dampaknya hanya membuat nama Gresik makin dikenal. Lebih dari itu tentu ada nilai putaran ekonominya. ‘’Kita patut berbangga dengan beragam kekayaan yang ada di Nusantara ini daripada bangga dengan luar negeri,’’ paparnya.

Dalam gowes barang tersebut, kader parpol pimpinan Prabowo Subianto itu juga sekaligus ikut andil mempopulerkan batik gajah mungkur, sebagai salah satu produk UMKM unggulan Gresik. Karena itu, kemarin sejumlah kader Gerindra dan Pira juga ramai-ramai memborong batik. Di antaranya Nur Saidah, wakil ketua DPRD Gresik.

‘’Kita juga mesti bangga dengan produk UMKM seperti batik gajah mungkur ini,’’ ujar Nur Saidah, yang juga ketua Pira Gresik.

Kampung Kemasan

Dikutip dari website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemkab Gresik, Kampung Kemasan merupakan perkampungan yang terdapat beberapa bangunan rumah kuno bergaya arsitektur Eropa dan Cina. Perkampungan ini terletak di daerah kemasan, 200 meter di sepanjang Jalan Nyai Ageng Arem-arem. Hanya berjarak sekitar 700 meter Alun-alun Kota Gresik.

Konon, nama Kemasan bermula pada keberadaan seorang perajin emas. Namanya, Bak Liong. Karena kualitas hasil kerajinannya yang bagus, maka banyak orang yang memesan perhiasan kepadanya. Lama-lama, kampung tempat seorang perajin emas itu dikenal sebagai Kampung Kemasan.

Beberapa bangunan di kampung ini tergolong bangunan tua. Termasuk bangunan cagar budaya (heritage). Umurnya rata-rata 50-100 tahun. Bahkan, sudah dibangun pada 1909 M. Keunikannya tampak pada arsitektur dan sejarah yang melatarbelakanginya.

Gaya arsitektur Eropa dapat dilihat pada pilar-pilar penyangga atap, jendela, dan pintu relatif besar, serta ornamen pada dinding atau pilaster. Sedangkan gaya arsitektur Cina dapat dilihat pada atap dan pemakaian warna serba merah.

Sejauh ini, beberapa bangunan rumah di Kampung Kemasan tersebut masih terawat dengan baik. Sebab, masih menjadi rumah tinggal. Pada bagian bangunan atas atau lantai 2 beberapa masih dimanfaatkan untuk budidaya burung walet. Banyak pengunjung yang datang ke kampung Kemasan dengan berbagai tujuan. Mulai sekadar berwisata, foto selfi, foto prewedding hingga jadi obyek penelitian bangunan kuno.

Batik Gajah Mungkur

Ada sejumlah batik khas Gresik. Batik gajah mungkur merupakan salah satu di antaranya. Adalah Akhmad Khoiri, cicit Haji Djaelan, seorang konglomerat Gresik pendiri bangunan gajah mungkur di Kampung Kemasan pada tahun 1901 M itu.

Hingga kini, Khori yang memproduksi dan mempopulerkan batik gajah mungkur. ‘’Pertimbangannya ingin melestarikan tanah leluhur melalui batik tulis,” ungkap lelaki kelahiran Gresik yang besar di Pekalongan itu seperti ditulis Jawa Pos (3/4/2017).

Sebagai orang yang besar dari keluarga seni, Khoiri memang sudah lama tertarik dengan batik tulis. Bahkan, sejak masih remaja di Pekalongan, dia biasa melukis batik. Namun, Khoiri mulai menekuni batik gajah mungkur setelah pindah ke Gresik pada awal 2014.

Kini batik gajah mungkur tidak hanya dikenal di Gresik dan Jatim saja. Namun, telah merambah Nusantara. Mulai Kalimantan, Sumatera, hingga Nusa Tenggara. Khoiri terus berinovasi. Dia terus berupaya merancang karya baru. Selain untuk dipasarkan, juga sebagai koleksi. ‘’Bikin batik yang bercerita dalam bentuk gambar,” katanya.

Misalnya, batik khusus yang digambari rumah gajah mungkur. Semua potongan kain diisi dengan satu cerita. Untuk melengkapi cerita tersebut, dibuat gambar-gambar yang mendukung cerita bersangkutan. Ada juga kapal Giri Kedaton dan bangunan kerajaan Giri Kedaton.

Dia yakin, dengan inovasi itu, geliat batik Gresik akan semakin dilirik orang luar. Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut punya mimpi agar Gresik memiliki event besar berupa fashion batik berkelas nasional. Kegigihan Khoiri itupun juga berbuah penghargaan. Salah satunya dari disparbud Pemkab Gresik.


Gowes sambil Promosi Kampung Kemasan dan UMKM Gresik