RRI Surabaya Punya Radio Digital yang Menawarkan Konten Edukasi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

RRI Surabaya Punya Radio Digital yang Menawarkan Konten Edukasi


Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya merupakan satu-satunya yang memiliki stasiun digital. Tujuannya, menjangkau semua segmen. Termasuk anak-anak. Langkah itu dilakukan demi menjaga eksistensi radio.

WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya

EMPAT layar komputer berada di ruangan berukuran 5 x 5 meter. Begitu pun tiga mixer digital. Ruangan tersebut memang baru dibuat. Dua mikrofon juga disediakan di sana. Beda dengan ruangan siaran lain. Tempat itu sering sepi. Hanya dua monitor yang menyala. Sesekali dibuka untuk mengontrol.

Ruang siaran tersebut memang berbeda. Siaran on air sekalipun belum pernah dilakukan di sana. Namun, jangan salah. Tempat itulah yang menjadi pembeda kantor stasiun RRI dengan RRI lain. Sebab, hanya RRI Surabaya yang memiliki stasiun digital.

Suara musik anak-anak 1990-an terdengar lirih dari dalam. Lagu itu ternyata diputar untuk mengisi program Suara Pendidikan. Pemutarannya tidak sembarang jam. Yakni, pukul 09.00–15.00. Target pendengarnya adalah anak usia 4–10 tahun.

Stasiun digital RRI Surabaya itu baru saja dibuat. Soft launching-nya 11 September lalu. Tepat ulang tahun RRI. Studio tersebut memang berbeda. Selain memiliki program yang segmented, pemancarnya juga berbeda. Yakni, menggunakan digital.

Dari 220 stasiun RRI di seluruh Indonesia, hanya tiga lokasi yang memiliki pemancar digital. Yaitu, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Ketiganya saat ini menjalani uji coba siaran digital. Sama seperti televisi, siaran analog radio akan bermigrasi ke digital. ’’Sekarang proses uji coba,’’ kata Music Director RRI Surabaya Pataka Swahara Sanja.

Siaran digital penerimanya juga melalui radio digital. Saat ini memang belum banyak. Mengatasi masalah itu, siaran dilakukan dengan dua cara. Melalui streaming dan pemancar. ’’Jadi, frekuensinya bukan AM atau FM lagi,’’ ucap Ata, sapaan akrab Pataka Swahara Sanja.

Siaran radio digital memang arahan dari pemerintah. Migrasi dari analog diharapkan menghasilkan suara yang jernih dan menjangkau semua segmen. Menurut Ata, frekuensi siaran analog sudah digunakan empat program. Pro 1, 2, 4, dan channel 5.

Hal tersebut belum menjangkau semua pendengar. Salah satunya, anak-anak. Sementara itu, regenerasi radio ada di tangan mereka. Beda dengan remaja, banyak radio swasta yang segmentasinya para milenial.

Menurut Ata, jangan sampai anak-anak nanti tidak mengenal radio. Mereka juga tak tahu profesi penyiar dan wartawan. Maklum, saat ini banyak anak yang bercita-cita menjadi YouTuber atau konten kreator dan vloger.

Saat ini siaran radio digital hanya berlangsung pukul 09.00–15.00. Selain lagu anak-anak ’90-an, konten edukasi diberikan. Setidaknya itu menjadi rujukan mereka untuk mendengarkan radio.

Ke depan, program tersebut menjadi unggulan RRI Surabaya. Sebab, para guru nanti bisa melakukan siaran. Mereka bisa mengedukasi sesuai keilmuan bidang masing-masing sehingga menjadi alternatif tempat belajar.

Usia 4–10 tahun dipilih bukan tanpa alasan. RRI Surabaya melakukan itu karena ada misi jangka panjang. Yakni, membuat anak-anak tertarik pada radio. ’’Secara tidak langsung memicu ketertarikan anak-anak akan dunia radio,’’ ucap Ata.

Jadi, bukan hanya guru, para siswa SD juga bisa ikut siaran. Program Suara Pendidikan diharapkan menampung ketertarikan mereka pada radio. Sebab, anak-anak tersebut membutuhkan ruang agar radio tetap eksis di berbagai zaman.

Jangkauan siaran digital sama dengan radio analog. Bedanya, jarak frekuensi antarradio dekat. Suaranya juga jelas meskipun cuaca buruk. Keberhasilan RRI dalam siaran digital itu nanti dijadikan pemerintah sebagai acuan migrasi dari radio analog ke digital.


RRI Surabaya Punya Radio Digital yang Menawarkan Konten Edukasi