Tak Hanya Hewan, Manusia Juga Penting Divaksin Rabies

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tak Hanya Hewan, Manusia Juga Penting Divaksin Rabies


JawaPos.com – Hewan kesayangan sebaiknya divaksinasi untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit, termasuk rabies. Rupanya tak hanya hewan peliharaan, pemiliknya juga harus divaksinasi rabies.

Dalam webinar bersama Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jawa Barat V dan Sanofi Pasteur Indonesia, para pemilik hewan peliharaan harus memahami rabies pada hewan dan manusia serta pentingnya melakukan vaksinasi rabies bagi para pemilik hewan agar terlindungi dari risiko terinfeksi virus rabies.

Rabies di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena hampir selalu menyebabkan kematian setelah timbul gejala klinis dengan tingkat kematian sampai 100 persen.

“Padahal, rabies adalah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin anti rabies (VAR),” kata Tim One Health Zoonosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Asep Purnama, MD, Internist, FINASIM, baru-baru ini.

 

Apa itu penyakit rabies?

 

Ia menjelaskan, rabies adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi rabies pada manusia biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan binatang seperti anjing, kera, serigala, atau kelelawar melalui gigitan atau kontak virus lewat air liur dengan luka. Virus tersebut masuk ke dalam ujung saraf yang ada pada otot di tempat gigitan dan memasuki ujung saraf tepi sampai mencapai sistem saraf pusat yang biasanya pada sumsum tulang belakang, dan selanjutnya menyerang otak.

“Anjing adalah sumber utama kematian manusia akibat rabies, yang menyumbang hingga 99 persen dari semua penularan rabies kepada manusia,” kata Asep.

Asep memaparkan, kelompok orang yang mempunyai risiko tinggi tertular rabies antara lain pemilik hewan kesayangan, dokter hewan, perawat hewan, peneliti virus rabies, petualang alam liar, pekerja lapangan yang dapat digigit binatang buas terinfeksi, orang yang sering berkunjung ke daerah rawan rabies dan petugas kesehatan yang merawat pasien rabies.

Kelompok ini sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Pre-Exposure Prophylaxis sebagai perlindungan sebelum terjadi kontak.

“Vaksinasi Pre-exposure akan sangat bermanfaat disamping memberikan perlindungan juga mempermudah penanganan jika dikemudian hari terjadi kontak. Seseorang yang sudah pernah
menerima vaksinasi Pre-Exposure tidak membutukan serum jika terjadi gigitan,” kata Guru Besar FK Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Dzauji, SpPD-KAI, FACP.

 

Belum Ada Obatnya

 

Menurut Samsuridjal, hingga saat ini belum ada obat yang ditemukan untuk menangani rabies. Namun, rabies dapat dicegah melalui vaksinasi di puskesmas atau rumah sakit. Oleh karena itu, untuk mencegah semakin banyaknya kasus rabies di Indonesia perlu dilakukan strategi pencegahan yang di mana salah satu cara utamanya adalah dengan melakukan vaksinasi rabies sesegera mungkin.

“Sebab, dengan menyuntikkan vaksin anti rabies (VAR) ke dalam tubuh hewan dan manusia, maka tubuh akan membentuk sistem kekebalan untuk menangkal virus rabies,” katanya.

Cara kerja VAR adalah dengan merangsang sistem daya tahan tubuh untuk membentuk imunitas terhadap virus rabies. Pembentukan antibodi tersebut memerlukan waktu. Namun, jika antibodi sudah terbentuk, dapat bertahan lama, yaitu sekitar satu tahun.


Tak Hanya Hewan, Manusia Juga Penting Divaksin Rabies