Banjir Kritik, PT LIB Pikirkan Ulang Penghapusan Liga 1 U-20

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Banjir Kritik, PT LIB Pikirkan Ulang Penghapusan Liga 1 U-20


JawaPos.com – Peniadaan Elite Pro Academy U-20 ternyata tidak disetujui klub-klub Liga 1. Sebab, sebagian besar klub kebingungan ke mana akan memainkan pemain untuk level U-20.

Apalagi, dalam regulasi yang akan diamandemen, pemain U-20 hanya diwajibkan masuk daftar susunan pemain, tidak untuk dimainkan.

Karena banyak kritik, PT LIB selaku operator akhirnya berdiskusi ulang. Seperti yang dikatakan Direktur Operasional LIB Sudjarno. Dia menuturkan, EPA U-20 bisa jadi digeber lagi, tetapi dengan format berbeda.

Jika musim-musim sebelumnya hanya memainkan klub Liga 1, LIB membuka peluang untuk klub Liga 2 ikut andil. Hal itu disebabkan tidak semua klub Liga 1 bersedia ikut EPA U-20 jika resmi akan digulirkan lagi.

’’Jadi, kami akan buka pendaftaran siapa yang mau ikut. Baik itu klub Liga 1 maupun Liga 2,’’ ucapnya.

Namun, Sudjarno tidak tahu kapan pelaksanaannya. Yang pasti, masih akan ada pembicaraan lebih jauh mengenai EPA U-20.

Sudjarno mengungkapkan, amandemen soal U-20 merupakan hasil diskusi banyak pihak. Jadi, ketika ada yang berkomentar LIB tidak serius dengan regulasi U-20, hal itu kurang tepat. LIB sudah merumuskan sedemikian rupa agar para pemain U-20 bisa dimaksimalkan dan berguna bagi pemantauan Shin Tae-yong untuk proyeksi Piala Dunia U-20 tahun depan.

Ya, adanya regulasi U-20 memang berawal dari niat PSSI dan LIB untuk memberi wadah bagi pemain yang tidak dipanggil Shin Tae-yong untuk unjuk gigi dalam kompetisi resmi agar pelatih timnas U-20 punya banyak pilihan dalam skuad Piala Dunia tahun depan.

Awalnya, ketika manager meeting virtual klub Liga 1, dua pemain U-20 wajib dimainkan jadi starter. Tapi, ketika pertemuan klub Liga 1 dengan LIB secara langsung, wacana itu berubah. Pemain U-20 hanya diwajibkan masuk daftar susunan pemain.

Tentu, hal itu tidak akan memberikan dampak signifikan bagi pemain, apalagi Shin Tae-yong. Jika niatnya memberikan pengalaman, seharusnya LIB tegas dengan regulasi yang ada.

Hal itu dikatakan pelatih Persib U-20 Yusuf Bachtiar. Menurut dia, lebih baik regulasi U-20 dihapus saja jika tidak ada fungsinya. ’’Buat apa regulasi pemain muda harus masuk DSP tapi tidak dimainkan? Sangat lucu,’’ sindirnya.

Kesempatan bermain untuk U-20 sangat kecil di Liga 1. Apalagi, beban para pelatih klub cukup berat. Ambisi petinggi-petinggi klub yang ingin juara Liga 1 membuat para pelatih berpikir dua kali untuk ’’coba-coba’’ memainkan pemain muda.

’’Jadi, mending ditiadakan saja regulasi U-20. Biar kompetisi benar-benar profesional, tanpa ada regulasi yang aneh-aneh lagi,’’ ucapnya.


Banjir Kritik, PT LIB Pikirkan Ulang Penghapusan Liga 1 U-20