Eksistensi Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI) Surabaya saat Pandemi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Eksistensi Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI) Surabaya saat Pandemi


Makin bertambah usia makin bahagia. Prinsip itu dipegang para anggota yang tergabung dalam ILDI. Latihan seminggu sekali pun menjadi momen yang selalu dinanti-nanti.

NURUL KOMARIYAH, Surabaya

LAGU Tanpa Batas Waktu yang kondang sebagai original soundtrack sinetron Ikatan Cinta mengiringi gerak langkah yang berayun ke kanan dan ke kiri. Kemudian berganti ke depan dan ke belakang sesuai hitungan. Pinggul pun ikut bergoyang mengiringi irama lagu yang tak asing, terutama bagi kalangan ibu-ibu.

Keasyikan tersebut terlihat saat para anggota Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI) Surabaya sedang berlatih di Grand City pada Kamis sore lalu (11/3). Semuanya tampak enjoy. Kekompakan pun tidak hanya tampak dari gerakan yang serasi satu sama lain, tetapi juga kostum kaus merah muda yang begitu seragam.

Ketua ILDI Surabaya Rosa Sovana mengatakan, mereka sempat vakum kurang lebih empat bulan selama pandemi. Nyaris tidak ada kegiatan apa pun.

Hingga akhirnya, latihan rutin kembali digelar pada Februari lalu. Sebab, kerinduan para anggota sudah tak terbendung untuk kembali menguasai lantai dansa.

’’Kami terapkan prokes yang ketat selama latihan. Selain menjaga jarak, sebisanya mengurangi kontak fisik dan komunikasi secara langsung. Semua anggota juga wajib memakai masker dan membawa hand sanitizer sendiri saat latihan,’’ katanya kepada Jawa Pos.

Dia menerangkan bahwa komunitas tersebut mewadahi para anggotanya untuk berlatih line dance. Tidak semata-mata meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga membuat ingatan tidak cepat lupa.

Rosa mengungkapkan, para anggota berupaya memaknai hidup dengan tetap memiliki tubuh yang bugar serta ingatan yang tajam.

’’Anggotanya memang mayoritas ibu-ibu. Usianya beragam. Ada beberapa yang remaja sampai lansia usia 70-an,’’ ungkap perempuan yang juga aktif dalam Dharma Wanita, PKK Surabaya, dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) itu.

Kebanyakan anggota juga merupakan pensiunan yang tidak mau hanya tinggal diam di rumah. Mereka ingin bisa terus aktif bergerak dan bersosialisasi di lingkungan luar.

’’Line dance itu salah satu senam rekreatif. Gerakannya seperti dansa yang sangat ringan, santai, dan berirama. Tidak menguras energi yang besar. Mengangkat kaki pun tidak pakai loncat sehingga aman untuk segala usia, terutama lansia. Makanya, banyak di antara mereka yang suka karena merasa cocok, nggak ngos-ngosan,’’ jelas ibu dua anak itu.

ILDI Surabaya yang terbentuk pada September 2019 itu pun beranggota para instruktur senam dari berbagai sanggar di Surabaya. Selain melebarkan jaringan, para instruktur mengasah ilmu di dalamnya. Sebab, latihan yang digelar ILDI tidak sebatas latihan dasar. Para anggota yang potensial sekaligus berminat untuk menjadi instruktur pun ditempa dengan latihan khusus. Bersama pelatih senior yang profesional.

’’Ada yang tidak bisa sama sekali diajari jadi bisa. Lalu, untuk mereka yang berniat serius, ada( latihan intensif. Tujuannya, mereka bisa menjadi instruktur bersertifikat di luar ILDI. Kami fasilitasi supaya mereka bisa berdaya,’’ imbuhnya.

Baca Juga: Kongsian Tambang Nikel, Modal dari Utang Rp 63,5 M Hilang

Rosa mengatakan, dengan skill line dance yang mumpuni, anggota bisa memanfaatkannya untuk menjemput rezeki. Minimal bisa memiliki perubahan atau perbaikan dari sisi ekonomi.

Perempuan kelahiran 1973 itu menambahkan, meski datang dari beragam latar belakang dan usia, 150-an anggota ILDI disatukan sebuah persamaan. Yakni, sama-sama termotivasi untuk melakoni hidup yang lebih sehat dan bugar. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Eksistensi Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI) Surabaya saat Pandemi