Godzilla vs Kong: Pertarungan Akbar Penutup Klimaks Saga MonsterVerse

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Godzilla vs Kong: Pertarungan Akbar Penutup Klimaks Saga MonsterVerse


JawaPos.com – Dua monster raksasa paling populer di dunia, Godzilla dan King Kong akhirnya berjibaku di layar lebar era modern. Godzilla vs Kong, yang rilis di Indonesia pada 24 Maret 2021 kemarin, sukses menutup saga MonsterVerse dengan manis dan klimaks lewat aksi pertarungan menegangkan nan hingar-bingar yang dinanti-nantikan selama ini.

Godzilla vs Kong sendiri merupakan judul terakhir dari total empat film saga MonsterVerse. Tiga film pendahulunya adalah Godzilla (2014), Kong: Skull Island (2017), dan Godzilla: King of The Monsters (2019).

Pertemuan Godzilla dan Kong ini sejatinya bukanlah yang pertama kali. Jauh sebelum teknologi CGI menghiasi dunia film, kedua monster ikonik ini sudah bertarung lebih dulu dalam film Jepang keluaran Toho Studios berjudul King Kong vs Godzilla yang rilis pada 1962.

Bagi yang mengikuti alur saga jagat monster ini dari awal, Godzilla vs Kong boleh dibilang berhasil memperbaiki segala kekurangan yang ada di dua film Godzilla terdahulu: screen time para monster yang memadai, berkurangnya dialog tokoh manusia yang tidak perlu, serta pergelutan para monster yang bisa dinikmati dengan jelas dan lugas.

Adam Wingard, sang sutradara, sukses mengemas cerita Godzilla vs Kong dengan singkat, padat, dan tidak bertele-tele. Beberapa bintang film yang terlibat di film terdahulu juga kembali di Godzilla vs Kong, seperti Millie Bobby Brown dan Kyle Chandler yang menjadi tokoh sentral di Godzilla: King of The Monsters.

Bagi yang belum mengetahui garis besar cerita MonsterVerse, Godzilla dan Kong merupakan dua dari sekian banyak titan (sebutan untuk para monster di saga MonterVerse, Red) yang hidup tersebar di seluruh penjuru bumi.

Layaknya sekumpulan hewan dalam sebuah ekosistem, para titan ini punya satu aturan: hanya boleh ada satu alfa atau sosok dominan di antara mereka. Ketika seekor titan merasakan ada sosok lain yang bisa mengancam keberadaan dan predikatnya sebagai alfa, maka mereka akan bertarung habis-habisan sampai muncul satu pemenang.

Cerita Godzilla vs Kong dimulai 5 tahun setelah Godzilla: King of The Monsters. Godzilla dianggap sebagai pahlawan oleh umat manusia setelah menyelamatkan bumi dari cengkeraman monster luar angkasa berbentuk naga berkepala tiga, King Ghidorah. Tewasnya King Ghidorah juga sekaligus membuat Godzilla didaulat menjadi alfa dari para titan.

Namun, reputasi positif sang kadal raksasa penyembur nafas atomik tersebut lenyap setelah tanpa tedeng aling-aling ia mengamuk dan meluluh lantakkan Pensacola, Amerika Serikat. Selain membuat pihak militer tidak berdaya dan membunuh banyak penduduk sipil, Godzilla juga menghancurkan sebuah perusahaan teknologi raksasa bernama Apex Cybernetics, yang memegang peranan besar di film ini.

Amarah Godzilla yang di luar kebiasaan itu membuat Madison Russel (Millie Bobby Brown) kebingungan. Sebagai orang yang berutang budi dan mengenal betul perangai Godzilla, Madison yakin bahwa ada sesuatu yang memprovokasi Godzilla dan membuatnya bertindak membabi buta.

Sementara itu, Apex Cybernetics yang dipimpin oleh Walter Simmons (Demian Bichir) memutuskan untuk mengambil sumber energi abadi dari Hollow Earth, habitat asli para titan yang berada di pusat bumi. Sumber energi itu rencananya akan mereka gunakan untuk melawan Godzilla yang sudah dicap sebagai penghancur peradaban manusia.

Apex Cybernetics lalu menyewa seorang ilmuwan bernama Dr. Nathan Lind (Alexander Skarsgard), yang kemudian menggandeng Ilene Andrews (Rebecca Hall), untuk menuntun mereka menuju Hollow Earth. Caranya? Dengan membawa serta Kong yang sedang terpenjara di sebuah observatorium raksasa yang didirikan organisasi pemerhati monster, Monarch di Pulau Tengkorak.

Ada alasan mengapa Lind mengajak Andrews. Selain karena sudah sangat memahami tabiat Kong, Andrews juga memiliki seorang putri angkat tunarungu dari suku Iwi bernama Jia (Kaylee Hottle) yang bisa berkomunikasi langsung dengan Kong. Dalam film Kong: Skull Island, suku Iwi diketahui sebagai penduduk asli Pulau Tengkorak yang memuja Kong sebagai dewa mereka.

Andrews pun menyetujui ajakan Lind dan Apex Cybernetics, meski ada satu risiko besar yang akan merintangi perjalanan mereka menuju Hollow Earth: Godzilla akan memburu Kong. Ketika hal itu terjadi, pertarungan luar biasa yang tak terkendali sudah pasti tidak bisa dihindari.

Kekhawatiran Andrews akhirnya terjadi. Godzilla betul-betul mendatangi Kong. Pertempuran akbar kedua titan alfa yang mewakili belahan bumi barat dan timur itu pun akhirnya pecah dan berlanjut hingga akhir film.

Di film berdurasi 1 jam 53 menit ini, Adam Wingard tidak hanya menghadirkan Godzilla dan Kong semata-mata sebagai dua sosok tanpa akal budi yang bertarung begitu saja. Penonton diajak untuk memahami sejarah singkat mengapa kedua ras raksasa yang dilabeli binomial nomenklatur sebagai Titanus Gojira dan Titanus Kong ini tidak bisa akur sejak dahulu kala.

Keseruan pergelutan Godzilla dan Kong juga membuat peran tokoh-tokoh manusia yang terkesan hanya sebagai pelengkap saja bisa dimaafkan. Sekali lagi, yang menjadi sorotan di sini adalah Godzilla dan Kong. Kehadiran para tokoh manusia yang hanya berfungsi untuk menarasikan apa yang sedang terjadi sudah lebih dari cukup tanpa perlu menilai lebih dalam kadar akting mereka.

Minornya peran para tokoh manusia juga tertutupi oleh penokohan Kong yang digambarkan begitu dekat dan jinak dengan manusia. Ekspresinya yang kerap kali melankolis juga bisa membuat penonton berempati kepadanya ketimbang kepada Godzilla yang di-framing sebagai penjahat utama di film ini.

Wingard juga memberikan Kong porsi screen time dan cerita yang lebih banyak ketimbang Godzilla. Hal ini sangat wajar, mengingat Kong sebelumnya hanya tampil di satu film, sementara Godzilla sudah memiliki dua film.

Secara keseluruhan, rasanya tidak berlebihan jika menyebut Godzilla vs Kong sebagai judul terbaik dari seluruh film saga MonsterVerse yang sudah rilis.

Jika Anda merupakan tipe penonton yang berorientasi pada kekuatan jalan cerita atau kepiawaian para aktor dan aktrisnya dalam menjiwai peran, Godzilla vs Kong jelas bukan untuk Anda. Namun, jika Anda mencari hiburan yang mempertontonkan kebrutalan, kekacauan, dan kehancuran di sana-sini tanpa menuntut logika dan nalar, film ini jawabannya.


Godzilla vs Kong: Pertarungan Akbar Penutup Klimaks Saga MonsterVerse