Momen Women’s Day, Intan Kusuma Hadie Bawa Spirit Perempuan Kuat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Momen Women’s Day, Intan Kusuma Hadie Bawa Spirit Perempuan Kuat


Bulan ini ada momen spesial untuk seluruh perempuan di dunia. Tepat hari ini (8/3), para perempuan merayakan Women’s Day. Harinya puan-puan. Banyak suara hati yang dilantangkan. Misalnya, bagaimana menjadi sosok perempuan kuat. Salah satunya yang dilakukan Intan Kusuma Hadie.

DIMAS NUR APRIYANTO, Surabaya

SEMBILAN tahun lamanya, Intan bertugas sebagai suster di Klinik Morula IVF Surabaya. Sebuah klinik khusus program kehamilan. Terdengar tak ada yang istimewa dalam perannya. Ya, paling sekadar melayani pasien yang datang ke klinik.

Intan diminta untuk memberikan dukungan ke pasien-pasien yang menjalani program kesuburan. Bukan sejam atau dua jam.

Melainkan 24 jam. Ketika langit mulai temaram dan tubuh beranjak istirahat, tiba-tiba ada pesan dari pasien yang masuk melalui gawai. Pesan tersebut wajib dibalasnya.

Sayangnya, tidak semudah itu. Ada pergulatan batin yang dirasakan. Ada rasa perih yang berusaha diredakan perempuan kelahiran Surabaya tersebut. Curhatan dari pasien tak jarang mengiris-iris hatinya. ’’Kasih semangat ke pasien, sementara saya belum pernah melahirkan,” kata Intan saat ditemui Jawa Pos pada 4 Maret lalu.

Di awal, dia mengakui kakinya berat untuk melangkah lebih jauh. Tidak mau luka dalam hatinya semakin menganga. Melihat para pasien yang berhasil memiliki buah hati, sementara dia tidak.

Intan bertahan. Sejatinya dia paham betul. Kehadiran momongan menjadi pelengkap dalam sebuah rumah tangga. Dia meyakini kesempatan mendapatkan anak masih terbuka lebar untuknya. Dia mencoba kuat.

Sela jemarinya dirapatkan bersama jari jemari sang suami. Bibir terus merapal doa kepada Tuhan setiap hari. Intan merasa beruntung mendapatkan sosok suami yang pengertian. Tak pernah menuntut segera mendapatkan keturunan. ’’Suami menguatkan diri saya. Beliau bekerja di bidang kesehatan juga sebagai dokter umum,” ucapnya.

Ketika Intan menggambarkan karakter suami, tampak kedua matanya berkaca-kaca. Bagi dia, kehadiran suami menjadi kado terindah dalam hidup.

Perempuan yang hobi touring itu mengungkapkan, dirinya tak hanya pasrah menanti si jabang bayi. Berbagai jalan telah ditempuh. Salah satunya, program bayi tabung. Tidak tanggung-tanggung, program yang harganya tak murah itu dijalaninya hingga tiga kali.

Sebelumnya, berdasar hasil analisis medis, ada kista dalam rahim perempuan 36 tahun tersebut. Operasi kista pun telah dilakukan. Selain operasi kista, beberapa operasi lain yang berkaitan dengan kesuburan dijalaninya.

Sebetulnya ikhtiar Intan sempat membuahkan hasil. Hatinya pernah dibuat bungah saat melihat dua garis biru pada alat tes kehamilan (test pack). Namun, usia kandungannya tidak bertahan lama. Embrio sudah ada, tapi tidak berkembang. Tanam embrio dilaluinya hingga tiga kali. ’’Yang terbaru itu, usia kandunganku hanya sampai delapan minggu,” kenang Intan, lantas tersenyum tipis.

Intan menarik napas panjang. Dia menuturkan, saat ini dirinya berada di fase terendah dalam hidup. Namun, dia kekeh tak ingin menyerah begitu saja. Dia berkomitmen untuk tak mau berlari tanpa peluh dan keringat yang mengucur.

Ketika ada pasien yang mengeluh karena lelah diuji tentang kesuburan, Intan tak ikut tenggelam. Dia justru siap menyuntikkan amunisi semangat. ’’Ada yang mengeluh, kok telur aku cuma segini. Saya bilang, seharusnya bersyukur karena masih banyak yang tidak seberuntung ibu,” tuturnya.

Bagi Intan, tak mudah memang berdamai dengan kondisi sekitar. Namun, menurut Intan, dirinya menemukan satu kekuatan di balik perannya. Dia tak pernah tahu bagaimana jika tidak bekerja di posisi seperti sekarang. ’’Mungkin saya akan terus merenungi nasib. Tidak tegar atau kuat,” sambungnya.

Saat pasien berhasil melahirkan, kemudian riuh tangis bayi menyesaki ruang persalinan, kerap air mata bahagia Intan ikut mengucur. Sangat deras. Perasaan lega dan senang menyelimuti hatinya tatkala melihat pasien dikaruniai buah hati.

Intan merupakan anak bungsu di antara lima bersaudara. Saudara-saudaranya telah memiliki momongan. Kecuali, kakak kedua dan dirinya. Saat berkumpul dengan keluarga, dia mengungkapkan tidak ada perasaan iri. Perasaannya malah senang. Dia bersyukur keluarga menerima apa adanya. ’’Yang terpenting, saya sudah berusaha. Program juga diikuti, lalu tak lupa berdoa,” paparnya.

Dia memiliki prinsip, perempuan tak boleh lemah. Serap energi positif dari orang yang ada di sekeliling. Bangun atmosfer yang dinamis. Pada momen Women’s Day, Intan berharap para perempuan terus berani mengekspresikan diri.

Menurut dia, perempuan bisa menghasilkan karya positif. Spirit perubahan juga dapat diciptakan dari tangan para puan. Tak cukup dengan kata menyerah untuk membakar jiwa. ’’Kalau ditanya, nanti jika dikasih momongan, mau berapa? Mau banyak,” kata Intan, kemudian tertawa.

Ditemui di lokasi yang sama dengan Intan, salah seorang perwakilan dari Morula IVF Desi mengatakan, Intan adalah sosok yang ceria. Dia jarang melihat Intan sedih.

Baca Juga: KPK Tetapkan Dirut BUMD DKI Tersangka Dugaan Korupsi Pembelian Tanah

Tugas seorang perawat, termasuk Intan, adalah menemani pasien untuk konseling program hamil. Perawat juga bertugas mengingatkan jadwal kontrol hingga minum obat. Setiap pasien akan didampingi satu dokter dan nurse (perawat) sampai program lebih lanjut. Tiap perawat memegang 10 pasien. ’’Kayak artis begitu, nurse ini seperti manajernya. Nurse tahu semua kondisi pasien,” ujarnya. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Momen Women’s Day, Intan Kusuma Hadie Bawa Spirit Perempuan Kuat