Peneliti Selidiki Asal-usul Virus Covid-19 Varian Delta di Kudus

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Peneliti Selidiki Asal-usul Virus Covid-19 Varian Delta di Kudus


JawaPos.com – Kasus penularan virus Covid-19 varian delta yang terdeteksi terus bertambah. Dari semula hanya 28 kini menjadi 62 orang. Itu berdasarkan 34 spesimen baru yang kembali diuji di lab Whole Genome Sequencing (WGS) Litbang Universitas Gajah Mada (UGM). Hasilnya menunjukan semuanya varian delta. Pemkab Kudus bakal menyelidiki asal-muasalnya.

Bupati Kudus HM. Hartopo menyebut, 34 spesimen tambahan yang diuji Litbang UGM sampelnya diambil dari rumah sakit yang ada di Kudus. Pada Kamis (20/5) lalu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus.

Temuan ini membuat bupati Kudus terkejut. Mengingat Kudus tidak memiliki akses transit transportasi darat dan laut yang terkoneksi langsung dengan lalu lintas antarnegara. Seperti bandara dan pelabuhan.

Artinya, jika varian itu berasal dari negara lain dan dibawa orang yang sebelumnya melakukan perjalanan lintas negara, harusnya wilayah yang pertama kali paling rentan tertular adalah yang memiliki bandara atau pelabuhan. Kudus harusnya tidak termasuk. Atau minimal memiliki kerentanan penularan yang lebih rendah.

”Hal ini yang membuat kami tidak habis pikir. Akan kami selidiki by name dan by address. Bagaimana riwayat perjalanannya. Kami pengen tahu penularannya, darimana dan dari siapa,” jelasnya seperti dikutip Radar Kudus, Minggu (20/6).

Untuk itu, pihaknya berupaya melakukan tracing agar sumbernya bisa ditemukan. Karena bisa jadi penularan pertamanya bukan di Kudus. Justru orang dari daerah lain. Itu untuk memastikan agar Kudus tidak selalu dijadikan biang keladi jika ada penularan Covid-19 di daerah lain.

Namun Hartopo memaklumi, mengingat pelonjakan kasus Covid-19 yang awal diketahui dari Kudus. Jadi, menjadi sorotan berbagai pihak. Terlebih setelah diambil sampel dan diketahui hasil lab bahwa ada varian delta.

”Seolah-olah ketika ada lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah, mereka menuduh penyebabnya dari sini (Kudus, Red). Padahal bisa jadi itu sudah menyebar di daerah lain juga. Sayangnya yang baru di-lab-kan dari sini,” terangnya.

Meski demikian, Hartopo tak ambil pusing atas pemberitaan yang itu. Karena kini pihaknya fokus pada upaya mencegah penyebaran Covid-19. Dengan menerapkan beberapa kebijakan.

”Tentunya dengan kondisi seperti ini, kami mengupayakan 3T (tracing, testing, treatmeant) secara masif. Kami tekankan pada PPKM mikro. Penerapan 5M diperketat. Termasuk pembatasan mobilitas,” terangnya.

Selain itu, pihaknya telah mengupayakan tempat isolasi terpusat di desa-desa untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19. Untuk tempat isolasi itu, tiap desa kami tekankan agar menyediakan ruang isolasi berkapasitas 20 orang.

”Terserah mau di aula balai desa atau di sekolah-sekolah. Sementara terkait sarprasnya akan dialokasikan dari dana desa. Jika nakesnya dari bidan desa. Juga organisasi dari karangtaruna dan pokdarwis,” ujarnya.

Sementara terkait logistik, pihaknya akan mengaktifkan Satgas Jogo Tonggo. Agar masyarakat siap bahu-membahu membantu tetangganya. Terutama bagi mereka yang mampu secara ekonomi. Akan dibuatkan tim donasi.

”Kalau dari pemkab ada bantuan SDM (sumber daya manusia) yang akan bekerja sama dengan puskesmas dan bidan desa. Sementara secara logistik kami akan fokus di isolasi terpusat tingkat pemkab. Seperti rusunawa dan akbid,” tuturnya.


Peneliti Selidiki Asal-usul Virus Covid-19 Varian Delta di Kudus