Dua Prajurit Yonif 501 Luka Tembak Dievakuasi ke Timika

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Dua Prajurit Yonif 501 Luka Tembak Dievakuasi ke Timika


JawaPos.com–Dua prajurit dari Yonif Linud 501 yang mengalami luka tembak, dievakuasi dari Sugapa ke Timika, Papua, Senin (8/11). Luka tembak kedua prajurit yang tergabung satgas pengamanan daerah rawan itu dialami saat kontak tembak dengan KKB di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Minggu (7/11).

Danrem 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gastoro mengatakan, Minggu (7/11) sekitar pukul 15.00 WIT anggota ditembaki saat mengantar logistik. Sehingga menyebabkan dua orang mengalami luka tembak.
”Kondisi mereka stabil. Anggota TNI maupun Polri masih bersiaga di sejumlah lokasi yang dianggap rawan gangguan KSB (kelompok sipil bersenjata),” kata Brigjen TNI Taufan Gastoro seperti dilansir dari Antara.

Ketika ditanya tentang situasi keamanan, Danrem 173 yang membawahi Kabupaten Intan Jaya itu mengaku, saat ini nisbi aman. Warga yang sebelumnya mengungsi sudah kembali ke kampung halaman masing-masing.

Brigjen TNI Taufan menuturkan, untuk warga yang tinggal di sekitar Sugapa lebih memilih berada di pengungsian saat malam hari. Pagi hingga sore mereka kembali ke rumah masing-masing.

”TNI-Polri terus berupaya meyakinkan warga agar mereka kembali ke rumah karena situasi makin kondusif,” ucap Brigjen TNI Taufan.

Sementara itu, masyarakat Kampung Miami di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, harus menyewa helikopter untuk mengangkut pasien karena tidak ada akses kendaraan darat baik mobil maupun motor.

Kepala Puskesmas Itlay Hisage Jois Halitopo mengatakan, pihaknya kesulitan menangani pasien kritis yang butuh rujukan. Sebab akses ke sana hanya bisa melalui jalan kaki berjam-jam atau menggunakan helikopter yang biayanya tidak murah bagi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani kecil.

”Kalau ada yang sakit di sana, itu teman-teman kader kesehatan hubungi kami, kami hubungi helikopter untuk jemput. Itu masyarakat yang tanggung pembiayaan jadi kami tidak tahu pasti besarannya. Kami puskesmas tidak ada uang operasional untuk itu. Selain itu ada yang kepala kampung tanggung pembiayaan,” terang Jois Halitopo.

Kasus terakhir yang sulit ditangani di sana dan terpaksa harus dibawa dengan helikopter ke Wamena adalah ibu hendak melahirkan. ”Dari masyarakat lapor ke kami, kami minta helikopter, diantar pas naik, ibunya tidak tertolong. Bayinya yang tertolong tetapi sementara kami titip di Distrik Ibele,” ujar Jois Halitopo.

Dia mengharapkan pemerintah membuka sekitar 2–3 kilometer jalan ke sana agar separuh perjalanan bisa ditempuh dengan menggunakan motor dan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

”Kami harapkan pemerintah membuka akses jalan sehingga pembangunan bisa masuk ke sana agar kami juga bisa masuk. Kalau dua-tiga kilo dibuka itu sudah cukup memudahkan untuk kami,” ucap Jois Halitopo.


Dua Prajurit Yonif 501 Luka Tembak Dievakuasi ke Timika