Jelang Konfercab, Ini Nama-Nama Bakal Calon Ketua NU Gresik

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Jelang Konfercab, Ini Nama-Nama Bakal Calon Ketua NU Gresik


JawaPos.com– Masa khidmat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Gresik periode 2016-2021 bakal berakhir. Suksesi pengurus lima tahun ke depan pun segera tergelar. Tepatnya, pada 5 Desember 2021, di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ikhsan, Menganti.

Dalam konferensi cabang (Konfercab) NU Kabupaten Gresik tersebut, peserta akan memilih rais syuriah dan ketua tanfidziyah baru masa bakti 2021-2026. Setidaknya ada sebanyak 16 majelis wilayah cabang (MWC) dan 400 ranting menjadi peserta.

Belakangan, sudah muncul beberapa kandidat. Untuk rais syuriah, misalnya. Sejumlah nama yang banyak disebut antara lain Pengasuh Ponpes Ihyaul Ulum, Dukun, KH Mafudz Ma’shum dan Pengasuh Ponpes Mambaus Sholihin, Suci, Manyar, KH Masbuhin Faqih.

Adapun untuk posisi ketua tanfidziyah, muncul banyak nama bakal calon. Baik dari kalangan akademisi, birokrat hingga tokoh masyarakat. Beberapa di antaranya adalah Ir M. Najikh (kepala dinas lingkungan hidup Pemkab Gresik), Dr M. Thoha (pejabat Kemenag), Dr Syifaul Qulub (dosen), Ahmad Sururi (ketua Pergunu Jatim), dan Ahmad Jazuli (ketua LP Maarif).

Selain itu, ada KH Chsunan Ali (petahana), H. Mulyadi (pengasuh Ponpes Al Azhar, Menganti), H. Ahmad Thoyib Masudi (rais syuriah MWC Dukun), Masud Abdullah (ketua MWC Driyorejo), dan KH Nafisul Atho (ketua MWC Ujungpangkah).

Kendati nama-nama bakal calon tersebut sudah beredar, namun kepastiannya tentu di tangan peserta Konfercab mendatang. Untuk mekanisme pemilihan rais syuriah berbeda dengan ketua tanfidziyah. Mengacu AD/ART, rais syuriah dipilih melalui musyawarah mufakat oleh ahlul halli wal aqdi (AHWA).

Kriteria AHWA antara lain berakidah ahlussunnah wa aljamaah al-nahdiyah, bersikap adil, alim, memiliki integritas moral, tawadu, berpengaruh, memiliki pengetahuan untuk memilih pemimpin yang munadzim dan muharrik serta wara dan zuhud.

Nama-nama AHWA diusulkan dan ditetapkan melalui rapat syuriyah MWC melibatkan syuriyah ranting se-wilayah MWC setempat. Lima nama yang mendapatkan dukungan terbanyak akan ditetapkan sebagai AHWA.

Setelah itu, lima anggota AHWA mengadakan rapat dipimpin seorang ketua yang dipilih anggota AHWA. Rapat itu memilih satu di antara mereka sebagai rais syuriah PCNU. Kalau tidak ada yang bersedia, maka dapat menunjuk nama di luar anggota AHWA yang memenuhi syarat.

Sementara itu, pemilihan ketua tanfidziyah PCNU, diawali dengan rapat pengurus harian tanfidziyah MWC bersama-sama pengurus tanfidziyah ranting untuk memilih calon ketua PCNU. Calon ketua yang dipilih itu sekurang-kurangnya 2 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang.

Syarat calon ketua tanfidziyah seperi diatur dalam AD/ART NU hasil Muktamar XXXIII di Jombang adalah tidak sedang rangkap jabatan pengurus harian pada semua tingkat kepengurusan NU, lembaga, badan ntonom, partai politik, organisasi yang berafiliasi kepada partai politik dan Ormas yang bertentangan dengan prinsip-prinsip perjuangan dan tujuan NU, Tidak diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan dalam pemilihan jabatan politik antara lain bupati/wali kota, wakil bupati/wakil wali kota,  DPR RI, DPD, DPRD Propinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Selain itu, harus sudah aktif menjadi pengurus harian atau pengurus harian lembaga tingkat cabang, dan/atau pengurus harian di tingkat MWC, dan/atau pengurus harian badan otonom tingkat cabang, serta sudah pernah mengikuti pendidikan kaderisasi.

Lima calon ketua PCNU yang mendapat dukungan terbanyak hasil usulan dari MWC, dimintakan persetujuan rais syuriah terpilih dan AHWA sebelum tahap pemilihan ketua. Setelah disetujui, nama-nama calon ketua itu diminta untuk menandatangani surat kesediaan. Baru kemudian, dilakukan pemungutan suara oleh para peserta Konfercab. Nama yang mendapat suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua tanfidiziyah.

Sementara itu, pada 12-14 November kemarin, PCNU Gresik telah menuntaskan Madrasah Kaderisasi Nahdlatul Ulama (MKNU) di Aula MTs Ponpes Ihyaul Ulum, Dukun. Program Pendidikan kader itu diikuti sebanyak 62 peserta. Baik pengurus struktural NU, lembaga maupun banom NU di Kabupaten Gresik. Beberapa di antara peserta adalah nama-nama yang disebut sebagai bakal calon ketua PCNU.

Menurut Masruron, panitia kegiatan, MKNU itu bagian tidak terpisahkan dari program pengkaderan. Tujuannya, penguatan, penataan, dan peningkatan sumber daya manusia dalam organisasi. Ada banyak materi yang diberikan ke peserta. Selain tentang ke-NU-an, juga strategi dakwah melalui teknologi digital, relasi dan respons terhadap pemerintah/negara,’’ ujarnya.

Ada juga materi pemberdayaan ekonomi umat, Islam Nusantara, hingga seputar cita cita dan strategi perjuangan NU ke depan.

Ketua PCNU Gresik KH Chusnan Ali menyatakan, prinsip dan tujuan dari MKNU adalah bagaimana peserta dapat benar-benar melaksanakan kewajiban organisasi. ‘’Setidaknya para pengurus structural bisa memahami tugasnya. Siapa melakukan apa sehingga menjadi jelas,’’ katanya kepada wartawan.


Jelang Konfercab, Ini Nama-Nama Bakal Calon Ketua NU Gresik