Puncak Hari Santri, Fraksi PKB Gelar Dialog Kebangsaan soal Pesantren

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Puncak Hari Santri, Fraksi PKB Gelar Dialog Kebangsaan soal Pesantren


JawaPos.com – Ketua Fraksi PKB DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan, komitmen Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR dalam memperjuangkan dunia pesantren tidak akan pernah surut. Karena itu, harapan terwujudnya kesejahteraan dan kemandirian pesantren harus terus dibahas dan dihadirkan.

“Kami memilih menggelar dialog kebangsaan demi memperkaya cakralawa tentang upaya mendorong pesantren agar mandiri serta menjadi pelopor kesejahteraan bagi bangsa Indonesia. Ini bagian dari khidmah kami dalam mengarusutamakan peran pesantren dalam kehidupan berbangsa,” ujar Ketua Fraksi PKB DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Minggu, (31/10).

Acara dialog Kebangsaan yang digelar oleh Fraksi PKB DPR RI akan digelar, Senin (1/11) di kompleks parlemen Senayan. Akan hadir beberapa tokoh nasional sebagai narasumber. Di antaranya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Selain itu FPKB juga mengundang Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Ketua Rabithat Ma’ahid Islamiyah NU Abdul Ghafar Rozin, serta Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo KH Yusuf Chudlori.

“Tokoh-tokoh ini akan memberikan pandangan mereka terkait potensi pesantren dalam menciptakan kemandirian dan menjadi lokomotif perekonomian nasional,” kata Cucun.

Lebih lanjut, Cucun juga menuturkan, kondisi saat ini seharusnya menjadi momentum terbaik pesantren dalam menegaskan perannya dalam kehidupan bangsa. Setelah bertahun-tahun lalu terpinggirkan, saat ini eksistensi pesantren diakui secara penuh oleh negara. Hal itu tercermin dari penetapan Hari Santri Nasional, pengesahaan UU Nomor 18/2019 tentang Pesantren, hingga lahirnya Peraturan Presiden Nomor 82/2021 tentang Pendanaan Pesantren.

“Harus diakui ada masa di mana peran pesantren dipinggirkan bahkan ditenggelamkan oleh negara, tetapi saat ini pasca dua dekade masa reformasi, pesantren kembali diakui arti pentingnya. Ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kemaslahatan bangsa,” katanya.

Cucun pun menegaskan peran utama pesantren memang di bidang pendidikan. Kendati demikian pesantren mempunyai potensi besar untuk mengerakkan roda perekonomian baik melalui peran nyata sebagai sub kultur masyarakat maupun melalui sumbangsih pemikiran maupun eksistensi para alumninya.

Karena, lanjutnya, harus diakui pesantren mampu menjadi roda perekonomian bagi wilayah di sekitarnya. Masyarakat di sekitar pesantren biasanya mempunyai tingkat kehidupan lebih baik karena terlibat dalam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para santri.

“Selain itu banyak alumi pesantren yang expert dalam bidang perekonomian Syariah yang digadang-gadang bakal menjadi arus baru pendekatan ekonomi di masa depan,” katanya.

Legislator asal Jawa Barat ini menyatakan sepakat dengan pandangan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar yang menilai pesantren akan menjadi lokomotif bangsa dalam meraih kesejahteraan di masa depan. Menurutnya FPKB DPR siap mendampingi peran strategis pesantren tersebut melalui fungsi legislasi, pengawasan, maupun anggaran.

“Kami siap mengawal agenda mendorong pesantren sebagai lokomotif kesejahteraan bangsa melalui berbagi fungsi kami di parlemen. Kami yakin pesantren mampu menjalankan peran strategis tersebut,” pungkasnya.


Puncak Hari Santri, Fraksi PKB Gelar Dialog Kebangsaan soal Pesantren