June 11, 2020 at 06:20AM - Faisal Basri Prediksi Penguatan Rupiah dan IHSG Hanya Sementara -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Faisal Basri Prediksi Penguatan Rupiah dan IHSG Hanya Sementara

JawaPos.com – Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef) Faisal Basri menyebutkan bahwa penguatan rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, di mana sebelumnya keduanya sempat terseok-seok akibat dampak Covid-19. Per 10 Juni 2020, rupiah bertengger di Rp 13.980 per USD dan IHSG di level 4.920,58.

Kata dia, hal tersebut di karenakan masuknya dolar Amerika Serikat (AS) ke Indonesia dari utang pemerintah yang sudah cair melalui penerbitan global bonds.

“Jadi harus diingat bahwa rupiah menguat adalah refleksi dari pasokan dolar yang meningkat luar biasa, masuk ke Indonesia dari utang global bonds, jadi tidak ada hubungannya dengan kebijakan buruk atau tidak,” ujarnya melalui webminar, Rabu (10/6).

Adapun, bentuk global bonds ini berupa valuta asing (valas) yang kepemilikannya dimiliki oleh asing. Kemudian juga dari surat utang negara (SUN) dari denominasi rupiah yang bunganya tinggi kisaran 7 sampai 8 persen.

“Nah asing kan sekarang kelebihan likuiditas, karena adanya dana stimulus, quantitave easing dan mereka masuk ke Indonesia membeli surat-surat utang pemerintah karena bunganya, tapi bukan untuk tujuan jangka panjang,” jelasnya.

Bahkan, hingga Desember 2019, Indonesia merupakan negara tertinggi di dunia yang mata uangnya dimiliki oleh asing sebesar 38,7 persen. Berbeda dengan Jepang yang utang pemerintahnya lebih besar, namun dipegang oleh masyarakat sendiri.

Ia pun mengingatkan pemerintah bahwa hal ini hanya berlaku sementara waktu dan berbahaya bagi kesehatan likuiditas sistem keuangan nasional. Sebab, dengan aktivitas yang berjalan kembali, efeknya baru akan dirasakan bulan depan dan ketika itu, investor asing akan menjual kembali bonds yang mereka miliki.

“Pada saat itulah asing mulai menjual bonds lagi, dan nanti Bank Indonesia (BI) harus turun tangan. Nah, keluarlah cadangan devisa (mencukupi likuiditas),” terangnya.

Sedangkan, melambungnya IHSG juga didorong oleh masuknya dana asing ke pasar saham karena mulai melihat potensi keuntungan. Hal tersebut pun bersifat sementara.

Sebab, masih adanya net outflow yang terus berfluktuasi di pasar saham. Mengingat, investor asing menguasai porsi 40 persen dari pasar saham. Dengan begitu, potensi capital outflow yang terjadi di pasar saham pun harus terus diawasi.

“Ekonom di berbagai negara meyakini semakin tidak ada hubunganya antara kinerja pasar modal dan pasar uang dengan kinerja ekonomi. Sekarang asing banyak beli karena akhir-akhir ini ada potensi keuntungan,” tutupnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Faisal Basri Prediksi Penguatan Rupiah dan IHSG Hanya Sementara