Cara Kemendikbud Agar Lulusan SMK Gampang Dapat Kerja

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Cara Kemendikbud Agar Lulusan SMK Gampang Dapat Kerja


JawaPos.com – Peluang memperoleh pekerjaan yang tepat dalam waktu cepat menjadi harapan setiap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Terlebih, selama masa studi mereka dibekali oleh berbagai macam kompetensi, baik yang bersifat teoritis, keterampilan, maupun praktik sehingga siap memasuki dunia kerja.

Kendati demikian, ketersediaan lowongan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah pelamar kerap membuat para lulusan SMK merasa khawatir kalah bersaing masuk ke dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Menanggapi persoalan tersebut, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ahmad Saufi mengatakan, saat ini kesempatan lulusan SMK langsung diterima kerja di DUDI justru semakin besar. Hal ini disebabkan adanya ‘pernikahan massal’ yang semakin memperkuat kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI.

“Kami di Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI diberi tugas khusus untuk menjodohkan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Kami akan banyak berinteraksi dengan pelaku industri, termasuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh pendidikan vokasi sehingga mereka percaya akan kemampuan lulusan vokasi,” kata dia melalui siaran pers (30/6).

Pada jenjang SMK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI tahun ini memberikan perhatian khusus bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi guru serta kepala sekolah. Pelatihan bagi guru dilakukan melalui program up-skilling dan re-skilling guru kejuruan SMK berstandar industri.

Sedangkan bagi kepala sekolah, terdapat Program ‘Diklat CEO’ untuk meningkatkan kapasitas manajerial kepala SMK khususnya dalam entrepreneur leadership. Fokus Kemendikbud pada pengembangan pendidikan vokasi sendiri adalah di empat bidang prioritas, yakni pemesinan dan konstruksi, hospitality, ekonomi kreatif, dan care service (layanan perawatan).

Pada kesempatan tersebut, Saufi menambahkan, industri kini juga diberi keterlibatan besar dalam proses pembelajaran di SMK. Pihaknya telah membentuk Forum Pengarah Vokasi (FPV) yang beranggotakan para pelaku usaha, komunitas industri, dan stakeholder terkait lainnya. FPV akan dilibatkan mulai dari penyusunan kurikulum, hingga perekrutan lulusan.

“Melalui pendekatan ini artinya kita sudah menggandeng langsung para pelaku usaha. Bahkan kita juga memperoleh daftar calon tempat kerja bagi para lulusan beserta kriteria yang dibutuhkan DUDI. Berikutnya, kita menyusun strategi untuk menyiapkan lulusan yang kompeten secara hard skill dan soft skill,” terang dia.

Selaras dengan konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbud, para siswa SMK kini memiliki peluang untuk mengembangkan dan menyalurkan passion-nya. Mereka dapat memadukan pembelajaran yang didapatkan di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah untuk memperkaya soft skill, salah satunya komunikasi.

“Berbagai macam informasi dan pengetahuan saat ini dapat mudah dicari melalui internet secara tidak terbatas. Namun, membaca saja tidak cukup karena soft skill itu harus dilatih dengan cara mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi lainnya yang bermanfaat. Di sana, para siswa akan belajar untuk berkomunikasi, bekerja dengan tim, sampai menyelesaikan masalah. Kemampuan inilah yang menjadi nilai tambah ketika memasuki dunia kerja,” ujar dia.

Secara khusus, ia pun berpesan kepada para siswa SMK yang belum lulus untuk belajar menguasai bahasa asing. Sebab, lulusan vokasi tidak hanya berpeluang bekerja di Indonesia, tetapi keterampilannya juga banyak dibutuhkan di luar negeri.

Sementara bagi yang sudah lulus, Saufi mengajak untuk tidak mudah puas dan terus berupaya meningkatkan kemampuan diri, seperti dengan meniti jenjang karir, berwirausaha, ataupun melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.


Cara Kemendikbud Agar Lulusan SMK Gampang Dapat Kerja