June 26, 2020 at 08:10AM - DP3AK Catat Ada 16 Ribu Anak di Jatim Depresi akibat Covid-19 -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

DP3AK Catat Ada 16 Ribu Anak di Jatim Depresi akibat Covid-19

JawaPos.com–Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami perubahan cukup drastis. Sehingga, menjadi salah satu penyebab banyaknya masyarakat yang mengalami depresi atau stres, termasuk anak-anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur Andriyanto menyebutkan, sedikitnya 16 ribu anak di Povinsi Jatim mengalami depresi akibat Covid-19.

”Riset kesehatan dasar menyebutkan, ada 1,6 persen anak mengalami depresi. Dari 42 juta jiwa penduduk Jatim, anak usia 0–18 mencapai 10,87 juta dan 16 ribu anak di antaranya mengalami depresi selama masa Covid-19. Ini fakta,” kata Andriyanto seperti dilansir dari Antara saat Webinar Aliansi Pelajar Surabaya dengan tema Mental Anak Menghadapi New Normal, Apa Peran Kita?pada Kamis (25/6).

Dia mengatakan, saat ini ketahanan keluarga sedang diuji. Sebab, banyak persoalan yang muncul dalam keluarga akibat Covid-19. Selain kesulitan ekonomi dan banyaknya jumlah anak yang terkonfirmasi positif di Jatim, kasus lain yang muncul adalah besarnya jumlah anak yang mengalami depresi.

Oleh karena itu, lanjut dia, agar anak bisa beradaptasi dengan protokol Covid-19 dan tidak mengalami depresi, pada masa transisi normal baru, anak harus diajak berhijrah dengan manajemen mental mereka. Sebab, transisi normal baru sama artinya dengan berhijrah.

”Ini harus kita bangun. Bagaimana kita mengatur mental anak, serta jangan dijadikan objek. Anak harus dijadikan subjek. Kalau seandainya anak berani menegur teman dan orang tua, ini menjadi sesuatu yang luar biasa. Berikan peran, berikan saluran kepada mereka supaya mereka bisa memasuki pada jalan yang lurus,” kata Andriyanto.

Dia menambahkan, orang tua menyisipkan nilai-nilai ibadah kepada anak. Sebab, agama dalam kondisi seperti ini menjadi sebuah solusi jitu.

Sementara itu, Pendiri Yayasan Alit Indonesia Yuliati Umrah mengatakan, untuk membiasakan anak disiplin melaksanakan protokol kesehatan harus diawali orang tua. Sebab, sebenarnya anak-anak adalah manusia peniru.

”Anak sangat meniru orang tua, anak jauh lebih mudah dikasih contoh. Tinggal orang dewasa ini memberikan contoh konkret. Karena, biasanya perilaku orang dewasa ini absurd, yang dikatakan dengan yang dilakukan tidak sama. Inilah yang kemudian menjadikan anak-anak semakin tertekan dan stres,” terang Yuliati.

Agar anak tidak mengalami depresi, menurut Yuli, harus diberikan ruang untuk berekspresi. Bagaimana ruang yang biasa dinikmati saat di sekolah dan di luar rumah bisa kembali dinikmati di dalam rumah. ”Anak-anak punya energi lebih. Ruang partisipasi anak harus diperbanyak, terutama pada minat dan bakat mereka,” ujar Yuliati.

Direktur Lembaga Psikologi dan Pengembangan SDM Media Hati Nurul Indah Susanti menambahkan, anak-anak membutuhkan lingkungan dan tempat yang menjadi media berekspresi dan mereka butuh kesempatan yang banyak. ”Anak itu tidak ingin yang bertele-tele, beri mereka ruang, penghargaan, cinta, kasih sayang, dan perhatian yang lebih,” ujar Nurul.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto bersimpati dan memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang selama ini telah memberikan perhatian kepada anak-anak di masa pandemi. Dalam situasi seperti ini semua lapisan masyarakat harus saling mendukung dengan melakukan peran masing-masing. ”Kadin sebagai lembaga yang menaungi pengusaha serta tenaga kerja, telah berupaya menyosialisakan kewajiban melaksanakan protokol Covid-19 pada industri,” kata Adik.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 

DP3AK Catat Ada 16 Ribu Anak di Jatim Depresi akibat Covid-19