5 dari 10 Orang Berat Badannya Naik Selama Pandemi, Ini Kata Ahli Gizi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

5 dari 10 Orang Berat Badannya Naik Selama Pandemi, Ini Kata Ahli Gizi


JawaPos.com – Awal pandemi Covid-19 masyarakat umumnya panik dengan membeli segala macam buah dan sayuran hingga kebutuhan herbal dan vitamin. Namun, karena terlalu lebih banyak di rumah, tak sedikit pula yang justru mengalami kenaikak berat badan selama pandemi. Ahli Gizi menjelaskan dari 10 orang, 5 di antaranya mengalami kenaikan berat badan.

Dalam Diskusi Virtual Refleksi Setahun Pandemi, Masyarakat Semain Abai atau Peduli bersama Frisian Flag Indonesia, baru-baru ini, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro mengatakan, selama pandemi masyarakat harus lebih meningkatkan informasi dan literasi soal gizi masyarakat.

Ahli Gizi Diana F. Suganda menjelaskan selama pandemi (satu tahun terakhir), pasien datang dengan keluhan berat badan (BB) naik banyak sejak pandemi. Karena adaptasi berubah, pola makan berubah, aktivitas fisik berkurang, BB jadi naik terus. Dari 10 pasien, 5 pasien mengeluhkan hal ini.

Baca Juga: Survei: Bahagia Bersama Pasangan Bisa Sebabkan Naiknya Berat Badan

“Untuk asupan buah dan sayur, hanya <5 persen masyarakat usia di atas 5 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur >5 porsi per hari. Padahal idealnya, kita makan 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari. Tapi >95 persen mengonsumsinya <5 porsi per hari,” katanya.

Menurut Diana, semua zat gizi harus ada dalam menu makan setiap hari, secara seimbang, baik makronutrisi maupun mikronutrisi. Ini digambarkan seperti tumpeng. Paling bawah atau dasar adalah yang paling banyak, dan paling atas paling sedikit. Di bawah ada air 8 gelas per hari. Di atasnya karbohidrat 3-8 porsi/hari. Di atasnya lagi sayur dan buah yakni di atasnya lagi ada protein nabati (2-3 porsi) dan hewani (2-3 porsi).

Paling atas adalah gula, garam, dan lemak. Kita tetap butuh, tapi sedikit saja. Kementrian Kesehatan juga membuat pedoman Isi Piringku. Jadi asupan makan kita dalam satu piring harusnya seperti ini. Bagi piring jadi 3 bagian isi 1/3 dengan makanan pokok (karbohidrat); 1/3 aneka sayur; 1/3 gabungan lauk hewani, nabati, dan buah. Jangan lupakan Pola Hidup Bersih dan Sehat, aktivitas rutin, dan air.

“Pandemi mengubah segalanya. Yang tadinya biasa berolahraga ke luar rumah, jadi tidak bisa. Tadinya makan biasa, jadi berubah pula. Pandemi memaksa kita untuk beradaptasi. Meeting saja sekarang secara daring. Anak-anak pun sekolah daring. Sejak pagi, kita sudah duduk di depan gawai. Jadi rute kita dalam sehari selama pandemi ini berkutat dari rung tamu atau kerja, meja makan atau dapur, balik ke ruang tamu, ke teras, balik lagi ke meja makan atau kulkas. Muter saja di rumah, katanya.

Masyarakat juga jadi malas memasak dan lebih suka memesan makanan. Dan biasanya, makanan yang dipesan itu tingg kalori, garam, karbo sederhana, dan rendah serat.

“Kopi-kopi kekinian atau boba, banyak sekali gulanya. Coba, berapa banyak di antara kita yang pesan makanan daring, tapi pesannya sayur kayak gado-gado atau salad? Pasti yang enak-enak. Apalagi ada promo,” tuturnya.

Berdasarkan Riskesdas 2018, angka penyakit infeksi sudah berkurang jauh. Namun penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke, justru meningkat. Selama pandemi, risiko PTM makin naik lagi.

“Kurangilah makanan-makanan yang tinggi garam, gula sederhana, dan lemak jenuh, apalagi lemak trans. Misalnya makanan bersantan, gorengan, jeroan, junk food. Makanan seperti ini memicu inflamasi pada tubuh, membuat kita rentan terhadap infeksi. Ingat, virus Covid-19 masih ada. Imunitas tubuh harus dijaga. Selain menjaga pola makan, tetaplah aktif bergerak,” tegas Diana.

Saksikan video menarik berikut ini:


5 dari 10 Orang Berat Badannya Naik Selama Pandemi, Ini Kata Ahli Gizi