Bus Rombongan SMP Masuk Jurang, Lampu Mati, Sopir Buta Medan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Bus Rombongan SMP Masuk Jurang, Lampu Mati, Sopir Buta Medan


JawaPos.com – Jumlah korban yang meninggal dalam kecelakaan bus Sri Padma Kencana di Sumedang, Jawa Barat, bertambah. Hingga pukul 18.00 kemarin (11/3), penumpang bus yang meninggal sebanyak 29 orang. Lalu, 26 orang masih dirawat di RSUD Sumedang. Sisanya, 11 orang, diperbolehkan pulang.

Hingga kemarin, polisi belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Dirgakum Korlantas Polri Brigjen Kushariyanto mengatakan, Polri telah menerjunkan tim traffic accident analysis (TAA) untuk menyelidiki kecelakaan yang terjadi pada Rabu malam itu (10/3). ’’Tim TAA akan menganalisis peristiwa sebelum kejadian, sesaat, dan sesudah kecelakaan,’’ ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Kushariyanto, kecelakaan diduga terjadi karena sopir bus tidak menguasai medan. Hal itu berdasar pada beberapa analisis. Antara lain, kecelakaan terjadi saat langit mulai gelap sekitar pukul 18.30. Di lokasi tersebut, lampu penerangan jalan umum (PJU) tidak menyala. Selain itu, kondisi jalan menanjak dan menikung. Kushariyanto menjelaskan, jalan Wado–Malambong, tepatnya di tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado (lokasi kecelakaan), merupakan jalur alternatif. Jalan itu hanya digunakan ketika arus mudik Lebaran. ’’Karena kondisi medan yang tidak begitu baik, jalan itu bukan untuk bus besar,’’ katanya di RSUD Sumedang seperti dilaporkan Radar Sumedang.

Kasus kecelakaan bus Sri Padma Kencana itu ditangani tim gabungan dari Korlantas Polri, Dirlantas Polda Jabar, dan Unit Laka Lantas Polres Sumedang. ’’Kesimpulannya belum bisa kami sampaikan sekarang, proses olah TKP belum selesai. Hasilnya mungkin besok atau lusa,’’ kata Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri di lokasi kejadian kemarin. ’’Kelihatannya sopir bus tidak terbiasa melintasi jalur ini karena dia sopir bus pariwisata. Bukan bus reguler. Saya yakin dia tidak paham juga jalur ini,’’ lanjut Kapolda.

Sebagaimana diberitakan, bus pariwisata Sri Padma dengan nomor polisi T 7591 TB mengalami kecelakaan pada Rabu malam. Bus disebut tidak kuat melewati tanjakan. Lalu, bus malah mundur, menabrak pembatas jalan, dan jatuh ke jurang sedalam sekitar 20 meter. Bus itu dikemudikan Yudi Awan, 42, warga Jalan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Penumpangnya adalah rombongan ziarah dan tur dari SMP IT Al-Muaa’wanah, Cisalak, Subang.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang Atang Sutarno mengakui bahwa fasilitas PJU di lokasi kecelakaan tidak berfungsi. Menurut Atang, pihaknya sebenarnya sudah lama mengajukan usulan PJU ke Pemprov Jabar. ’’Soalnya jalur itu adalah jalur provinsi. Kewenangannya ada di provinsi,’’ ujarnya. Di mengakui, daerah tersebut memang rawan laka lantas. Selain kondisinya gelap saat malam, kontur jalannya naik turun dengan belokan yang cukup tajam.

Kecelakaan di lokasi tersebut memang bukan kali ini saja. Menurut catatan Radar Bandung, kecelakaan serupa pernah terjadi pada Kamis, 2 Februari 2012. Waktu itu, bus Maju Jaya mengalami rem blong. Bus akhirnya tergelincir masuk jurang di tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi. Insiden itu mengakibatkan 12 orang meninggal dunia.

BUTUH ALAT BERAT: Petugas berusaha mengevakuasi bus Sri Padma Kencana yang jatuh ke jurang di Desa Sukajadi, Sumadang. Korban terakhir yang terjepit badan bus ditemukan Kamis pukul 07.40. (AGUN GUNAWAN/RADAR SUMEDANG)

Pada bagian lain, Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto menuturkan, penumpang bus Sri Padma Kencana berhasil dievakuasi sekitar pukul 08.00. Setelah itu, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). ”Olah TKP untuk hari ini selesai, dilanjutkan besok (12/3),” terangnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin. Hasil olah TKP baru bisa diketahui dua hingga tiga hari ke depan. ”Masih didalami semua,” paparnya.

Dia membenarkan bahwa tanjakan Cae bukan untuk kendaraan besar. ”Sebenarnya sudah ada rambu larangan untuk kendaraan besar, baik dari arah Sumedang maupun Malang Bong,” jelasnya. Rambu dari arah Sumedang diketahui masih ada. Namun, rambu dari arah Malang Bong ternyata rusak. ”Kami telah minta diperbaiki,” tuturnya.

Polres Sumedang juga meminta dinas perhubungan mengganti barier beton menjadi rolling barrier. Dia mengatakan, barier biasa yang terbuat dari beton atau besi tidak mampu menghentikan laju kendaraan. ”Kalau barier diterjang, rusak kendaraan, tapi tetap berjalan dan terjun ke jurang,” paparnya. Namun, jika menggunakan rolling barrier, kendaraan yang menabraknya akan berbelok. Sebab, rolling barrier memiliki roda yang mampu membelokkan arah kendaraan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah memerintah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan maut tersebut. ’’Penyebab kecelakaan masih dalam investigasi, sementara ini informasi yang didapat ada keterlambatan uji kir,” jelasnya. Budi menambahkan, ada beberapa info dari penumpang yang selamat bahwa sebelum kecelakaan, tercium bau seperti terbakar. ’’Dari awal sudah bau itu potensi cakram yang kurang bekerja maksimal. Tapi, tunggu laporan KNKT ya,” jelasnya. Kemarin Budi tiba di Sumedang untuk mengecek lokasi kecelakaan.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir kemarin membesuk beberapa korban luka-luka di IGD RSUD Sumedang. Menurut dia, pihak RSUD Sumedang sudah menangani para korban dengan baik. ’’Kami ingin memastikan pihak rumah sakit merawat dan memperhatikan para korban sampai pemulihan,’’ ucap Dony.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 


Bus Rombongan SMP Masuk Jurang, Lampu Mati, Sopir Buta Medan